Share

Bab 14

Penulis: Alva_R
last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-12 19:19:09

Pandangan Erik terrtuju pada bibir ranum Anna yang begitu menggoda nya. Siapa yang tak tergoda oleh tubuh Anna yang aduhai ditambah lagi dirinya yang masih harus berpuasa karena Laila istrinya baru saja melahirkan dan masih kondisi nifas. Erik seperti mendapatkan makanan tanpa harus bersusah payah mencarinya.

Dengan penuh hasrat, Erik mencium bibir Anna, melumat nya, dalam hati Anna ia bersorak gembira. Umpannya telah dimakan oleh targetnya.

Anna pun membalas ciuman Erik, lalu kedua kedua tangan nya ia kalungkan keleher Erik. Bibir mereka saling bertaut bahkan lidah mereka saling membelit.

Desahan Anna yang lolos dari bibirnya semakin membangkitkan hasrat yang terpendam dari Erik.

Dengan hati-hati Erik membaringkan tubuh Anna dikarpet yang lumayan tebal.

Bibir Erik mulai menyusuri setiap inci tubuh Anna, bahkan kini kedua tangan Erik sudah menelusup dibalik kaos Anna. Tangannya sibuk memilib puting Anna.

Anna semakin dibuat melayang oleh permainan Erik.

Dan kini satu demi satu kain
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • SCANDAL    bab 15

    Dalam waktu kurang dari lima belas menit Hanan telah sampai diresto milik Fida, dengan sedikit berlari ia memasuki resto tersebut. "Dimana ruangan bos kalian?" tanya Hanan dengan gurat kecemasan."Ada perlu apa ya pak? Apa bapak sudah membuat janji dengan beliau?" tanya Elisa dengan tenang."Sudah, cepetan dimana ruangan nya," desak Hanan."Baiklah ikuti saya pak," pinta Elisa, lalu mulai membimbing Hanan menuju ruangan bosnya."Ini pak ruangan nya silahkan masuk," ujarnya dengan tersenyum."Baiklah terimakasih," ucap Hanan, lalu mengetuk pintu tersebut. Ia pun masuk setelah dipersilahkan oleh pemilik ruangan tersebut.Fida kaget saat yang masuk keruangan adalah Hanan. Matanya yang masih sembab karena efek dari menangis, berusaha ia sembunyikan wajahnya dari Hanan. Ia hanya menunduk bahkan tidak berani menatap mata Hanan yang kini berdiri didepan meja kerjanya."Ngapain kamu kesini Nan," tanya Fida."Aku khawatir dengan mu," jawabnya jujur."Aku tidak apa-apa," timpal Fida."Kenapa k

  • SCANDAL    Bab 14

    Pandangan Erik terrtuju pada bibir ranum Anna yang begitu menggoda nya. Siapa yang tak tergoda oleh tubuh Anna yang aduhai ditambah lagi dirinya yang masih harus berpuasa karena Laila istrinya baru saja melahirkan dan masih kondisi nifas. Erik seperti mendapatkan makanan tanpa harus bersusah payah mencarinya. Dengan penuh hasrat, Erik mencium bibir Anna, melumat nya, dalam hati Anna ia bersorak gembira. Umpannya telah dimakan oleh targetnya. Anna pun membalas ciuman Erik, lalu kedua kedua tangan nya ia kalungkan keleher Erik. Bibir mereka saling bertaut bahkan lidah mereka saling membelit.Desahan Anna yang lolos dari bibirnya semakin membangkitkan hasrat yang terpendam dari Erik.Dengan hati-hati Erik membaringkan tubuh Anna dikarpet yang lumayan tebal.Bibir Erik mulai menyusuri setiap inci tubuh Anna, bahkan kini kedua tangan Erik sudah menelusup dibalik kaos Anna. Tangannya sibuk memilib puting Anna.Anna semakin dibuat melayang oleh permainan Erik.Dan kini satu demi satu kain

