Home / Romansa / SATU ATAP DENGAN CEO JUTEK / BAB. 78 Modus Pebinor

Share

BAB. 78 Modus Pebinor

last update Last Updated: 2025-12-16 11:25:57

Farah sangat kaget diperlakukan seperti itu oleh suaminya. Terlebih, di depan semua orang.

"Mas Peter ...." lirihnya kepada sang suami sambil menundukkan kepalanya.

Farah menjadi sangat malu sekarangkarena ada Simon, selaku dosennya. Juga ikut melihat tingkah suaminya yang sedikit aneh itu.

"Kenapa, Sayang. Apakah kamu lapar?" Peter sama sekali tidak menggubris keberadaan Simon. Dia terus saja mengajak istrinya berbicara dan berharap pria itu segera meninggalkan tempat itu.

"Iya, Mas. Aku lapar. Oh ya, perkenalkan ini dosen pembimbing skripsiku. Namanya Pak Simon," tutur Farah, menjelaskan.

Yang hanya dijawab,

"Oh ...." Oleh, suaminya.

"Ya, sudah. Ayo kita makan, Sayang. Aku tak sabar ingin memanjakanmu," tukas Peter.

"Hah ...?" Farah menjadi bingung dengan definisi 'memanjakan' yang barusan dikatakan oleh suaminya.

"Sebentar, Mas. Saya sedang membicarakan tentang revisi skripsi."

"Revisi skripsi? Bukannya sudah beres? Kamu kan mau wisuda Minggu depan. Masih juga ngurusin skripsi?
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • SATU ATAP DENGAN CEO JUTEK    BAB. 82 Kumpul Keluarga

    Ucapan Peter itu, lagi-lagi membuat Farah semakin bingung. Semua terasa tiba-tiba baginya. Lalu dia pun berkata lagi,"Mas ... aku ...." Dengan cepat Peter meletakkan satu jari telunjuknya di atas bibir sang istri. Seraya berkata,"Jangan katakan apapun sekarang. Aku akan menunggu kapan waktu yang tepat, kamu mengungkapkan isi hatimu. Tapi tidak untuk sekarang. Aku akan memberimu waktu untuk berpikir. Apakah kamu setuju?" tanya Peter kepada sang istri."I ... iya, Mas. Aku setuju. Ya sudah, aku mau ke dapur dulu," ucapnya lalu bergegas menuju dapur.Farah lalu membuka kulkas. Dirinya melihat jika kulkas miliknya telah terisi penuh dengan berbagai jenis bahan makanan."Mas, kok kulkasnya bisa terisi penuh begini?" tanyanya, kepada suaminya."Oh, Leon yang mengurus semuanya, Sayang. Masaklah sesuka hatimu. Okay?""Iya, Mas." ucap Farah lalu mulai mempersiapkan bahan-bahan yang akan digunakan. Rencananya, Farah akan memasak beberapa masakan andalannya dan tentu saja makanan kesukaan Op

  • SATU ATAP DENGAN CEO JUTEK    BAB. 81 Mengungkapkan Isi Hati

    Dengan segera Farah kembali masuk ke dalam kamar mandi dan mengganti pakaiannya dengan pakaian yang berada di dalam paper bag dari suaminya."Duh, malunya aku! Aku pikir Mas Peter mengajakku menginap di hotel untuk melakukan itu!" gerutunya, dalam hati.Farah segera meraih paper bag itu dan mengeluarkan isinya. Sebuah baju tidur untuk wanita yang terkesan sopan ada dalam genggamannya, saat ini. Dia pun segera menggantinya.Farah terlihat risih sendiri. Bagaimana tidak, baju tidur pilihan suaminya terkesan menutupi seluruh tubuhnya. Sangat berbeda jauh dengan pilihannya tadi siang, yang dirinya beli dari pusat perbelanjaan di mall.Setelah selesai mengganti bajunya dengan baju tidur dari suaminya. Petet pun keluar dari kamar mandi dan kembali masuk ke dalam kamar hotel itu.Farah berjalan menuju ke ranjang berukuran king size itu. Sementara Peter sedang duduk di sofa. Dia sedang mengecek setiap laporan dari para kepala divisi di perusahaan.Farah segera membaringkan tubuhnya dan menut

