Home / Fantasi / SEBUT AKU KSATRIA SILUMAN ANJING / Kematian Karent dan Datangnya Karin

Share

Kematian Karent dan Datangnya Karin

last update Huling Na-update: 2022-05-26 13:32:32

Bab 3

Dirinya semakin di buat terkejut ketika melihat keadaan sang kakak yang memprihatinkan.

"Dewa, kakak?" Elis menghampiri Trisno.

"Ayo, baringkan dia di sini," perintah Elis ke Trisno untuk membaringkan Karent pada kursi bambu.

"Tolong, Elis. Dia kehabisan banyak darah dan kehabisan tenaga juga," ujar Trisno memberitahukan keadaan Karent.

"Kenapa bisa seperti, ini?" tanya Elis meminta penjelasan apa yang telah terjadi terhadap kakaknya.

"Semua ini karena ulah si siluman anj*ng itu, dia berusaha untuk mengambil mutiara suci dari dalam kuil, tapi niatannya di ketahui oleh Karent. Dan kami pun berkelahi hingga akhirnya Karent tertusuk pedang Rojer," cerita Trisno secara garis besar.

"Rojer? Kenapa bisa, bukankah dia siluman yang baik?" tanya Elis merasa tidak percaya bahwa Rojer dapat melakukan hal itu.

"Dia tidak baik, dia penghianat. Buktinya dia tega melukai Karent yang jelas-jelas Karent mencintai dirinya dengan tulus," jawab Trisno.

Elis masih tidak percaya, dirinya masih berkomitmen bahwa Rojer adalah siluman anjing yang baik hati.

Dia curiga ada orang ke tiga dibalik semua ini.

"Aku akan memeriksa keadaan kak Karent dulu." Elis kemudian memeriksa keadaan Karent.

Nadi Karent melemah, dirinya sudah kehabisan banyak darah.

Dengan situasi seperti itu, Elis menjahit terlebih dahulu luka Karent.

Saat dijahit Karent tidak sadarkan diri dan sama sekali tidak bergerak.

"Keadaanya memburuk, kak Karent kau harus kuat." ujar Elis mulai menitikan air mata.

Elis melihat mutiara suci itu berada digenggaman Karent. Secara perlahan Elis mengambilnya dan menaruh pada kotak penyimpanan khusus.

Kekuatan Karent juga ikut melemah.

Saat sedang sekaratnya Karent tersadar.

Uhuk!

Karent terbatuk, Elis menoleh.

"Dewa! Kakak, akhirnya kau sadar juga," ucap Elis lega ketika melihat Karent sadar.

"M-m-mutiara itu, Elis," katanya dengan penuh kelemahan, dirinya sudah kehabisan tenaga dan sangat kehilangan banyak darah, denyut nadinya semakin melemah.

"Kau tenang saja, semua akan baik-baik saja. Mutiara itu sudah aman," ucap Elis sembari menenangkan kakaknya.

Karent benar-benar merasa tidak berdaya, namun dengan susah payah dia berkata, "A-a-aku sudah t-t-tidak tahan l-lagi, j-jika a-aku mati, bakarlah diriku bersama m-m-mutiara suci. Agar para s-s-siluman t-tidak dapat mengambilnya."

"Kakak, kau pasti sembuh. Kau tenang saja, aku akan menyembuhkanmu," ujar Elis optimis bahwa dirinya bisa menyembuhkan luka Karent.

Hiks ... Hiks ...

"Aku mohon kau harus kuat, kakak." Elis mengeluarkan air mata.

Karent sudah tidak bisa lagi menahan rasa sakitnya, dirinya mengangkat tangan susah payah untuk menyentuh pipi sang adik.

Elis melihat bahwa sang kakak benar-benar lemah, dia menyentuh tangan kakaknya dan mereka saling bertukar pandang.

Selang satu menit kemudian Karent menutup mata, dia pergi untuk selamanya.

Elis yang melihat kakaknya sudah pergi dari sisinya, hanya bisa menangis tanpa mengeluarkan suara. Dia menahan teriakannya untuk tidak mengeluarkan suara.

