Share

PART 5

Mereka membuatku berarti dan bahagia lewat berbagai cara yang berbeda

~~~

regalganteng

Alhamdulillah

acha cantik

Kok alhamdulillah sih?

regalganteng

Karna ternyata cinta gue ga bertepuk sebelah tangan

Stella langsung melepas tawanya dan meletakkan hp itu di tengah agar sahabatnya bisa membacanya. Acha mengerjapkan matanya berkali kali dan kembali melihat layar hp itu.

"Ini beneran? Ga mimpi kan gue? Aaaaaa gue sukaaa main TOD." Acha lalu berjingkrak jingkrak di tempat sambil memeluk hpnya dan senyum senyum sendiri. Sahabatnya merinding melihat tingkah laku Acha.

"Udah tu jatuh cintanya, kita lanjut TOD nya dong," kata Tasya yang sudah jengah dengan tingkah Acha. Acha mengangguk lalu memutar pena dangan senyum yang belum luntur dari bibirnya. Ujung pena itu menunjuk ke arah Queen.

"Dare," ucap Queen cepat tanpa menunggu Acha berbicara.

Acha tersenyum smirk. "Lo chat Bara terus tanya sama dia gini 'lo suka gue?' ayoo jangan ngehindar." Acha tambah melebarkan senyumnya lalu menaik naikkan alisnya.

"Lo gila, gamau ah gue, yang lain. Yang penting jangan yang ini." Queen menolak, ia memasang tampang kesalnya.

"Harus mau ga boleh engga. Tadi aja gue sama Stella gak boleh nolak loh,” kata Acha lagi.

Queen mengendus sebal, ia membuka roomchatnya dengan Bara yang hanya berisi pembahasan olimpiade. Jari-jarinya menari di atas layar hpnya, tapi setelah itu ia menghapusnya lagi lalu menatap Acha dangan puppy eyesnya.

Acha memutar bola matanya malas, tak mempan dengan puppy eyes itu. "Ga mau tau, cepat. Biar gue aja, lama bener lo," ucap Acha lalu merampas HP yang Queen pegang dan mengetiknya lalu mengirimkannya pada Bara. Queen menutup matanya, tidak ingin melihat balasan yang akan Bara jawab nantinya.

Tapi sudah lama mereka menunggu, Bara tak kunjung membalas, padahal dia sedang online. Mereka tidak akan melanjutkan permainan sampai Bara membalas pesan itu, karna apa, karna penasaran.

Sudah 30 menit mereka menunggu tapi sepertinya tidak ada harapan Bara akan menjawab pesan itu, buktinya sekarang dia sudah off.

Tasya mengendus. "Udah deh, kita tidur aja, gue ngantuk."

"Bara gaakan mau balas yang kaya gituan," saut Stella dan mereka merebahkan badannya ke kasur king sizenya Queen dan masuk ke alam mimpinya masing masing.

-SALQUEEN-

Nada dering yang keluar dari HP Queen membuat semua yang ada di kamar itu terbangun. Queen mengambil HPnya lalu mengangkat panggilan tersebut tanpa melihat siapa penelfonnya.

"Halo." Suara khas bangun tidur keluar dari mulut Queen dengan mata yang masih tertutup.

"Belum tidur?" Suara berat dari seberang sana membuat Queen langsung membuka lebar matanya dan duduk lalu melihat siapa yang menelfonnya.

Queen membulatkan matanya tidak percaya, tertera nama Bara di layar hpnya. Ia berteriak dalam hati tapi ekspresinya berusaha untuk tetap tenang untuk jaim.

Queen memukul mukul kepalanya dan berkata dengan suara yang tidak keluar, "aduuh."

Queen berdeham mengambil nafas panjang dan kembali menetralkan mukanya. "Kenapa Bar?" tanyanya.

"Maksud chat apa?" tanyanya to the point.

"Hmm dare dari kawan. Maaf Bar-" Bara langsung mematikan panggilan secara sepihak.