  • SATU ATAP DENGAN CEO JUTEK    BAB. 80 Momen Yang Salah

    "Iya, Sayang. Ayo turunlah dari mobil." serunya lagi lalu membuka pintu mobil untuk istrinya."Mas, tolong jangan bercanda. Aku sedang sibuk saat ini? Ayo putar balik mobilnya. Aku ingin segera sampai ke rumah," tutur Farah memohon kepada suaminya."Kita menginap di sini, malam ini." Peter mencoba menjelaskan kepada Farah."Ta ... tapi, Mas. Siapa yang akan membersihkan rumah, jika kita berdua malah bersantai-santai di hotel?" tukas Farah kepada suaminya."Cih! Jadi kamu mengkhawatirkan itu dari tadi?" "I ... iya, Mas.""Kamu, ini! Ya sudah turun dari mobil, setelah itu aku akan menjelaskan semua kepadamu.”Setelah keluar dari mobil, Peter segera menggenggam tangan istrinya menuju ke resepsionis hotel itu, untuk memesan sebuah kamar mewah yang akan mereka tempati malam ini.Setelah semua urusan di resepsionis beres. Pihak hotel segera memberikan sebuah kunci kamar di tangan Peter."Mari silakan, Tuan dan Nona, ikut saya." seru salah seorang petugas hotel, yang bertugas untuk menganta

  • SATU ATAP DENGAN CEO JUTEK    BAB. 79 Menginap Di Hotel

    Sekarang telah bertatah nama Peter seorang di hatinya. Tidak untuk pria manapun lagi. Sang suami benar-benar telah mencuri hatinya.Peter seketika menyadari jika dirinya terlalu keras kepada istrinya. Dengan penuh kelemahlembutan, sang pria pun memegang pundak Farah dan mengucapkan beberapa kali kata maaf kepadanya."Sayang, maaf .... Tolong maafkan aku, jika aku telah menakutimu. Aku sama sekali tidak sadar. Hatiku diliputi rasa emosi. Karena begitu banyak pria yang menyukai mu. Tolong maafkan aku, Istriku." lirihnya, lalu meraih tubuh istrinya dan membawanya ke dalam pelukannya.Seketika Farah merasa nyaman di dalam pelukan sang suami. Dia pun menumpahkan rasa sedihnya dengan air mata yang terus terurai di kedua pipinya."Mas, aku ... aku tidak memiliki hubungan apa-apa dengan pria itu. Tolong percayalah kepadaku," ucapnya sedih, sambil terus menangis."Iya, aku percaya. Tolong maafkan aku. Berhentilah menangis. Aku tidak pernah suka melihatmu menangis," serunya dari kesungguhan hat

  • SATU ATAP DENGAN CEO JUTEK    BAB. 78 Modus Pebinor

    Farah sangat kaget diperlakukan seperti itu oleh suaminya. Terlebih, di depan semua orang. "Mas Peter ...." lirihnya kepada sang suami sambil menundukkan kepalanya. Farah menjadi sangat malu sekarangkarena ada Simon, selaku dosennya. Juga ikut melihat tingkah suaminya yang sedikit aneh itu."Kenapa, Sayang. Apakah kamu lapar?" Peter sama sekali tidak menggubris keberadaan Simon. Dia terus saja mengajak istrinya berbicara dan berharap pria itu segera meninggalkan tempat itu."Iya, Mas. Aku lapar. Oh ya, perkenalkan ini dosen pembimbing skripsiku. Namanya Pak Simon," tutur Farah, menjelaskan.Yang hanya dijawab,"Oh ...." Oleh, suaminya. "Ya, sudah. Ayo kita makan, Sayang. Aku tak sabar ingin memanjakanmu," tukas Peter."Hah ...?" Farah menjadi bingung dengan definisi 'memanjakan' yang barusan dikatakan oleh suaminya."Sebentar, Mas. Saya sedang membicarakan tentang revisi skripsi.""Revisi skripsi? Bukannya sudah beres? Kamu kan mau wisuda Minggu depan. Masih juga ngurusin skripsi?

  • SATU ATAP DENGAN CEO JUTEK    BAB. 77 Menonton Bioskop Bersama Suami

    "Deg!" Sejenak Farah terdiam mendengar suara suaminya dan kalimat yang keluar dari bibirnya yang terasa menohok itu."Bu ... bukan begitu maksud aku, Mas. Kan tadi Mas nanyain ke aku. Ya aku jawab dengan jujur," tutur Farah sambil menatap penuh harap kepada suaminya.Farah jadi cemberut kepada Peter saat ini. "Nyebelin banget sih, dia! Padahal aku sudah pingin banget nonton film itu," gumamnya, dalam hati.Farah dan Jane sudah berulang kali janjian untuk menonton film itu. Namun selalu saja tidak pernah kesampaian.Seperti hari ini, tadinya mereka janjian akan menonton di bioskop setelah acara berbelanja selesai. Namun apa daya, acara menonton yang telah mereka rancang. Menjadi gagal total karena Asisten Leon yang tiba-tiba mendatangi keduanya di pusat perbelanjaan itu.Ditambah lagi saat ini, Peter malah mulai ngambek kepadanya.Farah menjadi putus asa."Ya sudah, deh! Kita pulang saja! Aku juga ingin ke rumah sakit," tutur Farah lalu mencoba berjalan mendahului suaminya menuju ke l

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status