  • SCANDAL    Bab 13

    Setelah Hanan berpisah dari Fida, ia melesatkan motornya untuk menemui seseorang. Disebuah gang kecil ia bertemu dengan laki-laki bertato yang terlihat seperti preman. Hanan menghampirinya, setelah ia memarkirkan kendaraannya. "Aku punya pekerjaan untuk mu," ucap Hanan. Lalu ia mengirimkan foto Imam kepada laki-laki bertato tersebut. "Kasih sedikit pelajaran buat dia, bikin babak belur sedikit. Dan ingat mainnya yang rapi," titah Hanan, lalu memberikan satu gepok uang bernilai lima juta. Ia sebetulnya ingin menghajar Imam secara langsung tapi ia khawatir Fida akan membencinya jika ia melakukannya. Sejak duduk dibangku sekolah Hanan sudah menyukai Mafida, hanya saja ia tidak berani mengungkapkan perasaannya. Empat tahun berlalu, saat ia kembali dari kuliah nya di Singapore. Ia sudah tidak menemukan Mafida bahkan Linda juga Maya. Ternyata setelah mereka semua lulus sekolah, Mafida dan teman-temannya kuliah di Balikpapan, bahkan Mafida telah menikah. Hancur hatinya saat mendeng

  • SCANDAL    Bab 12

    "Hanan, kamu mau langsung pulang atau gimana?" tanya Fida saat hendak menyeberang kearah Cafe. "Aku ikut," katanya. Kini mereka bertiga telah duduk didalam Cafe dan memesan minuman dan cemilan. "Maaf pak soal tadi, ternyata yang mengikuti saya adalah Hanan, teman saya saat sekolah," kata Fida dengan tersenyum sungkan. "Iya tidak apa-apa?" jawab Rohmat dengan tersenyum tipis. "Aku ? kenapa aku ?" gumam Hanan. "Ihs, nanti ku jelasin," gerutu Fida. "Ibu sudah bawa hasil visumnya ?" tanya Rohmat. "Sudah Pak," lalu Fida menyerahkan satu buah amplop coklat berisi hasil visum dirinya. "Hasil visum? Imam KDRT Fid?" tanya Hanan semakin penasaran. Mafida yang jengkel dengan pertanyaan Hanan dengan cepat ia m

  • SCANDAL    Bab 11

    Pagi ini saat Anna hendak berangkat kekampus, ia melihat isi dompet nya yang hanya sisa uang seratus ribu. Ia menghela nafas panjang. Selama ia tinggal disini kakaknya lah yang selalu mencukupi kebutuhannya, Ibu nya hanya sesekali mengirimi uang padanya, karena resto yang di kampung sudah tidak beroperasi. Dikarenakan sudah sepi pembeli, sedangkan Bu Vita mengandalkan uang dari sewa kontrakan yang ada sepuluh pintu untuk menghidupinnya selama ini. Anna bingung, harus mencari uang dimana. Masak ia harus minta ke kakanya. Sedangkan dirinya gengsi jika harus meminta maaf kepada kakaknya. Toh baginya ia tidak salah, yang salah adalah Imam karena tidak kuat Imannya. Ia pun akhirnya nekat menghubungi Ibunya dan meminta uang padanya. "Assalamualaikum Bu," "Walaikumsalam ndok, ada apa?" tanya Bu Vita. "Bu, bisa kirimi aku uang ?" tanya Anna dengan

  • SCANDAL    10

    Imam mengumpat kesal saat deretan notifikasi pengeluaran kartu debitnya. Uang sebesar 5 juta dalam sehari, bahkan belum genap sehari sudah terkuras. Selama ini ia mendapatkan gaji dari perusahaan tempat ia bekerja sebesar 15 juta perbulan. Hanya saja gaji nya ia berikan kepada Mafida hanya sebesar 10 juta setiap bulannya. Uang 10 juta itu untuk membayar cicilan rumah dan keperluan rumah lainnya. Entah itu cukup atau tidak karena selama dua tahun menikah, Mafida tidak pernah berbicara kalau misal kurang. Sedangkan uang yang 5 juta selalu ia sisihkan untuk dirinya sendiri dan terkadang ia tabung. Kini uang yang ia tabung susah payah dalam sekejap terkuras. *** Di Mall pusat perbelanjaan kota Balikpapan. Tiga perempuan cantik pergi ke tempat Spa. Mereka melakukan perawatan tubuh secara bersama-sama. Selesai melakukan perawata

