Share

9. TANGAN

“Kamu penganut ilmu hitam bukan?”

Kata-kata itu terus terngiang dalam benak Luna. Dia pun masih dalam posisi terkejut. Meskipun sebelumnya dia merasa tidak terima dengan perlakuan Chriestie selama ini, namun dia menolak untuk berdebat. Dia merasa percuma karena dia tahu Chriestie pasti tidak akan mempercayai apapun yang dikatakannya.

“Akan kulaporkan kepada yang lain!” ucapnya. Tidak lama kemudian dia pergi dari tempat tersebut.

Luna tidak mengubis perkataannya. Dia melanjutkan penyelidikannya. Baru kali ini dia melihat ayam hitam yang tercabik dengan darah masih mengucur. Luna menyimpulkan bahwa benda-benda tersebut belum lama diletakan.

Serrrr...

Punggung Luna merinding. Dia merasakan ada sosok yang menatapnya dari jauh. Tidak lama kemudian dia mencium sebuah bau yang tidak asing. Bau bunga yang sangat wangi sekali dicampur dengan pandan. Hawa dingin menusuk ke kulit Luna. Dia diam tidak bergerak.

Pergi!”

Luna terkejut. Sebuah suara terdengar dari punggungnya. Luna sadar hari sudah menjelang magrib. Mahkluk tersebut akan silih berdatangan satu persatu. Apalagi dengan adanya kemenyan ini, membuat mereka berkumpul.

Ada manusia!

‘Kumohon aku harap ada seseorang yang datang!’ batinnya.

Kedatangan mahkluk-mahkluk tersebut membuat membuat Luna penasaran. Pasalnya Luna baru menyadari di samping Rumah Nanny terpampang kebun yang cukup luas. Rumah Nanny terletak di pojok dengan sisi samping yang hanya tertutup pepohonan kecil sebagai pagar pembatasnya.

Luna ingin melangkah. Namun kedua kakinya menolak untuk diajak bekerja sama. ‘Ayolah!’ pintanya kepada badannya sendiri.

Sampai akhirnya Luna merasakan pundak bagian kirinya dipegang oleh sesuatu. Dari ujung matanya Luna bisa melihat kuku-kuku tajam berwarna hitam di sana. Tangan pemilik kuku tersebut juga aneh. Seluruh jari jemarinya keriput menyeramkan.

Luna hanya bisa diam. Dia ingin menyingkirkan tangan buruk rupa tersebut. Namun bagaimana caranya. ‘Kumohon seseorang datang! Siapapun itu!’ batin Luna.

“Hihihihihihihi.”

Suara tertawa melengking terdengar. Membuat badan Luna bergetar hebat. Dia berusaha untuk tetap berdiri kokoh dengan tidak mengindahkannya. Luna yakin jika dia menengok ke belakang maka dia akan berpapasan dengan mahkluk tersebut. Akhirnya dia mencoba untuk menutup mata.

Ketika Luna menutup mata. Bukan kedamaian yang dia dapatkan. Melainkan gambaran jelas mahkluk-mahkluk itu terpampang di pikirannya. Luna melihat nenek bungkuk keriput yang buruk rupa di pikirannya. Pikiran tersebut membuat Luna tidak tenang. Alhasil dia memilih membuka matanya.

Ketika Luna membuka matanya, mahkluk tersebut sudah berada di depan wajah Luna. Wajah seorang nenek-nenek keriput buruk rupa. Sebelah matanya lebih besar dibandingkan dengan yang lain. Wajahnya bungkuk. Dia menyeringai seram kearah Luna.

Huhhh... huhhh.... huh....

Suara nafas Luna terdengar menderu. Dia mencoba mengontrol emosinya. Luna berjuang selama ini untuk mengabaikan mahkluk-mahkluk tersebut. Karena itu salah satu cara agar tidak disadari bahwa dia adalah indigo.

Namun tidak sampai sana kejutannya. Pundak Luna terasa panas. Dia kemudian menengok ke samping. Rupanya lengan tersebut masih terpampang di sana. Akhirnya Luna menelusuri tangan tersebut dengan cara menengok ke belakang. Ternyata Tangan tersebut sangatlah panjang sampai menembus kegelapan kebun.

Badan Luna bergetar hebat. Segala emosi yang sempat dia tahan tercurahkan. Akhirnya Luna pingsan.

***

Luna terbangun di kamarnya. Dia melihat sekeliling, tidak ada orang di sana. Akhirnya dia bangkit, namun dia merasakan pundaknya masih panas. Akhirnya dia berjalan ke cermin kemudian membuka pakaian bagian atasnya yang menyisakan pakaian dalamnya saja.

“HAH!”

Betapa terkejutnya Luna. Tepat di pundak ditemukan jejak telapak tangan yang membekas berwarna merah. Seakan tubuh Luna dengan sengaja dicap. Luna mundur beberapa langkah. Dia tidak percaya dengan apa yang dia lihat. Baru kali ini dia menemui pengalaman yang semenyeramkan ini. Selama ini Luna hanya bisa melihat namun ketika sampai di kota ini Luna menemui lebih banyak pengalaman mistis yang lebih parah dibandingkan dengan sebelumnya.

Tok... tok... tok....

Seseorang mengetuk pintu kamar Luna. “Siapa?” tanya gadis itu.

“Sarah!”

Ada perasaan lega dari Luna ketika Sarah datang. “Masuklah!”

Sarah membuka pintu. Dia kemudian terdiam seperti melihat sesuatu. “Pundakmu?”

Luna mengangguk. “Akan aku ceritakan nanti. Yang jelas akupun baru mengalami pengalaman seperti ini.

Tiba-tiba Danny masuk ke dalam. “Wow!”

Luna terkejut. Dia mundur sambil menutupi tubuh bagian depannya dengan kaus yang dia gunakan tadi. Mukanya mendadak bingung sekaligus tidak nyaman.

Sarah yang melihatnya langsung memukul Danny. Membuat lelaki itu terpekik. “Dasar mesum! Keluar sana!”

Danny melangkah mundur menjauh dari kamar Luna. “Aku cuman mau ngasih tau kita semua dipanggil Nanny.”

Luna mengigit bibir bawahnya. Dia memikirkan Chriestie yang melaporkan hal tidak-tidak tentangnya. Dia juga memikirkan kemungkinan dirinya akan diusir oleh Nanny. Entah mengapa hal ini membuatnya sedih. Pasalnya Luna baru merasa memiliki teman kembali setelah sekian lama.

Setelah memakai baju. Luna dan Sarah berjalan ke bawah. Di ruang tengah semua penghuni kosan sudah menunggu. Chriestie terlihat puas dengan senyum kemenangan tersungging di bibirnya. Membuat nyali Luna sedikit ciut. Galang dan Danny berdiri di sana. Sementara Nanny tetap dengan senyumnya duduk manis di sofa tua empuk miliknya. Hanya Bayu yang tidak terlihat.

“Luna duduklah! Ada sesuatu yang harus aku katakan kepada kalian semua,” ucap Nanny dengan nada yang lembut.

Luna mengangguk. Dia dan Sarah duduk bersebelahan. Dia bisa merasakan suasana ruang tengah sangatlah tegang saat itu. Tidak berapa lama kemudian Nanny membuka suara, “Aku akan membicarakan perihal laporan Chriestie hari ini.”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status