Ketika aku suka sesuatu di masalalu
Bukan berarti aku juga menyukai itu hari ini.Tidak ada yang tahu masa depan atau apa yang akan mereka rasakan.
~Giorgio Edward Robertson~
Waktu menunjukan pukul 07:00 Gio baru saja keluar dari kamarnya, setelah selesai mandi. Dia tidak melihat Darren dengan Daniel di kamar tadi, mungkin mereka bangun lebih awal. Mereka memang satu kamar, di sini tersedia tiga sampai empat ranjang di setiap kamarnya kamar yang cukup luas dengan dua kamar mandi di setiap kamarnya. Pasti harga sewa sangat mahal untungnya mereka dikasih nginap geratis oleh Ayah Revan.
Orang yang mengaku suka hujan pun akan berteduh, karena pada akhirnya kita tahu yang kita sukai pun dapat menyakiti. - -- "Hati-hati itu lic-" Belum sempat Gio menyelesaikan ucapannya, Salsa jatuh terpeleset dan membuatnya masuk kedalam air. Gio tidak tahu apakah Salsa bisa berenang atau tidak, itu membuatnya panik. "SALSA!!" teriak Gio. Gio mendekat pada titik Salsa terjatuh tadi, tetapi tidak ada tanda-tanda bahwa Salsa berada di bawah sana. Apa mungkin Salsa tenggelam? Pikiran Gio tidak karuan, dia langsung melepas sepatunya serta menyimpan kameranya lalu langsung saja dia menyelam masuk ke dalam air.
Hening, hanya terdengar percikan air yang diperas dari kain putih dan lembut itu, dilipatnya handuk kecil tersebut dengan dua kali lipatan lalu menempelkannya pada jidat seseorang yang sedang berbaring di atas kasurnya dengan mata tertutup. "Belum bangun juga?" Gio memasuki kamar yang ditempati Salsa melihat Salsa yang sedang berbaring di atas kasur dengan wajah yang lumayan pucat, bibir kering serta handuk kecil berwarna putih pada dahinya. Thania yang sedang duduk pada sisi kasur tepatnya di samping Salsa berpindah tempat, agar Gio bisa lebih dekat melihat Salsa. "Dia belum bangun dari tadi," ucap Thania. "Kita bawa ke rumah sakit aja kalo begitu," saran Gio, dia takut jika terjadi sesuatu dengan Salsa. "Nggak perlu, paling dia cuman kecapean aja, udah biasa kayak begini kok," jelas Audrey. Audrey lebih tahu Salsa karena mereka memang sudah bersama sedari kecil semenjak mereka berada di Bandung, bebe
"Siapa di sana?!" Seseorang berseragam Satpam itu memasuki kamar, karena mendengar kerusuhan dari bawah sana, sedangkan pemilik kamar sedang tidak berada di dalam. Seseorang dengan pakaian serba hitam itu langsung bersembunyi kala Pak Satpam mengetuk pintu, jika dia melompat sekarang pasti akan ketahuan jadi lebih baik dia bersembunyi saja, pikirnya. Sepertinya kamar mandi adalah tempat yang pas, langsung saja dia berlari menuju kamar mandi setelahnya ia langsung mengunci pintu. Kriet.... Suara pintu terbuka derap langkah kaki terdengar memasuki ruangan. "Maling di mana dirimu?!" ucap Satpam tadi.Matanya celingak-celinguk ke arah sekitar, dia menemukan ada sebuah guci yang tergeletak pecah di sana sudah jelas memang sedari tadi ada seseorang di sini. Sang satpam terus menelusuri setiap sudut kamar mencari sesuatu yang membuatnya curiga, dari belakang lemari, dibalik sofa,
"Udah! Yang penting mereka nggak ngejar kita lagi," ucap Revan kembali menormalkan kecepatan mobilnya. "Kayaknya perkiraan lo salah Van," ujar Gio, melihat banyaknya lampu kendaraan di depan sana yang sepertinya kumpulan orang-orang tadi, berbaris di tengah jalan menghadang mobil mereka tanpa memberikan celah sedikit pun. Membuat Revan mengerem secara mendadak. Citttt!! _____________________________________ "Anjirr! Siapa lagi nih?" Revan terpaksa menghentikan mobilnya karena beberapa motor sudah menghadang di depan sana. Salah satu dari gerombolan tersebut turun dari motornya, lalu menghampiri mobil mereka. "Keluar kalian semua!!" ucapnya dengan nada tinggi dan memukul kaca mobil dengan kasar. Mereka semua yang berada di dalam mobil panik, suasana dalam mobil mulai rusuh. "Kalian tenang, jangan khawatir, dan jangan takut." Gio menenangkan mereka sambil memikirk