Queen berteriak lalu melempar hpnya ke sembarang arah. "Aaaaaa gue kaget Bara nelfon, gue kira Papa atau Mama. Gue ga lihat namanya lagi, main ngangkat ngangkat aja. Biasanya kan yang nelfon malam cuma Mama atau Papa," teriak Queen histeris di atas kasurnya. Sahabat-sahabatnya menutup telinganya karna suara itu dapat memecah gendang telinga mereka.

Tasya berdiri lalu melompat-lompat di kasur Queen. "Uhuuuy, Bara suka sama Queen."

Sementara Stella memutar bola matanya malas. “Queen yang di telfon dia yang gila." Lalu ia kembali membaringkan badannya untuk tidur.

"Masih jam set sembilan ternyata, gue ga bisa tidur lagi ni kalau udah bangun." Queen turun dari kasurnya. Kaki jenjangnya melangkah menuju lemari makanan ringannya. Ia mengambil makanan ringan berwarna biru dan satu kotak susu lalu mendudukkan diri di sofa sambil membuka hpnya.

Stella bangun dari tidurnya. "Nonton kuy, gue bawa flashdisk nih." Ia turun dari kasur Queen lalu melangkah menuju meja belajar Queen mengambil laptop dan flashdisknya.

-SALQUEEN-

Bara tengah bersandar di sofa balkonnya sambil menikmati udara malam yang menyejukkan. Ia menutup matanya dengan hp yang masih terbuka.

Notifikasi dari line mencuri perhatiannya, ia lalu membuka line dan melihat pesan yang masuk dari Queen tanpa membukanya.

Ia tidak berniat untuk membaca pesan itu dahulu. Ia lalu melanjutkan menutup matanya. Tapi kali ini ia tidak bisa tertidur, biasanya ia akan tertidur setiap malam di balkon kamarnya, dan akan pindah saat jam 9 ke kasurnya. Tapi kali ini, pikirannya tertuju pada chat yang Queen kirimkan.

Bara lalu kembali membuka linenya dan grupnya yang ribut membuatnya tak sengaja menekan grup itu.

BLACK SUPER HERO REGAL

regalganteng

Weh

Weh

Weee

Woi

Astagaaa

Kok ga di read sii

langit biru

Apa sih gal

Ribut lo

regalgenteng

Achaa

Tadii

Bilang

Suka

Sama

Gueee

Astagaaa

Gue

Gak

Percaya

langit biru

Terus?

regalganteng

Yaa

Gue

Gak

Percaya

Aja

Akhirnya

Cinta

Gue

Gak

Bertepuk

Sebelah

Tangan

albarasamudra

rbt

regalganteng

Bang bara iri yaa sama dek regal

Bara tak menjawab chat Regal itu. Ia lebih memilih berfikir. Jika Acha bilang suka sama Regal, dan Queen juga bertanya itu padanya? Artinya ada yang tidak beres di sini.

Bara meletakkan hpnya di meja sebelahnya lalu kembali menutup matanya. Sudah 30 menit dia berusaha menutup matanya tapi tetap saja ia tidak bisa tidur. Pikirannya masih tertuju pada Queen.

Ia mengendus sebal, tangannya bergerak meraih hp itu dan membukanya, tanpa banyak berpikir lagi, ia langsung membuka chat itu dan menelfon Queen.

-SALQUEEN-

Hari ini hari senin, hari yang paling di dihindari oleh siswa, hari pertama sekolah setelah enak rebahan di kasur dan upacara bendera.

Seorang sewek berhidung mancung telah duduk rapi di tempat duduknya. matanya menatap layar HP yang ia pegang. Siswa dan siswi belum banyak yang datang karena jam masih menunjukkan angka 6 lewat 30, itu sebabnya ia dapat bermain HP.

kegaduhan di luar kelas membuat cewek itu penasaran ingin mengetahui apa yang di ributkan. Kaki jenjangnya melangkah menuju kerumunan, dapat ia lihat pasukan anak basket sedang berbaris memasuki bus. Di sana terdapat Bara dan kawan kawannya yang mengikuti lomba basket lainnya.

