Home / Thriller / SANG PEWARIS PERKASA / Chapter 60 - Wanted

Share

Chapter 60 - Wanted

Author: Dewa Amour
last update Last Updated: 2025-01-26 12:15:02

Farmasi San Alexandria Baru pukul enam sore.

"Tuan Marquez sudah melewati masa kritisnya. Kami akan segera memindahkannya ke ruang rawat inap VIP."

Marisa mengangguk lega setelah mendengar ucapan para dokter. Mereka segera pergi setelah ia mengibaskan tangan.

"Apa kalian sudah temukan wanita itu?"

Dua orang bodyguard saling pandang mendengar pertanyaan Marisa. Kediaman mereka membuat wanita itu muak. Dia segera memutar tubuhnya dan melempar tatapan yang tajam.

"Apa kalian tuli?!"

"Maafkan kami, Nyonya! Kami memang belum temukan Nona Miranda, tapi kami masih mencarinya," jawab seorang bodyguard dengan gugup.

Marisa mendengus kesal. Dia segera maju dan langsung menyambar kerah jas pria di depannya. Matanya menatap dengan tajam.

"Wanita itu nyaris saja membuat putraku tewas! Aku ingin kalian segera temukan Miranda lalu seret dia ke depanku!" teriaknya ke wajah pria itu.

Sang bodyguard dibuat gemetar ketakutan. "Baik, Nyonya."

"Enyahlah!"

Dengan kasar Marisa melempar pria itu. Satu rekann
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • SANG PEWARIS PERKASA   Chapter 83 - Tukang Kebun

    Mobil-mobil ambulans meninggalkan Farmasi Mecco. Disusul oleh mobil yang Miranda dan Nacos tumpangi. Setelah proses penyelidikan selesai, mereka putuskan untuk membawa jenazah Eli pulang.David sudah mendengar semunya. Marquez telah mengirim preman untuk menghabisi Eli. Ini pasti ada hubungannya dengan Aaron de Fortman. Dia harus cari tahu.Malam itu juga Luca membakar markas kepunyaan Marquez. Kemudian dia membawa Jeremy dan Neymar ke markas ISA. Ada banyak hal yang mereka harus rencanakan. Ini mengenai Aaron. Neymar setuju untuk bergabung dengan misi mereka."Miranda sangat sedih atas kematian Eli, jangan banyak bicara padanya dulu."Semua orang mengangguk menanggapi ucapan Nacos. Ia baru tiba di markas setelah membawa jenazah Eli ke villa. Esok pagi rencananya Eli akan segera dimakamkan.Jeremy manggut-manggut. "Aku mengerti perasaan Dokter Miranda. Dia sangat menyayangi anak itu."Luca mengangguk."Sebaiknya rencana kita urungkan dulu. Setelah pemakaman Eli selesai, baru kita susu

  • SANG PEWARIS PERKASA   Chapter 82 - Ancaman Musuh

    Hari sudah malam saat mobil-mobil hitam menepi di sekeliling sebuah bangunan di tepi bukit. Menurut informasi, bangunan itu merupakan markas tempat di mana Marquez menyekap Jeremy.Luca sudah turun dari helikopter. Dia memimpin tim untuk mengatur strategi penyerangan. Sementara Miranda dan Nacos masih menunggu sambil memantau dari ketinggian seratus kaki.Mereka mulai menyebar dan mengepung markas. Satu dua orang yang kelihatan di sekitar segera di tembak. Suara tembakan memicu keributan. Para anak buah Marquez segera keluar sambil membawa senjata. Baku tembak pun terjadi dengan sengit."Bos, mereka sudah tiba di markas!"Marquez yang sedang minum-minum di ruangannya cuma menyeringai tipis mendengar laporan dari seorang bodyguard. Miranda, jadi wanita itu benar-benar menyerang markas?"Biar saja para bodyguard yang bereskan mereka. Kau panggil Max sekarang juga. Aku ada misi penting untuk dia," ujar Marquez.Sang anak buah segera mengangguk. "Baik, Bos."Marquez cuma mengibaskan tanga

