Bab 4
"Sial*n, serigala sial*n!" maki Karin dengan emosi.Dia merasakan bahwa cahaya itu sudah hilang dan dia mencoba melihat, benar saja serigala itu juga sudah menghilang."Wah, apa-apaan ini?" Karin melihat sekelilingnya berubah drastis.Karin tercengang melihat bunga dan pepohonan yang lebat ada di sekitarnya."Ini di mana, jalan yang menuju sekolah, mana?" Karin ketakutan sendiri, karena dia merasa bahwa dirinya berada di dunia yang berbeda.Saat itu ada kucing yang melewatinya, dia melihat kucing itu berjalan dengan tiga kaki saja.Karena merasa kasihan, Karin menghampiri dan menggendongnya."Hei, kenapa kakimu hanya tiga, mana yang satu lagi?" tanyanya sembari mengelus kepala kucing itu."Woy, turunkan aku, cepat!" perintah kucing itu.Karin terlonjak kaget ketika mendengar kucing itu bisa berbicara.Aaaaaaa!Teriak Karin.Tanpa sengaja Karin melempar kucing itu ke atas, kemudian kucing itu jatuh ke tanah.Aaww!Jerit kucing itu yang merasa kesakitan akibat lemparan Karin."Kau gila, melemparku ke atas?" ucap kucing menjilati kakinya."Kau bisa bicara?" tanya Karin dengan heran."Kenapa, heran? Aku ini kucing, jelas aku bisa bicara," jawabnya.Si kucing melihat ke arah Karin sejenak, dirinya merasa ada yang salah darinya."Kenapa kau melihat ku?" tanya Karin."Kau ini siluman dari mana, pakaianmu itu seperti dari dunia lain saja?" ucapnya melihat gaya berpakaian Karin."Enak saja, siluman. Aku ini manusia tahu!" ungkap Karin jengkel karena dirinya disangka siluman.DEG!Jantung si kucing berdetak dengan cepat dan wajahnya berubah tegang. Dirinya mundur beberapa langkah ke belakang."Hei, kenapa tiba-tiba wajahmu seperti itu?"Wush!Aura seketika berubah menjadi lain.Perasaan Karin mulai berubah, bulu kuduknya meremang."Loh, kenapa tiba-tiba hawanya berubah?" ucapnya sembari memegang tengkuknya yang terasa dingin.Si kucing yang merasa akan terjadi suatu hal yang tidak-tidak mulai bergegas untuk pergi."Hei, berani kau pergi dari sini, aku akan menyihir kau jadi, kodok!" ucap Karin menakut-nakuti kucing itu.Spontan si kucing terkejut dengan ucapannya, lalu dia mulai menghentikan langkahnya dan tetap berdiri di tempatnya, namun kakinya gemetaran.Si kucing berkata, "Jika kau tidak lari, nantinya kau yang akan menyesal!"Karin sendiri memang sudah dilanda kecemasan, dirinya melihat ke arah sekeliling, namun dia tidak menemukan apapun yang membuatnya merinding.BLAAR!Karin dan kucing itu terlonjak ketika mendengar suara ledakan yang terdengar dari arah belakang mereka."Si*l," kata si kucing."Ada apa?" tanya Karin."Kita harus pergi, sekarang!" perintah si kucing.Boing... Bzzt... Crack..."Suara apa itu?" tanya Karin setengah berbisik kepada si kucing.Saat Karin menengok ke belakang, dia melihat kucing itu sudah jauh melarikan diri."Sial*n, Kucing Anj*ng!" maki Karin sangat emosi.Suara itu makin mendekat dan semakin terdengar dengan jelas.Karin mundur secara perlahan, dirinya terlalu takut untuk melarikan diri.DEG!Uaaaa!Teriaknya dan langsung lari secepat kilat ketika muncul dari dalam hutan segerombolan makhluk-makhluk aneh."Tolong!" teriaknya meminta bantuan ketika dirinya di kejar seekor monyet berkepala ular, bebek berbadan anjing, lebah yang berukuran raksasa dan yang paling mengerikan kaki seribu berukuran dinosaurus."Tolong, siapa pun tolong, aku!" teriaknya lagi.Karin semakin cepat berlari hingga dia bertemu si kucing yang lari duluan meninggalkannya tadi.Di sela-sela larian mereka Karin bertanya sambil memaki, "Kucing sial*n, brengs*k! Kenapa tadi kau meninggalkan aku?""Maafkan aku, tapi aku tadi kan mengajakmu lari. Tapi kau saja yang masih berdiri mematung," ucap kucing itu."Sial*n! Banyak alasan!" ucap Karin yang langsung menendang kucing itu jauh ke atas awan.Miaaaww!"Bagus, kalau aku tidak bertemu kau lagi, Sial*n!" teriak Karin sambil terus berlari.BUK!Karin