Trisno yang melihat kepergian Karent juga mengeluarkan air mata, dirinya juga menahan suara agar tidak mengeluarkan teriakan atau kesedihannya.

Kepercayaan mereka adalah jika mereka sampai mengeluarkan suara saat kematian seseorang, maka seseorang itu tidak akan bisa pergi sampai ke dunia akhirat. Rohnya pasti akan terus gentayangan di bumi.

Maka dari itu, mereka benar-benar menahannya untuk tidak mengeluarkan suara hanya mengeluarkan air mata saja.

Di Pemakaman...

Elis, Trisno, dan semua orang yang mengenal Karent melayat ke pemakamannya.

Mereka melihat Karent untuk yang terakhir kali.

Elis mendekati Karent dan menggenggam tangannya sambil memberikan mutiara suci kepada Karent.

"Bawalah mutiara ini bersamamu, kakak." Elis lalu mencium pipi kakaknya untuk yang terakhir kali.

Elis mengambil obor yang ada di samping peti Karent, lalu menyalakan api dan mengarahkan ke peti.

Seketika peti itu di penuhi api yang besar, Elis menatap peti beserta kakaknya yang semakin lama semakin di makan kobaran api.

"Sampai jumpa lagi, kakak," Elis berpamitan pada Karent.

Tujuh Belas Tahun Kemudian di Kota Uneng...

BUG!

Seorang perempuan dengan kaki jenjangnya terjatuh, dirinya berlari terburu-buru.

"Kembali kau, Karin!" perintah seorang wanita yang umurnya terlihat setengah abad dari kejauhan.

Week!

Ejek wanita cantik itu sambil memakai sepatu dengan cepat.

Lalu dia menuju ke arah motor yang sudah terparkir di depan gerbang rumahnya.

"Karin, kembalikan uang ibu!" perintah ibunya yang sudah mendapat anak pertamanya bersiap untuk kabur menggunakan sepeda motornya.

"Enak saja! Ibu sudah tidak memberikan uang jajan selama sebulan. Hari ini aku mau jajan sepuasnya!" gadis yang bernama Karin itu melaju menggunakan motor kesayangannya.

Ibunya mengejar, namun terlambat.

"Dasar anak, kurang aj*r! Ambil uang orang seenaknya, semua ini gara-gara kau yang terlalu memanjakannya," ujarnya sembari menunjuk ke arah laki-laki yang umurnya sudah setengah abad juga.

"Sudah lah! Kau sudah tidak memberikannya uang jajan. Apa salahnya jika sekarang dia mengambil uangnya," ucap lelaki separuh bayah yang jalannya menggunakan tongkat itu.

"Hah, seharusnya dulu aku mengajarinya lebih keras agar nantinya dia tidak jadi pembangkang, tapi karena kau juga ikut-ikutan membelanya terus jadinya seperti ini, punya anak yang bisanya hanya menghabiskan uang orang tuanya," umpat wanita tua yang diketahui namanya adalah Suri itu.

"Yah sudah, biar bagaimanapun dia anak kita, Suri!" tegas ayah Karin.

Wajah Suri nampak memerah karena emosi, lalu wanita itu melempar barang-barang.

Prang ... Klontang ... Crang ...

"Manjakan saja terus anak itu." Tegasnya sambil berlalu masuk ke dalam rumah.

Ayah Karin hanya bisa mengelus dada, karena memang ibu Karin memiliki emosi yang kuat.

Di perjalanan menuju sekolah...

Karin berkata, "Lumayan buat jajan nanti di sekolah."

Dia tidak memperhatikan jalan malah sibuk dengan uang yang baru saja dicurinya dari kamar ibunya.

Saat dia terus fokus pada uang itu tiba-tiba saja ada seekor serigala yang menghalangi jalannya.

Cit!

Dia mengerem mendadak.

Ia melihat seekor serigala yang bertubuh besar sekitar dua puluh kali lebih besar dari seekor anjing.

Dia panik, dan tubuhnya gemetaran, ingin rasanya meminta tolong namun lidahnya kelu.

Bodohnya Karin, dia melewati jalan sepi yang jarang orang lewati.

Dia jalan melewati hutan, entah kenapa dia melewati jalan itu, padahal dia takut jika harus melewati jalan itu sendirian.