  • SCANDAL    Bab 9

    Malam semakin larut, tapi Anna heran kakaknya belum ada pulang. Begitu pun Imam yang tak kunjung pulang juga. Akhirnya Anna memutuskan untuk menghubungi kakaknya, namung hingga nada sambung berakhir tak ada tanda-tanda telepon nya dijawab. Tidak lama terdengar suara pintu terbuka, dan terlihat sosok kakak iparnya yang pulang dengan sempoyongan. Lalu Anna pun menghampiri Imam. "Mas dari minum ya?" tanya Anna, karena bau khas orang setelah minum minuman keras tercium sampai hidung Anna. "Kalau iya kenapa?" tanya Imam. "Mas itukan minuman haram, dosa mas minum itu," ujar Anna. Imam tertawa sumbang, saat mendengar ucapan Anna barusan. Sementara itu Anna hanya mengangkat alisnya, tanda bahwa ia sedang heran melihat kakak iparnya saat ini.h "Jika minum-minuman keras itu dosa, lalu yang kita lakukan selama ini itu apa ?" tanyanya dengan sorot mata yang tajam. "Itu karena mas saja yang tidak bisa menahan diri," jawabnya seakan tidak mau salah. Imam melangkahkan kakinya mende

  • SCANDAL    Bab 8

    Saat Mafida terbangun dan mulai ingat apa yang menimpanya, ia memegangi lehernya yang masih terasa sakit. Luka fisik yang didapat nya akan sembuh tapi luka yang tak terlihat lebih sulit disembuhkan. "Bu minum dulu Bu," ucap Elisa, dengan menyodorkan segelas air putih dihadapan Mafida. perlahan Mafida bangun dari posisinya, lalu ia pun mulai meraih gelas yang berisi air putih yang berada diatas meja, dan meminum nya secara perlahan. "Terimakasih El," ucapnya dengan sendu. "Apa ibu ga sebaiknya melaporkan tindakan suami Ibu ke kantor polisi?" saran Elisa dengan rasa prihatin. "Biar nanti aku hubungi pengacara ku El," jawabnya pelan. "Saya turut prihatin Bu, semoga Ibu bisa menyelesaikan semua problem Ibu dengan baik," ucap Elisa dengan penuh harap. Mafida hanya mengangguk kan kepalanya, ia mengedarkan kondisi ruangan nya yang sudah rapi. "Kamu bisa kembali bekerja El, terimakasih atas semuanya," ucapnya dengan nada datar. "Baik Bu saya permisi," pamit Elisa lalu menutu

  • SCANDAL    Bab 7

    Keesokan harinya. Mafida kembali menyibukkan dirinya direstonya. Ia berusaha melupakan rasa sakit dan kecewa yang sedang menderanya. "Selamat siang Bu, gimana kondisi ibu," tanya Elisa saat melihat Bossnya memasuki area Resto "Yah lumayan El, gimana Resto kemarin dan hari ini apakah semua kondusif," tanya Fida. "Semua aman terkendali Bu, dan semua laporan sudah saya letakkan dimeja ibu," jawab Elisa dengan tersenyum. "Baguslah," puji Fida. Dengan langkah pasti Mafida memasuki ruangannya dan mulai sibuk dengan laporan-laporan manajemen tentang Resto nya. Dering telepon seluler menghentikan kegiatan Mafida sejenak, ia menengok ke layar ponselnya. Begitu melihat nama yang muncul di layar handphonenya, Mafida menghela nafas berat. Ya siapa lagi kalau bukan Imam yang menelponnya. Panggilan t

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status