"Ternyata cuma ini," ucapnya lalu berjalan menuju kelasnya karena rasa penasarannya sudah terjawab. Hanya kata-kata semangat untuk tim basket yang akan bertanding.

Sekitar 10 menit sudah ia kembali duduk di bangkunya, Stella, Tasya, dan Acha datang mengahampirinya.

"Regal pergi lomba, ke SMP Cakrawala. Udah gue semangatin tadi. Aaaa gue senang bangeeet," kata Acha histeris, ia melempar tasnya di atas mejanya lalu berputar putar seperti anak kecil.

Queen memutar bola matanya jengah "Pantesan lo datangnya cepat, biasanya dua menit sebelum bel."

Acha berhenti berputar putar, ia lalu menatap Queen dan tersenyum. "Oh iya doong Queen, calon pacar harus di semangatin, kalau engga nanti dia gak semangat pacaran sama gue."

"Pingin banget lo pacaran sama cowok kayak Regal. Kalau gue jadi lo ni yaa, gue ga akan mau meskipun besok kiamat dan cuma dia satu satunya cowok di dunia ini. Ihh ogah gue pacaran sama dia." Tasya menyaut, ia lalu duduk di bangkunya sambil mengeluarkan topi dan juga dasinya.

"Eeeh, enak banget lo bilang gitu. Iri bilang sahabat, makanya jangan jomblo, biar lo bisa ngerasain jadi gue," ucap Acha tidak terima.

"Eh lo jomblo juga yaa dugong," ujar Stella, ia lalu memasang topi juga dasinya.

"Udah ah, kita semua jomblo. Yok ke lapangan, udah mau bel." Queen melerai, tidak akan ada habisnya jika mereka bergaduh, lebih baik ia menghentikan perdebatan ini.

"Gue ga jomblo cop," ucap Acha

"Gue juga," saut Stella

"Hah? Gue ga salah denger kan? Gak jomblo bagimane ni ceritanya, kalian tu belum pacaran yaa. Acha belum pacaran sama Regal, dan lo juga masih digantungin sama Taga Stell, sadar diri deh kalian. Mimpi kalian ketinggian coy," ucap Tasya mengerutkan dahinya dan melebarkan mulutnya lalu tertawa meledek.

"Dalam mimpi guee," ucap acha, ia memeluk badannya sendiri sambil menutup matanya.

"Besok gue jadian sama Raga, awas aja kalian." Stella menatap sinis.

"UDAH STOOOOOP, yok lapangan, capek gue dengerin bacotan kalian yang unfaedah." Queen berteriak, lalu mereka terdiam dan memgikuti Queen dari belakang yang akan berjalan ke lapangan.

-SALQUEEN-

Bel istirahat telah berbunyi, waktu ini yang paling di tunggu tunggu semua siswa dan surga dunia di sekolah adalah kantin.

Queen dan teman temannya sedang duduk di tempat yang biasanya mereka tempati di kantin. Di depan mereka sudah ada bakso yang Acha pesankan dan jus jeruk yang Tasya pesankan.

Brak

Seseorang sengaja menggebrak meja mereka membuat mereka bahkan seluruh penduduk kantin menghentikan suapannya dan menoleh ke sumber masalah. Dapat mereka lihat cewek berpakaian ketat dan pendek yang sepertinya sudah kesusahan bernafas bersama dengan entek-entek yang berada di belakangnya. Dia adalah Siska, Lila dan Tia. Anak kelas IX 4.

"Lo jangan coba-coba rebut Bara dari gue! Kalau sempat itu tejadi. Awas aja lo!" peringat Siska mengangkat telunjuknya di depan Queen.

Queen dan teman temannya berdiri. Queen tersenyum. Stella lalu menepis kasar tangan Siska yang masih berada di depan Queen.

"Mau apa lo?" tanya Stella enteng.

"Gue mau Bara." jawab Siska cepat.

Stella tertawa meremehkan. "Emang lo siapanya Bara?" tanya lagi dengan nada menantang.

"Gue pacarnya."

"Emang dia mau sama lo?" Stella melangkah lebih dekat dengan Siska.