Cring ...

Keluar cahaya dari mata serigala itu, cahayanya sungguh silau hingga Karin memicingkan mata, berusaha melindungi matanya dari sinar yang benar-benar silau.

"Apa-apaan ini!" Teriaknya dengan emosi sambil terus menutup mata.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • SEBUT AKU KSATRIA SILUMAN ANJING   Sakit Hati Trisno

    Bab 18"Sebenarnya, aku pun tidak tahu, bahwa yang dibicarakan kucing itu adalah nyata. Karena jujur, aku sendiri tidak yakin kalau manusia biasa seperti Karin, ternyata bisa ke dunia kita ini," jelas Troy."Jadi maksudmu, kucing itu berkata dengan serius?" tanya Kristin memburu."Iya, dia bertemu dengan Karin di dalam hutan larangan. Kucing itu bingung, karena memang wajah dan aroma tubuhnya mirip dengan Karent,""Tapi bukan itu saja, di dalam tubuhnya terdapat mutiara suci. Ini juga yang membuat aku heran bukan main," cerita Troy secara garis besar.Kristin terkejut dengan cerita Troy, dia masih tidak menyangka, bahwa Karent benar-benar membuat kembarannya sendiri.Dia maju ke arah jendela, matanya memperhatikan jalan setapak.Jalan itu menuju ke sungai di mana Jul dan yang lainnya berada."Aku tidak percaya, Karin itu benar-benar ada," ucap Kristin, sambil matanya terus menatap ke arah jalanan."Aku juga begitu awalnya. Tapi saat aku melihat dengan mata kepalaku sendiri, baru aku p

  • SEBUT AKU KSATRIA SILUMAN ANJING   Sakit Hati Trisno

    Bab 18"Sebenarnya, aku pun tidak tahu, bahwa yang di bicarakan kucing itu adalah nyata. Karena jujur, aku sendiri tidak yakin kalau manusia biasa seperti Karin, ternyata bisa ke dunia kita ini," jelas Troy."Jadi maksud mu, kucing itu bermata dengan serius?" tanya Kristin memburu."Iya, dia bertemu dengan Karin di dalam hutan larangan. Kucing itu bingung, karena memang wajah dan aroma tubuhnya mirip dengan Karent,""Tapi bukan itu saja, di dalam tubuhnya terdapat mutiara suci. Ini juga yang membuat aku heran bukan main," cerita Troy secara garis besar.Kristin terkejut dengan cerita Troy, dia masih tidak menyangka, bahwa Karent benar-benar membuat kembaran nya sendiri.Dia maju ke arah jendela, matanya memperhatikan jalan setapak.Jalan itu menuju ke sungai di mana Jul dan yang lainnya berada."Aku tidak percaya, Karin itu benar-benar ada," ucap Kristin, sambil matanya terus menatap ke arah jalanan."Aku juga begitu, awalnya. Tapi saat aku melihat dengan mata kepala ku sendiri, baru

  • SEBUT AKU KSATRIA SILUMAN ANJING   Pertemuan Troy dengan Kristin

    Bab 17Pov Autor Kisah ini masih di dalam kejadian lima menit sebelum Jul dan yang lainnya menuju sungai.Suara tertawa itu makin terdengar dengan jelas, secara perlahan tangan itu menunjukan wujud aslinya di mulai dari kakinya.Perlahan demi perlahan menuju pinggang lalu menuju dada dan pada akhirnya, makhluk tak terwujud itu telah menunjukkan jati dirinya dengan sempurna.Troy sedikit bingung, dirinya nampak familiar dengan wajah itu."Aku seperti tidak asing dengan mu," ucap Troy sambil berusaha mengingat.Di matanya dia bagaikan setengah manusia dan setengah naga, dia menyebutnya siluman naga.Siluman naga itu tersenyum, dia berkata, "Kau ingat?" "Aku tidak asing dengan mu, tapi aku masih tidak ingat siapa kau. Lagi pula kenapa kau membawa ku kemari?" tanya Troy dengan gemas."Kau, Troy. Kenapa membantu siluman anjing si*lan itu. Kau lupa dia ingin memiliki mutiara suci, sendirian? Kau juga tahu bahwa dia telah membunuh Karent, kenapa kau masih membantunya?" tanya siluman naga

