Jodohku Hasil Konferensi

Jodohku Hasil Konferensi

Oleh:  Lestari  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
1 Peringkat
15Bab
324Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Cecilia Sacharissa adalah seorang wanita karir di salah satu perusahaan besar di ibu kota. Baginya, karir adalah salah satu bagian terpenting dari hidupnya. Usianya terbilang muda, di usia 24 tahun ia sudah menempati kedudukan sebagai Human resource development di perusahaan tempatnya bekerja. Hingga suatu hari, Cecil panggilan akrabnya setiap hari, harus menerima perjodohan buta dari sang papa. Cecil yang sama sekali tidak pernah punya kekasih, dari jaman ia duduk di bangku sekolah hingga sekarang menjadi wanita karir. Nahas, Alister Bachtiar, laki-laki yang menjadi kandidat jodoh Cecil, adalah type laki-laki dingin, kaku dan ternyata sama dengan gadis itu, tidak pernah berpengalaman dalam menjalin sebuah hubungan asmara. Bagaimana kisah dua anak manusia yang sama-sama tidak berpengalaman dalam percintaan itu menjalin hubungan? Apakah Cecil yang mempunyai karir cemerlang dalam dunia karirnya, bisa bertekuk lutut pada Alister yang kaku?

Lihat lebih banyak
Jodohku Hasil Konferensi Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Lestari
Hallo, selamat datang di naskah pertamaku ya. semoga betah dan kalian suka, mohon maaf atas kekurangan atau typo yang masih melekat, sebisa mungkin akan saya perbaiki. dukung Author ya besti. sayang kalian semua para pembacaku ......
2023-06-25 00:32:22
0
15 Bab
Ch.1 Cecilia Sacharissa
[Cecilia! Papa berikan waktu kamu sebulan. Kamu itu, sudah sepantasnya mempunyai pasangan, apa kata kolega Papa nantinya, anak gadis dari keluarga Sasongko seperti tidak laku saja. Jika dalam waktu 30 hari tidak ada lelaki yang menghadap ke Papa, Papa pastikan, jodoh kamu akan Papa tentukan melalui konferensi keluarga besar kita.] Kalimat yang disampaikan sang Papa melalui sambungan telepon beberapa minggu lalu selalu membuat kepala gadis itu kliyengan."Maaf, anda tidak masuk dalam kualifikasi perusahaan kami. Silahkan, bisa meninggalkan ruangan saya." Dengan suara khas berwibawa dan menusuk, wanita yang memiliki nama lengkap Cecilia Sacharissa men-skakmat lawan bicara di depannya.Dengan menundukkan wajah dalam-dalam, gadis yang baru saja melakukan interview kerja di perusahaan yang bergerak di bidang Manufaktur Itu, berjalan ke luar ruangan dengan penuh rasa kekecewaan."Bagaimana?" Tanya seorang gadis yang duduk di bangku kursi ruang tunggu, dengan model bandara stainless besi.Ga
Baca selengkapnya
Ch.2 Alister Bachtiar
"Tuan, biar saya yang menyetir. Bisa kena omel Tuan besar kalau sampai tau, Tuan muda menyetir sendiri di sini." Ajudan pribadi seorang pemuda berusia 25 tahun itu sangat takut jika majikannya mengetahui, bahwa, anak semata wayangnya menyetir sendiri di negaranya. Mengingat pemuda itu baru saja datang dari luar negeri, dan belum mempunyai surat izin mengemudi. Ditambah lagi, status kewarganegaraannya masih warga negara asing."Kamu tenang saja, saya biasa menyetir di sana. Lagi pula, saya tidak mau terlambat karena menyetir kamu seperti snail." Gerutu sang Tuan muda masih asyik menyetir dengan kecepatan di atas rata-rata."Ngomong opo to Tuan, saya nggak paham. Boleh Tuan Muda menyetir, tapi pelan-pelan. Nanti, kalau ada polisi, kita kena tilang." Jelas Sopir pribadi keluarganya."Tilang? Maksudnya, denda? Kenapa saya kena denda?""Ya Allah Tuan, saya tambah bingung iki. Piye ya? Kita ke pinggir dulu saja Tuan. Nanti, saya jelaskan.""No!! Shut up! Saya nggak mau terlambat ke acara ma
Baca selengkapnya
Ch.3 Perkenalan
