Share

BAB. 19 Sangat Lezat

last update Terakhir Diperbarui: 2025-10-22 10:48:35

Farah naik ke lantai dua, dan langsung masuk ke dalam kamarnya yang bersebelahan dengan kamar suaminya.

"Mas Peter suka banget sih membentakku," lirihnya sedih.

Saat ini Farah sedang mandi sambil memikirkan sikap suaminya yang selalu kasar kepadanya.

"Sepertinya, aku harus selalu sabar menghadapinya, tapi mau sampai kapan aku terus bertahan dengan sikapnya itu?" Tak terasa air matanya kembali menetes di pelupuk matanya.

Sementara di dalam kamarnya, Peter yang baru selesai mandi. Dia masih memikirkan cara untuk bisa menikmati spaghetti bolognese buatan istrinya. Namun sampai dirinya selesai berpakaian, pria itu tidak menemukan satu ide pun.

Dengan wajah ditekuk, Peter keluar dari kamarnya, dan mulai menuruni anak tangga.

Di lantai bawah, Farah terlihat sedang menelepon seseorang.

Penampilan istrinya yang sangat anggun dan cantik pagi ini, tiba-tiba membuat mata Peter berbinar. Padahal posisi Farah sedang membelakangi tangga menuju ke lantai dua. Namun lekukan tubuhnya yang terlihat d
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • SATU ATAP DENGAN CEO JUTEK    BAB. 62 Kelaparan Tengah Malam

    Akhirnya setelah berjuang lama di dalam kamar mandi, Peter pun berhasil menjinakkan alat tempur miliknya yang tadi sedang sangat mengamuk.Hatinya pun sangat lega. Dia segera mengguyur tubuhnya di bawah kucuran air shower di tengah malam itu.Setelah selesai mandi dan berpakaian. Peter pun kembali masuk ke dalam kamar. Dia melihat istrinya sudah berbaring di atas tempat tidur dengan membelakanginya.Sementara Farah yang berpura-pura sedang tidur, seketika merasa takut dan gelisah saat mendengar pintu kamar mandi mulai terbuka.Dia takut, Peter kembali menerkamnya. Untuk itu Farah pun pura-pura untuk tidur.Peter masuk ke dalam kamar, lalu duduk di kursi yang ada di kamar itu, dia melihat sebotol air mineral yang tadi dirinya minta kepada istrinya.Peter segera meraih sebotol air mineral tersebut, membuka tutupnya lalu meminumnya tanpa sisa setetes pun. Dia benar-benar sangat haus setelah kegiatan panasnya tadi di dalam kamar mandi. Hampir satu jam lamanya, Peter akhirnya dapat menjina

  • SATU ATAP DENGAN CEO JUTEK    BAB. 61 Hasrat Membara

    Farah ingin memakai baju yang baru untuknya karena sudah selesai mandi. Namun apa yang terjadi, dia malah lupa membawa baju ganti ke dalam kamar mandi."Aduh, aku kok bisa lupa sih dengan baju gantinya?" gumamnya dalam hati."Pasti karena aku tidak fokus tadinya!" kesalnya dalam hati.Mau tidak mau, Farah pun keluar dari kamar mandi dengan hanya memakai kimono mandi di atas lutut miliknya.Farah masih belum sadar jika ada Peter di kamar itu. Dengan santainya dia berjalan mengitari kamarnya dengan hanya memakai kimono seksi itu.Bahkan dengan santainya, Farah menanggalkan kimono mandi itu. Sehingga dirinya benar-benar telanjang bulat tanpa sehelai benang pun di tubuhnya.Peter yang melihat pantulan tubuh telanjang istrinya di depan cermin yang berada di atas meja. Seketika terbelalak matanya, melihat pemandangan indah itu.Peter terlihat menelan ludahnya berkali-kali. Alat tempurnya tiba-tiba bangun dari tidur panjangnya.Senjata pamungkasnya sedang berdiri tegak saat ini. Ingin seger

  • SATU ATAP DENGAN CEO JUTEK    BAB. 60 Hawa Panas

    "Aku tidak lapar, Mas." serunya lalu, menjauhkan mulutnya dari sate tersebut.Padahal Peter tahu betul, Farah menelan ludahnya berkali-kali, saat dirinya menyodorkan sate itu di depannya"Ayo makan, jika tidak sampai pagi kita akan tetap berada di sini. Jadi kamu tinggal pilih, mau tidur di sini. Atau di rumah," tutur Peter sambil kembali menyodorkan sate itu di hadapan istrinya.Mau tidak mau, Farah terpaksa memakan sate itu."Nah, gitu dong. Kamu makan dulu. Kali ini, aku yang akan menyuapimu." Farah mengangguk pelan.Dengan penuh kesabaran, Peter menyuapi Farah sate Madura tersebut, secara perlahan.Namun disaat sedang makan pun. Farah tetap meneteskan air matanya. Pieter menjadi bingung sendiri karenanya.Tanpa diminta oleh Farah, Peter mengeluarkan sapu tangannya dari saku celananya. Lalu mengusap air mata sang istri yang mengalir di kedua pipinya."Kamu fokus makan dulu, jangan memikirkan hal lainnya." "A ... aku sudah kenyang, Mas." ucapnya lemah."Beneran kamu sudah kenyang?"