Ditinggalkan atau meninggalkanSejatinya sama-sama beratKetika yang meninggalkan tidak akan pernah kembali, maka yang ditinggalkan hanya bisa terdiam sepi.-Author Malam harinya seseorang berseragam suster memasuki kamar Aleta yang memang tidak ada satu orang pun di sana kecuali Aleta yang sedang beristirahat. Dengan gerak-gerik yang sangat mencurigakan suster tersebut memasuki ruangan dengan mengendap-endap agar tidak ada seorang pun yang tahu, melihat Aleta yang sedang tertidur suster tersebut menyuntikan sesuatu pada infus milik Aleta dengan mata yang tetap mengawasi sekitar, setelah selesai dengan aksinya dia langsung keluar dari ruangan tersebut. Seseorang bersembunyi di balik dinding, menatap pintu ruangan Aleta lalu tersenyum kemenangan melihat Suster tadi telah berhasil menjalankan tugasnya. "Selamat jalan Aleta," ucapnya tersenyum puas. Arkan kem
Jangan menganggap kau hanya sendiri. Melupakan mereka yang peduli denganmu Ingatlah, dibalik cobaan yang Tuhan berikan Tidak akan melewati batas kemampuan umatnya.-Perlahan kesadaran Salsa hilang, Salsa pingsan dengan posisi memeluk gundukan tanah yang basah, ditambah guyuran hujan membuat tanah tersebut menempel pada bajunya.Seseorang datang menghampiri Salsa tanpa membawa payung membuat dirinya ikut basah. Dia menatap Salsa yang sudah tergeletak tak sadarkan diri, lalu dia menggendong Salsa ala bridal style dan membawanya menuju mobil untuk kembali ke rumah sakit._________________________________________"Maafin gue Sal," ucapnya menatap Salsa yang sudah berada dalam gendongannya."Ngapain tuh bocah?" tanya Gio yang ntah pada siapa, karena dirinya hanya sendiri di dalam mobil. Melihat Salsa yang terjatuh pingsan, Gio langsung mencari payung untuk menghampirinya tetap
Rasa itu datang secara tiba-tiba bukan aku yang memintanya, melainkan kau yang membuatku terjerat dalam rasa ini~Giorgio Edward Roberson~ Hari ini Salsa mulai kembali bersekolah seperti hari-hari sebelumnya.Salsa harus bangkit, Salsa tidak bisa terus menerus terpuruk menyendiri dalam keheningan. Pagi ini Gio sudah stay di depan rumah Salsa, duduk bersandar pada kap mobil dengan memainkan ponselnya. Gio sudah berjanji kepada Salsa jika hari ini dia akan menjemputnya. Salsa keluar dari dalam rumahnya lengkap dengan seragam putih abu serta almamater sekolah. Gio sepeechless melihat penampilan Salsa hari ini, ada yang berbeda dari penampilan Salsa kali ini biasanya Salsa akan mengikat rambutnya setiap kali pergi ke sekolah tanpa menggerainya. Tetapi kali ini, Salsa tidak mengikat rambutnya melainkan menggerainya.Yang
Bel pulang sudah berbunyi sekitar 15 menit yang lalu, Gio masih berada di parkiran menunggu Salsa yang tak kunjung datang, Audrey berkata Salsa sedang mengembalikan buku yang dia pinjam dari perpustakaan sekolah, Salsa juga meminta tolong kepada Audrey agar membawakan tasnya dan menunggunya di parkiran. Ada rasa yang sedikit ganjal dalam diri Gio, dia merasa dirinya begitu gelisah, hatinya tidak tenang, rasa aneh ini muncul disaat seseorang berada dalam situasi yang sangat mengkhawatirkan sesuatu. Gio merasa khawatir akan sesuatu yang dia sendiri tidak mengetahui apa yang membuatnya khawatir. "Salsa mana sih? Kok lama banget!" Audrey ingin cepat-cepat pulang karena dirinya sudah lelah mengingat pelajaran tadi yang lumayan menguras otak, rasanya Audrey perlu marathon semalaman menonton Drakor agar otaknya kembali fresh. "Sabar sedikit lah Drey," ucap Thania, yang sedari tadi melihat Audrey tida