Share

44. Jayamanik Dihadang Tiga Orang Penjahat

Ki Ageng Penggir terus memandang wajah Ramandika, entah kenapa? Tiba-tiba saja, air matanya menetes. Seakan-akan ada rasa sedih mulai menyelimuti jiwa dan perasaannya.

Melihat sikap gurunya seperti itu, Ramandika tampak bingung, lantas ia pun bertanya, "Guru kenapa?"

"Aku tidak apa-apa, Ramandika. Aku hanya terharu saja," jawab Ki Ageng Penggir.

Pria berjanggut putih itu menarik napas dalam-dalam. Seperti ada sesuatu yang menyelimuti jiwa dan pikirannya kala itu, semua terlihat jelas dari raut wajahnya.

"Kau sudah memiliki kekuatan untuk mengabdikan diri kepada jalan kebenaran, rakyat Gurusetra sangat membutuhkan pendekar sepertimu. Untuk itu, aku minta agar kau segera kembali ke Gurusetra," kata Ki Ageng Penggir dengan suara berat.

"Baik, Guru. Aku berjanji akan menjadi seorang pendekar yang selalu melindungi kaum lemah, dan aku juga berjanji akan membayar lunas penderitaan kedua orang tuaku dan juga orang-orang yang dianiaya karena membelaku!" tegas Ramandika.

"Berangkatlah sendiri
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status