Beranda / Thriller / SANG PEWARIS PERKASA / Chapter 93 - UPAYA KABUR

Share

Chapter 93 - UPAYA KABUR

Penulis: Dewa Amour
last update Terakhir Diperbarui: 2025-08-01 22:54:14

Dermaga tampak ramai di sore hari. Kapal-kapal berlabuh dengan selamat. Pria dengan fedora warna putih berjalan di antara ratusan orang yang baru keluar dari kapal.

"Apa rencana Anda selanjutnya?"

"Aku akan pindah ke Teluk Medinna dan hidup bersama Miranda selamanya."

"Wah, kurasa itu rencana yang bagus!"

Landon tersenyum penuh arti mendengar rencana bosnya. Dia dan Marquez baru saja tiba di Westalis setelah pergi ke San Federo untuk suatu urusan. Sepertinya Marquez amat menyukai perannya sebagai Nacos.

"Apa sudah kasih informasi ke bungalow?"

"Sudah. Anda jangan cemas. Ursula sudah kirim informasi baru."

"Oh, iya? Informasi apa?"

Marquez tak sabar ingin mendengar informasi terbaru.

Landon hanya tersenyum tipis menanggapi. Ia lantas mencondongkan wajahnya ke telinga kanan Marquez. Pria itu tampak sangat terkejut mendengarnya berbisik.

"Selamat, Bos!"

Landon tersenyum sambil menepuk bahu Marquez. Namun pria di sampingnya itu tampak tidak begitu senang atas kabar yang ia dengar barusan
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • SANG PEWARIS PERKASA   Chapter 94 - Misi Berlanjut

    Masih di dalam mobil. Miranda mendengar suara helikopter yang mendekat. Dari balik kaca ia menatap ke atas langit. Dugaannya benar, helikopter itu sedang mencari tempat mendarat.Angin kencang dari baling-baling besar menrbangkan milyaran debu. Putih dan samar pandangan di sekitar. Dari kejauhan, terlihat seorang pria yang baru saja keluar dari pintu helikopter.Samar-samar pria itu terlihat berjalan menuju padanya. Beberapa orang mengkutinya dari belakang. Miranda membulatkan mata melihatnya yang kian mendekat."Sayang, sudah main-mainnya."Shit!Miranda mencebik kesal. Seringai di wajah itu membuatnya jijik. Namun ia tak diberi kesempatan untuk menarik pelatuknya. Dua orang pria bertubuh gempal segera maju dan menyeretnya keluar dari pintu mobil."Bajingan! Lepaskan aku!"Cuih!Marquez, pria itu tersenyum lalu mengusap wajah dengan sapu tangan. Berani betul Mianda meludahi wajahnya."Bawa dia ke helikopter!"Miranda menatap penuh emosi pada pria itu. Ingin rasanya ia mencakar wajah

  • SANG PEWARIS PERKASA   Chapter 93 - UPAYA KABUR

    Dermaga tampak ramai di sore hari. Kapal-kapal berlabuh dengan selamat. Pria dengan fedora warna putih berjalan di antara ratusan orang yang baru keluar dari kapal."Apa rencana Anda selanjutnya?""Aku akan pindah ke Teluk Medinna dan hidup bersama Miranda selamanya.""Wah, kurasa itu rencana yang bagus!"Landon tersenyum penuh arti mendengar rencana bosnya. Dia dan Marquez baru saja tiba di Westalis setelah pergi ke San Federo untuk suatu urusan. Sepertinya Marquez amat menyukai perannya sebagai Nacos."Apa sudah kasih informasi ke bungalow?""Sudah. Anda jangan cemas. Ursula sudah kirim informasi baru.""Oh, iya? Informasi apa?"Marquez tak sabar ingin mendengar informasi terbaru. Landon hanya tersenyum tipis menanggapi. Ia lantas mencondongkan wajahnya ke telinga kanan Marquez. Pria itu tampak sangat terkejut mendengarnya berbisik."Selamat, Bos!"Landon tersenyum sambil menepuk bahu Marquez. Namun pria di sampingnya itu tampak tidak begitu senang atas kabar yang ia dengar barusan