"Kamu, baik-baik saja?"Cecil baru berkedip ketika pria di depannya itu mengibaskan tangannya. "Gue, iya. Gue baik-baik saja. Thanks banget ya."Alister membantunya berdiri, ia rangkul pinggul wanita ramping itu tanpa canggung sedikitipun. "Kamu, bisa jalan nggak?""Em, bi- sa, mungkin." Cecil mencoba melangkahkan kakinya. "Aw....""Tante, Hiks! Hiks."Alister menoleh pada bocah yang masih tersedu-sedu karena takut. Ia mengamati sejenak, "Niel, help berikan anak ini minuman apa saja.""Okey." Daniel berlari masuk ke dalam restoran.Beberapa orang akhirnya membubarkan dirinya masing-masing. Cecil meringis menahan perih di lututnya. Ia rasanya sudah tidak tahan lagi jika harus berjalan masuk ke dalam restoran. "Ah gue duduk di situ saja, gue- Eh!"Lelaki yang memiliki hobi nge-gym itu seperti bisa membaca pikiran Cecil. Ia langsung membopong tubuh langsing Cecil untuk masuk ke dalam. Sang bocah sudah sedikit tenang, Daniel juga mengajaknya untuk masuk ke restoran."Turunkan gue, gue bis
Baca selengkapnya
Ch.4 Masalah Hati
Cecil terpincang-pincang masuk ke dalam kantor, beberapa rekan sejawatnya sesekali bertanya mengenai hal yang tengah menimpa gadis itu."Cil, lo kenapa?" Sherly yang melihat teman dekatnya meringis kesakitan-pun menghampiri dengan segera."Insiden kecil, lo punya obat merah nggak sih. Lumayan perih nih." Jawab Cecil meringis."Bentar, gue ambilin di belakang." Gadis yang menempati posisi administrasi itu berlari meninggalkan ruangan."Cecil, kamu kenapa?""Hah! em ... Itu, anu-" Cecil seketika menjadi linglung ketika seorang lelaki menghampirinya."Bar, ikut gue bentar yuk, makan siang." Seorang wanita berusia 27 tahun muncul tanpa terduga di belakang Barra, Viola namanya. Wanita yang sering kali bermasalah dengan rekan-rekan kantor lainnya, ia acap kali membuat kegaduhan pada orang yang tidak ia sukai, termasuk Cecilia.Cecilia membulatkan matanya, ia malas jika harus berurusan dengan wanita berambut pirang tersebut. Bukan pirang karena blasteran, melainkan ia sering kali mengganti w
Baca selengkapnya
Ch.5 Hanya Teman
"Hari ini bener-bener hari paling menyebalkan buat gue, apa kaki gue terkilir ya, kenapa sakit banget, sakitnya nggak hilang-hilang lagi." Cecil meringis memijit perlahan kakinya sendiri, setelah ia selesai mandi. "Bisa-bisa salah mijit jadi berabe ini kaki, duh gimana ini, mana gue nggak ada kenalan tukang pijit lagi."Ponsel Cecil berdering di sebelah ia terduduk. [Halo, ada apa Sher?][Lo ikut gue deh mendingan Cil. Kaki lo masih sakit kan? Siapa tau kaki lo terkilir, harus diurut itu.][Lah, lo kek cenayang. Emang ini gue lagi mikirin itu, tapi gue nggak pernah pijit, nggak ada kenalan tukang urut. Lo ada?][Gue gitu loh, kebetulan sepupu gue lagi ngundang tukang pijit langganannya ke tempat tinggalnya. Dia itu kebiasaan, setiap seminggu sekali pasti pijit, kek hal wajib yang emang kudu dia lakuin, katanya kalau nggak, badannya sakit semua. Lo ke sana aja deh mendingan.][Hah! Lo gila. Gue kan nggak kenal sepupu lo, maen ke sana aja gimana maksud lo.][Iya sama gue, bentar lagi gu
Baca selengkapnya
Ch.6 Balikin Jaket Saya
"Tuan Muda, ini ada beberapa berkas yang harus Anda cek dan tanda tangani segera.""Wait, letakkan di meja dulu. Saya harus terima panggilan dari Daddy." Alister berdiri di dekat jendela kaca ruangannya yang berada di lantai 20."Baik, Tuan. Kalau begitu, saya permisi.""Hmm."[Ya Dad, Alister harus mempelajarinya terlebih dahulu. Alister belum bisa mengambil keputusan, mau melanjutkan kerja sama atau mengakhiri. Next time Alister akan hubungi Daddy lagi. Kapan Daddy balik ke London?][Secepatnya, Mommy-mu sudah berkali-kali telepon. Tapi urusan di sini belum selesai. Kamu juga masih harus mempelajari banyak hal. Tidak lucu jika seorang CEO mati kutu ketika ada pertemuan dengan para investor kita.][Ya, ya terserah Daddy sajalah.][Segera pelajari dokumen yang baru saja Daddy kirimkan ke kamu.][Yes.]Panggilan berakhir, Alister menatap jauh ke bawah, ia hanya melihat kendaraan yang berlalu lalang seperti miniatur mainan di kamarnya. Ia kembali menghampiri meja kerja, dengan segera ia
Baca selengkapnya
Ch.7 Insiden kecil