  • SATU ATAP DENGAN CEO JUTEK    BAB. 59 Nongkrong Di Senayan

    "Jadi Opa menginginkan cucu dari kalian?" tanya sang papi, masih dengan suara pelan. "Iya, Papi. Hal itu yang membuatku sedih. Sepertinya aku ... aku belum bisa mewujudkan keinginan Opa itu, dalam waktu dekat ini. Aku dan Mas Peter tiba-tiba saja menikah. Perasaan cinta itu masih belum ada untuknya," serunya sambil menangis.Karena tak tahan mendengar anak gadisnya menangis. Papi Zack segera meraih tubuh Farah dan membawanya ke dalam pelukannya."Farah, itu kan hanya sebuah keinginan dari Opa. Kamu tidak perlu menjadikannya sebagai beban. Kamu harus menjalani hari-hari mu dengan baik dan bahagia. Kamu harus tetap semangat. Apa pun itu, Papi akan selalu mendukungmu." Tuan Zack mulai mengendurkan pelukannya dari sang anak. Lalu kembali berkata."Bagi Papi, kamu tetaplah putri kecil Papi, yang paling Papi sayangi. Jadi kamu harus tetap mekar dan ceria seperti sedia kala. Jangan terpengaruh dengan apapun pendapat orang kepadamu. Anggaplah keinginan Opa sebagai tabungan mu di masa depan.

  • SATU ATAP DENGAN CEO JUTEK    BAB. 58 Keduanya Berjanji

    Setelah lama berdiam diri, Farah pun mulai berkata,"Semua butuh proses, Opa. Aku dan Mas Peter juga baru kenal dan kami langsung menikah. Aku belum tahu bagaimana karakter dan sifatnya.""Tapi pernikahan kalian, sudah tergolong telah cukup lama berlangsung, Farah." sahut sang kakek."Iya, Opa. Tapi kan semuanya tidak secepat itu bisa terjadi." Opa Tom terdiam. Ternyata harapannya agar Farah dan Peter segera memberinya seorang cicit sungguh sangat jauh dari yang dirinya pikirkan."Ma ... maaf, Opa. Jika jawabanku tidak sesuai dengan keinginan Opa. Tapi, aku akan berusaha untuk menjadi istri yang baik untuk Mas Peter dan mengabdi sebagai istrinya," ucap Farah, dari dalam hatinya."Pengabdian yang seperti apa yang kamu maksud?" sindir, Opa Tom.Lagi-lagi, Farah diam dan tak dapat bicara.Tak berapa lama, Peter masuk ke ruang perawatan Opa Tom."Opa, kamu sudah kembali?" tanya, sang kakek."Sudah, Opa. Ada beberapa obat yang harus Opa minum sekarang. Aku akan menyediakannya," serunya, l

  • SATU ATAP DENGAN CEO JUTEK    BAB. 57 Opa Tom Sakit

    Ada rasa lega di hati Opa Tom mendengar perkataan Peter."Syukurlah kalau itu adalah prinsipmu selama ini. Opa menjadi lega mendengarnya," tutur sang Opa lagi."Keluarlah, Opa mau beristirahat dulu," ucapnya kepada Peter.Namun Peter tidak mau keluar dari kamar sang kakek. Dia memilih untuk mengirimkan pesan kepada sahabatnya, dokter Ridwan.Peter : "Bro, apakah Lo sedang santai saat, ini?"Di sebuah rumah sakit, Dokter Ridwan yang baru saja selesai melakukan visite kepada para pasiennya, saat ini baru saja sampai di kantornya. Disaat dirinya ingin duduk, tiba-tiba ponselnya bergetar pertanda ada pesan masuk.Dokter Ridwan segera membuka ponselnya dan melihat jika ada pesan dari Peter,.sang sahabat untuknya.Dokter Ridwan : "Hei, Bro. Gue baru saja selesai melakukan pemeriksaan kepada pasien-pasien rawat inap. Memangnya ada apa, Bro?"Peter : "Gue butuh bantuan Lo, sekarang. Bisa kah, Lo datang ke sini sebentar? Gue dan istri lagi berada di rumah orang tuanya. Kami menginap di sini."

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status