  • SANG PEWARIS PERKASA   Chapter 81 - Rencana Baru

    "Puji syukur pada Tuhan Yesus! Wanita itu tidak mengenali Anda, Tuan Muda."Silvester bicara sambil merapikan alas kasur. Dia dan Aaron sudah tiba di sebuah kamar sempit khusus para staf yang bekerja di bungalow. Hatinya amat lega karena Marisa tidak mencurigai Aaron.Aaron tampak sedang berdiri di tepi garis jendela kamar. Ia tersenyum tipis mendengar ucapan pria itu. "Namun aku masih belum bisa mengingat apa pun," katanya terdengar murung.Silvester menoleh. "Seiring berjalannya waktu, saya yakin ingatan Anda akan segera pulih. Bungalow ini memiliki banyak kenangan tentang Anda, Tuan Besar dan para bajingan itu."Aaron mengangguk. "Namun bagaimana jika mereka lebih dulu mengetahui rencana kita?"Mendengar ucapan Aaron, Silvester menghentikan pekerjaannya. Ia lantas menoleh ke arah pria muda yang masih berdiri di tepi garis jendela kamar. "Selama saya masih hidup, saya akan melindungi Tuan Muda," katanya penuh tekad.Aaron amat terkesan mendengarnya. "Silvester, jangan ngomong begitu

  • SANG PEWARIS PERKASA   Chapter 80 - Penyamaran Aaron

    Kediaman Keluarga Fortman pagi hari. Apel para staf baru saja dibubarkan. Sambil memegang cangkir kopinya, Marisa memandangi orang-orang yang berhamburan di teras belakang rumah yang luas."Jadi, wanita itu sudah tiba di kota ini lagi?""Benar, Nyonya.""Lantas, kenapa kau bertanya padaku?"Smith dibuat terkejut saat tubuh tinggi dengan balutan stelan kantor pendek warna hitam itu memutar sampai menghadap padanya. Ia segera menundukkan wajah dari tatapan tajam Marisa.Wanita itu tersenyum miring. Ia berjalan satu langkah ke depan sampai melewati Smith. Ditepuk satu bahu pria itu sebelum ia benar-benar berlalu darinya."Aku tahu, dan kau tahu pasti apa yang harus kau lakukan," desis Marisa.Smith cuma mengangguk menanggapi.Marisa menarik nafas, lantas ia berjalan menuju lorong. Miranda sudah kembali ke kota. Begitu kabar yang disampaikan oleh Smith. Ternyata mata-matanya tak berguna. Bahkan mereka gagal menghabisi wanita itu di dermaga."Nyonya, orang yang Anda pesan sudah datang."Si

  • SANG PEWARIS PERKASA   Chapter 79 - Titik Terang

    Pusat Kejiwaan sore hari.Langkah panjang seorang pria terayun mantap menyusuri lorong rumah sakit. Di sepajang lorong tampak para pasien yang sibuk dengan aktifitas masing-masing. Semuanya mengalami gangguan mental yang parah."Apa sudah ada kabar tentang Miranda?""Belum, Tuan."Shit!Marquez mendengus kesal mendengar jawaban dari asistennya. Sudah nyaris satu tahu pasca Miranda kabur darinya. Dan malam panas penuh kenikmatan itu, mana mungkin bisa ia lupakan. Saat tangannya menjamah dan bermain di setiap inci tubuh Miranda.Sssh ... kecantikan wanita itu bagai kokain yang memabukkan. Dan semua sensasinya tak dapat ia mengingatnya dengan jelas, seperti apa rasanya. Yang pasti sangat nikmat."Tuan jangan cemas, orang-orang Max masih mencari Nona Miranda." Asisten bicara lagi. Saat manik-manik Marquez mengincar wajahnya, ia langsung menunduk."Bagaimana dengan Eve? Apa bajingan itu masih ada di markas?" tanya Marquez. Menurut informasi, Miranda kabur dengan membawa gadis kecil bersam

  • SANG PEWARIS PERKASA   Chapter 78 - Cerita Masa Lalu

    Sebuah pondok di atas bukit tampak tersembunyi di antara rimbunnya pohon-pohon murbei yang rindang. Di sekeliling pondok terlihat ladang sayuran yang menghijau. Di sana tampak punggung seorang wanita yang sedang memetik sayuran.Ubi Wortel begitu besar dengan warna yang amat cerah saat dicabut dari tanah. Wanita itu memekik senang. Ia lantas menaruh beberapa wortel pada keranjang rotan di sisinya. "Sepertinya paprika sedang berbuah lebat. Aku ingin buatkan Eli sup ikan salmon dengan potongan paprika. Kurasa anak itu akan makan banyak," ujarnya sambil menoleh ke arah beberapa pohon paprika yang buahnya tampak banyak dan matang-matang."Uhuk! Uhuk!"Terdengar suara batuk-batuk dari arah kamar tanpa pintu. Cuma tirai putih yang melambai karena embusan angin. Anak perempuan tampak duduk di tengah ranjang. Dia yang sedang batuk-batuk.Wanita di ladang mendengar suaranya saat sedang memetik paprika. Dengan cepat ia bergegas menuju arah pondok. Dibuka topi besar yang menutupi kepala, Mirand

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status