"Bagaimana Nona? Apa sudah enakan?" Tanya perempuan memakai hijab berwarna hitam yang sedang memegang kaki Cecil. Ditaksir, wanita tersebut usianya menginjak di angka 45 tahunan."Iya, sudah. Udah lumayan enakan ini kaki saya, Bi." Cecil mencoba menggerakkan kaki kirinya berulang kali, dia merasa bahwa sakitnya sudah berkurang banyak, tidak seperti tadi, sebelum tersentuh oleh tangan wanita paruh baya tersebut."Alhamdulillah, syukurlah." Jawab wanita yang dipanggil Bibi oleh para pelanggannya."Hm ... Iya, puji syukur." Cecil ikut merasa senang."Ini diminum dulu Sher, temen lo juga tuh. Gue mau mandi bentar ya. Badan gue udah enakan rasanya. Tunggu bentar, lo jangan pulang dulu." Sepupu Sherly yang bernama Leona itu membawa nampan yang berisikan tiga kaleng minuman siap saji dan sepiring kue lapis legit. Ia lalu meletakkan nampan tersebut pada sebuah meja di ruang tamu."Oke, thanks ya." Leona berlalu, Sherly langsung mengambil satu kaleng minuman yang disajikan lantas meneguknya. "H
Baca selengkapnya
Ch.8 Dia seperti Pangeran
"Buruan kita pulang sekarang!" Cecil menarik paksa tangan Sherly dari duduknya di sofa."E e eh! Ada apa sih Cil. Ntar deh gue pakai sepatu dulu ini." Sherly menatap heran pada Cecil, gadis itu seakan tak jenak. "Lo kenapa sih? Kesambet dari toilet? Apa liat penampakan dari sana?!""Lebih dari penampakan, buruan kita pulang sekarang.""Ya iya. Eh gue cabut dulu ya Na, tau nih Cecil. Kapan hari gue mampir ke sini lagi." Sherly melambai pada Leona."Okey."Setelah diurut, kaki Cecil sudah lebih dari enakan, gadis itu pun sudah bisa berjalan dengan cepat. Ia menyusuri lorong-lorong apartemen dengan tergesa-gesa sembari menarik paksa tangan Sherly."Tolong ya jelasin, ini ada apa kenapa lo tiba-tiba kek begini." Sesampainya di dalam lift, barulah Cecil melepaskan tangan temannya tersebut."Gue, gue tadi ke toilet numpang di tempatnya orang." Jawab Cecil begitu pelan, karena di dalam lift ada dua orang asing yang tidak ia kenal. Ia malu, jika obrolannya didengarkan orang lain."Hah! Kok bi
Baca selengkapnya
Ch.9 Perjodohan
"Tuan Muda.""Hm ...." Alister masih setia menatap layar ponselnya ketika Asisten pribadinya memanggil."Tuan kenal dengan neng geulis tadi? Siapa namanya, saya lupa Tuan.""Neng geulis? Who?" Kening Alister berkerut, mencoba memahami pertanyaan ajudannya.Sambil menahan tawa karena masih mengingat kejadian yang ia lihat tadi, ia berusaha mengingatkan Tuan mudanya. "Yang tadi Tuan ajak anu itu.""Anu? What?! Maksud kamu? Wait, Daddy telfon, jangan bicara macam-macam." Alister menempelkan jari telunjuk tepat di depan bibirnya.[Hallo Dad, saya masih di jalan. Mungkin sekitar sepuluh menit lagi sampai.][Oke, kebetulan Daddy bertemu teman lama. Tolong belikan buah tangan apa saja yang pantas.] Jawab panggilan dari seberang.[Baiklah, Alister akan mencarikan sesuatu dulu.][Good.] Panggilan berakhir."Kita mampir ke Kuningan City sebentar." Perintah Alister setelah panggilan diakhiri."Baik Tuan."Mobil melaju membelah malam yang semakin dingin, entah mengapa malam itu udara sedikit ding
Baca selengkapnya
Ch.10 Saya Terima
"Cecilia."Gadis itu menghentikan langkah, mendengar namanya disebut. "Mau Papa sekarang apa? Sudah di tempat Cecil bukan sekarang?""Ini, makanlah dulu, kamu pasti belum makan." Orang yang dipanggil Papa oleh gadis tersebut memberikan sebuah bingkisan di dalam kantong plastik berwarna hitam.Cecil menerima bungkusan itu perlahan, "Hm, Cecil ke belakang dulu. Papa mau minum apa? Biar Cecil buatkan." Memendam kejengkelannya sendiri karena bentakan yang terlontar tadi, Cecil berusaha menutupnya rapat-rapat dari sang Papa."Nggak perlu, tadi Papa selesai makan malam dengan teman lama Papa.""Ya sudah, Cecil tinggal mandi dulu. Oh iya Pa, tadi Mama telepon Cecil, sepertinya Papa lagi tidak ingin mengangkat panggilan Mama, ia nampak begitu khawatir. Jangan lupa, kabari Mama, Pa."Baru beberapa menit lalu gadis itu keluar dari kamar mandi, kini, ia harus kembali masuk ke tempat tersebut.Sang Papa keluar dari dalam rumah, beliau mengambil ponsel dari dalam saku celananya. [Ada apa?] Sapaan
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status