  • SANG PEWARIS PERKASA   Chapter 92 - Kenyataan Pahit

    Rolls-Royce Phantom hitam melaju menyusuri jalan di seberang laut. Tebing-tebing tinggi menjulang di sepanjang jalan. Seolah menyambut kepulangannya ke Salvador.Dalam mobil itu, Aaron duduk menghadap kemudi. Wajahnya tampak gelisah, dengan tatapan lurus ke depan.'Minggu depan kau dan Laura akan segera menikah. Setelah itu, kembalilah ke San Alexandria Baru sebagai seorang Presdir Group Mecco dan Walikota.''Aku bangga padamu, Aaron.'Kepalanya menggeleng mengingat ucapan sang ayah. Tuan Fortman memiliki harapan tinggi atas pernikahannya dengan Laura. Tanpa mengetahui kegalauan yang ia derita sejak pertunangan itu.Satu bulan sudah terlewatkan. Laura sudah kembali ke Salvador setelah mereka bertunangan. Pesta itu sangat mewah dan megah. Namun hati Aaron tetap tidak senang.'Aku tahu kau masih memikirkan Miranda. Tak apa jika saat ini hatimu masih bercabang. Aku yakin, semuanya akan membaik setelah kita menikah.'Malam itu Laura mendatangi dia yang sedang minum-minum di kamar. Gadis i

  • SANG PEWARIS PERKASA   Chapter 91 - Periode Baru

    Malam kian larut. Miranda buru-buru sembunyikan pistol ke balik bantal saat terdengar langkah yang mendekati pintu kamar. Itu pasti Marquez. Dia harus berhati-hati."Selamat malam, Nona. Menu makan malam Anda sudah siap."Fuuh ...Rupanya hanya seorang asisten. Miranda bisa bernafas dengan lega. "Letakkan saja di sana. Aku masih belum lapar."Asisten mengangguk. Segera ia berjalan menuju pada meja di dekat sofa. Maka diletakkan apa yang dibawanya di sana."Selamat malam, Nona." Ia lantas membungkuk lalu pergi.Miranda cuma melirik. Dia lantas bangkit dari tepi ranjang lalu berjalan menuju ke arah jendela. Di mana Aaron dan timnya saat ini? Bukankah di kota sudah aman terkendali, tapi kenapa mereka belum datang juga?Hawa dingin malam menyapu wajah Miranda. Aroma sup ikan salmon dari atas meja menginginkan dirinya pada Eli. Sup ikan itu menu favoritnya.*Aaron masih berada di Ostia. Setelah mengincar dari kejauhan, akhirnya ia berhasil memasuki villa di mana Nacos disekap.Sayangnya d

  • SANG PEWARIS PERKASA   Chapter 90 - Ledakan Di Kaki Bukit

    Burung gelatik berkicau riang di ranting-ranting maple. Makhluk kecil bersayap itu berterbangan seketika, tatkala angin kencang dari arah laut menerpa dahannya. Mercedes hitam menepi terpaksa di kaki bukit. Bagian depan mobil sudah menyentuh mulut jurang. Aaron mencengkeram kuat-kuat kabel charger yang ia gunakan untuk menjerat leher si pengemudi. Lima menit nyaris berlalu. Bom yang terpasang di bagian bawah mobil sudah menghitung cepat. Mereka akan tewas sia-sia di sini. Namun anehnya, pria itu belum juga menjawab pertanyaan mereka. Dia bukan Nacos maupun Marquez. Jadi, siapa sebenarnya dia? "Aarkh!" Bruk! Pria itu jatuh lemas tak berdaya lagi. Aaron segera maju dan langsung menyambar wajah pria itu. Luca dan Neymar terkejut. Rupanya pria itu memakai topeng silikon dengan wajah Nacos. "Dia pasti anak buah Marquez. Lantas, di mana Nacos?" Luca dan Neymar saling pandang. Keduanya lalu menoleh ke arah Aaron. "Kita harus segera keluar dari mobil," ujar Aaron. Luca dan Neymar men

  • SANG PEWARIS PERKASA   Chapter 89 - Kejanggalan

    Ostia, kota kecil di tengah kepadatan San Alexandria Baru. Terlihat dari kejauhan sebuah kapal yang sedang menuju dermaga. Di hari Minggu menjelang malam pergantian tahun, akan ada banyak kapal yang datang ke Ostia.Bukan hanya keindahan panoramanya yang eksotis, Ostia bagai surga yang tersembunyi di dunia nyata. Laut Noer yang airnya kehijauan dan bening bagai kaca, daratan pantai luas dengan pasir putih yang hangat, juga perbukitan di kaki Gunung Eart yang membuat sejuk mata memandang.Tidak hanya itu, Ostia menyajikan aneka ragam menu makanan di musim panas yang lezat. Seperti Lasagna dan Taco. Ada juga barbeque dan ramen. Para pengunjung menjadi lapar jika membayangkan semua makanan enak itu.Di antara orang-orang yang baru keluar dari kapal, tampak Aaron dan Nacos. Juga Luca dan Neymar yang berjalan di belakang mereka. Matanya menyapu pandangan ke sekitar. Mereka tak boleh lengah.Tidak seperti kebanyakan orang yang datang berkunjung ke Ostia, kedatangan Aaron dan kawan-kawan bu

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status