"Silahkan. Kalau lo mau sama dia lo ambil aja dia, pertanyaan gue cuma satu. Lo mampu gak Sis. Yaa tapi kalau dia mau sih sama lo," lanjut Stella lalu tertawa meremehkan. Siska kesal, ia mengepalkan tangannya dan mengangkat tangannya ingin melayangkan tamparan pada Stella tetapi Stella berhasil menahan tangannya.

"Lo jangan buat masalah Sis, kalau lo suka Bara, yaudah perjuangin aja. Percuma lo gini. Queen gak akan mempan dengan ancaman," ucap Stella lalu menghempaskan tangan Siska. Siska tampak kesal, ia lalu pergi bersama kedua entek-enteknya.

"Lo lihat aja apa yang bakal gue lakuin. Lo cuma aman kalau mereka semua ada sama lo Queen. Tapi lo akan lemah kalau mereka gak ada di samping lo," ucapnya sebelum pergi.

"Gila tu anak, udah ah yok lanjut makan aja." ucap Stella lalu mereka melanjutkan makan mereka yang sempat tertunda karena ulah Siska.

***

"Anak anak hari ini materinya voli yaa, dan kita gabung sama anak IX 7 karna Pak Maman sedang tidak masuk hari ini. Bapak akan bagi kelompok kalian, 6 orang perkelompok, dan nanti bapak akan ambil nilai kalian sekalian," ucap Pak Sudirman, guru PJOK yang mengajar kelas IX 2. Jika kelas Queen gabung dengan kelas IX 7, itu artinya ia gabung dengan kelas Bara dan kawan-kawannya.

"Mengerti kalian?" teriak Pak Sudirman.

"Mengerti pak," jawab anak-anak itu secara bersamaan.

Setelah Pak Sudirman selesai membagi kelompok, Queen, Stella dan Adrian si ketua kelas, Iyan, Farel dan Zita satu kelompok berlawan dengan Acha, Langit, Tasya, Reyhan, Gina, dan Rayyan mereka akan bertanding kedua, itu artinya setelah kelompok Bara VS kelompok Regal.

Kelompok Bara dan Regal telah selesai mengambil nilai dan sekarang giliran nomor urut ke 2 yaitu kelompok Queen VS kelompok Tasya.

Awalnya mereka bermain dengan sangat lihai, tapi saat Rayyan passing atas bolanya mengarah kepada Queen, tapi Queen tidak menghindar karena kepalanya agak pusing, akhirnya bola itu mengenai kepalanya.

Duk

"QUEEN!!" Stella berteriak histeris. Ia berlari dan menghampiri Queen yang langsung pingsan di tempatnya. Tasya dan Acha juga langsung mengahampiri Queen. Semua langsung mengerubungi Queen tapi tidak ada satupun yang ingin membantunya.

"Baaraa tolong Baar, pleasee." Stella memohon , dapat di lihat dari mukanya ia khawatir pada Queen. Bara langsung membelah kerumunan dan mengahampiri Queen lalu menggendongnya ala bridal style menuju UKS. Stella, Acha dan Tasya mengikuti Bara dari belakang.

"Tunggu dulu, jangan masuk dulu, kita lihat apa yang akan Bara lakukan untuk Queen. dia peduli gak sama Queen? Kita ngintip lewat jendela aja," ujar Tasya, ia menghalangi pintu masuk dan mereka semua setuju.

Setelah meletakkan Queen di atas brankar, kakinya berjalan mengambil minyak kayu putih dan mengoleskannya di sekitar hidung Queen. Stella, Acha dan Tasya terus mengintip lewat jendela melihat apa yang akan bara lakukan.

Setelah selesai mengoleskan minyak kayu putih, ia lalu meletakkannya kembali dan duduk di kursi yang ada di sebelah brankar. Dapat Bara lihat dengan jelas muka cantik Queen pucat dan dahinya yang memar akibat benturan dengan bola voli tadi. Bara kembali mengambil minyak kayu putih dan mengoleskannya di dahi Queen.

Tangan Queen bergerak menyentuh keningnya, matanya ia buka.

"Sakit," lirihnya lalu menoleh ke samping mendapati Bara yang sedang menatapnya.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status