Share

48. Serangan Mendadak dari Orang Tidak Dikenal

Orang tua itu memandang wajah Ramandika sejenak, kemudian berpaling ke arah pedang pusaka itu.

Berkatalah ia dengan lirihnya, "Selain itu, kau harus bisa menjaga pedang pusaka yang kini sudah menjadi milikmu seutuhnya!" Ki Ageng Penggir meluruskan dua bola matanya ke wajah Ramandika, "Pedang pusaka itu pernah menjadi rebutan para pendekar tangguh di masa lalu. Untuk itu, kau harus bisa menjaganya! Aku yakin, sebagian besar dari para pendekar itu masih penasaran dan masih menginginkan pedang pusaka itu."

Ramandika mengangguk pelan sambil tersenyum, kemudian meraih pedang tersebut. Ia mengamati bentuk dan ukiran di bagian selongsong dan kepala pedang pusaka itu.

"Demi mendapatkan pedang ini, aku harus mengorbankan banyak hal. Mulai dari jabatan dan kepercayaan raja," kata Ki Ageng Penggir, "Raja membenciku ketika tahu aku sudah menguasai pedang pusaka ini, karena pedang pusaka tersebut diklaim sebagai warisan kerajaan yang harus selamanya ada di istana. Padahal, itu semua tidak benar,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status