  • SEBUT AKU KSATRIA SILUMAN ANJING   Hilangnya Troy dan Karent Kembali

    Bab 16Pov Autor Sebelumnya, Karin dan Rojer sedang beradu tatapan. Seakan membuat kesan yang di benci dari sikap dan sifat lawannya.Karin seakan enggan untuk berpaling, begitu pun dengan Rojer, dia pun seakan tidak perduli jika sekarang Karin marah."Hei, seharusnya kau mengalah sebagai perempuan," ucap Rojer dengan tatapan tajam."Dan seharusnya laki-laki tidak perlu cerewet seperti perempuan," jawab Karin dengan sinis."Apa kau bilang?" Rojer makin kesal jika di sindir cerewet.Dirinya tidak akan cerewet, jika bukan seseorang yang memulai keributan terlebih dahulu."Aku cerewet karena demi kebaikan," ucapnya santai."Kebaikan dari mana, dari dahi mu itu?" Karin berucap dengan jengkel.Elis dan yang lainnya melihat keributan kecil mereka, karena tidak tahan Jul maju.Dia berniat melerai perdebatan adu mulut antara Rojer dan Karin."Kalian ini, hentikan. Jangan seperti anak kecil," ucap Jul menasihati."Woi, pak tua. Tidak usah ikut campur," ucap Rojer sinis.Jul yang di rasa tidak

  • SEBUT AKU KSATRIA SILUMAN ANJING   Mulai Akrab

    Bab 15"Apa aku boleh berkenalan dengan kalian?" Karin bertanya pada dua orang tersebut.Elis dan Trisno bingung, mereka sama sekali tidak melihat sesuatu di depannya.Tapi Karin dan Rojer dapat melihatnya, hal itu membuat mereka merasa bingung."Rojer, kau juga bisa melihat mereka?" tanya Karin."Jelas saja, aku pasti melihat mereka. Lagi pula mereka itu siluman," "Saat aku di belakang tadi, tupai itu menyerang ku," ucap Rojer memberi tahu.Karin menatap ke arah tupai dan kuda yang terlihat di matanya itu, dia menatap tajam ke arah mereka berdua."Kalian ini, sebenarnya mau apa?" Karin bertanya dengan nada lembut."Kami hanya menjaga kawasan tempat tinggal kami, karena kami tidak menyukai orang asing masuk ke dalam rumah kami," si tupai menjawab dengan mata melotot ke arah Rojer.Karin menatap juga ke arah Rojer, di lihatnya Rojer yang benar-benar takut.Kali ini dia melihat Rojer bersembunyi di belakang Trisno."Kalian siapa, mau apa datang kemari? Tapi pengecualian untuk dirimu, k

  • SEBUT AKU KSATRIA SILUMAN ANJING   Rumah Jul

    Bab 14"Orang-orang yang ingin menguasai mutiara suci itu, tentunya," jawab Jul."Jadi, intinya. Kau ingin aku, melindungi mutiara suci ini?" Karent berpendapat."Yah, aku meminta mu untuk menjaga mutiara suci ini. Karena kau adalah pendeta sakti, setelah pendeta Yura," ucap Jul dengan mata menatap Karent.Karent melihat mutiara suci dan dia bingung, bagaimana dia bisa melindungi mutiara suci itu.Saat dirinya masih bingung, Trisno bertanya, "Bagaimana kau akan melindungi, mutiara itu?"Karent menggelengkan kepala, dia sendiri bingung harus berbuat apa.Saat dia ingin bertanya pada Jul, Trisno berkata, "Bagaimana kalau kita bertanya pada ketua penjaga kuil?"Karent menoleh ke arahnya dan dia merasa tidak setuju dengan ucapan Trisno."Aku tidak mau melibatkan orang-orang. Jika memang kau ingin aku melindungi mutiara suci ini, maka aku akan melindunginya," Karent berucap mantap dengan menatap ke arah Jul.Jul tersenyum dan mengangguk kan kepala, sedangkan Trisno yang mendengarnya hanya

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status