terjatuh tepat di pohon beringin."Jangan mendekat!" ucapnya sembari telapak tangan yang di hadapkan ke depan.Seketika itu juga, keluar cahaya murni dari tangannya dan semua siluman yang mengikutinya tadi langsung berhenti bergerak.Aaaa!Teriak para siluman ketika cahaya murni itu mengenai diri mereka.Lalu siluman-siluman itu menghilang dengan sendirinya.Ketika para siluman menghilang, cahaya yang keluar dari tangan Karin juga ikut menghilang."Apa-apaan ini?" ucap Karin dengan ketakutan. "Kenapa bisa ada cahaya keluar dari tanganku?"Lalu Karin bangkit berdiri, dirinya masih terkejut akan kekuatan yang baru saja ia keluarkan."Sebenarnya tadi itu apa, banyak sekali yang datang dengan tampang yang mengerikan." Gumamnya.Karin menoleh ke kanan dan ke kiri melihat sekitar kalau-kalau ada lagi makhluk yang aneh muncul.Setelah dirasa semuanya aman terkendali, dia mulai berjalan menyusuri hutan.Hutan itu adalah hutan terluas menurutnya, karena di matanya hanya melihat semak-semak dan pohon saja, ia belum melihat satu manusia berada di sana.Bzzzt...Terdengar suara aneh di telinga Karin, dirinya mulai was-was kembali."J-Jangan bilang makhluk aneh, lainnya." Karin gemetaran.Matanya tidak berhenti menatap ke arah semak-semak belukar yang mengeluarkan suara aneh barusan.Lalu tiba-tiba...Sriiing ...Muncul seekor lebah raksasa berbadan layaknya seekor anak anjing."Aaaa, lagi-lagi hewan aneh muncul!" Teriaknya terkejut.Spontan dirinya kembali lari, menghindari hewan aneh itu."Tolong!" Teriaknya kembali, kali ini Karin teriak sekencang-kencangnya.Sret!Seseorang muncul entah dari mana dan langsung menyerang lebah itu dengan pedangnya.Karin bersembunyi di balik pohon untuk berlindung sambil kepalanya menengok ke arah seseorang yang muncul itu."Hia, Pedang Angiin!" ucap orang itu seraya menebaskan pedangnya ke arah lebah raksasa.Lebah itu langsung hancur seketika, tubuhnya langsung di makan oleh kobaran api yang keluar dari tebasan pedang itu.Yang menolongnya adalah seorang lelaki yang berpakaian layaknya seorang anggota geng, wajahnya sangat halus seperti wajah seorang bayi yang baru lahir.Dan yang paling penting, lelaki itu sangat tampan dan kuat bagaikan Ksatria."Semua sudah aman, keluarlah dari sana!" ucap lelaki itu memberi perintah dengan dingin.Karin tercengang, mulutnya menganga, dirinya terkejut akan apa yang baru saja di lihat.Lalu dia menghampiri lelaki misterius yang tiba-tiba muncul itu.Karin berkata, " Terima kasih, kau sudah menyelamatkan aku dari lebah itu.""Yah, sebaiknya kau segera keluar dari hutan ini. Di sini tidak aman untukmu!" ucapnya memberi peringatan."Maksudnya?" Karin bingung dengan perkataannya barusan."Didalam tubuhmu ada sesuatu yang mereka incar. Oleh karena itu, lebih baik kau segera keluar dari hutan larangan ini," katanya lagi."Hah? Sesuatu dari tubuhku?" tanya Karin sambil merabah tubuhnya yang mungil baginya itu.Lelaki itu tidak melanjutkan perkataannya, dia pergi meninggalkan Karin sendiri." Hei, tunggu! Jangan tinggalkan aku!" teriak Karin sambil mengejar pria itu.Saat Karin tengah mengejarnya, tanpa sengaja dirinya menengok ke samping dan dia melihat sesuatu yang langka.DEG!Langkahnya terhenti dia melihat pria lain di hutan itu, namun pria itu dalam kondisi yang mengerikan.Bab 18"Sebenarnya, aku pun tidak tahu, bahwa yang dibicarakan kucing itu adalah nyata. Karena jujur, aku sendiri tidak yakin kalau manusia biasa seperti Karin, ternyata bisa ke dunia kita ini," jelas Troy."Jadi maksudmu, kucing itu berkata dengan serius?" tanya Kristin memburu."Iya, dia bertemu dengan Karin di dalam hutan larangan. Kucing itu bingung, karena memang wajah dan aroma tubuhnya mirip dengan Karent,""Tapi bukan itu saja, di dalam tubuhnya terdapat mutiara suci. Ini juga yang membuat aku heran bukan main," cerita Troy secara garis besar.Kristin terkejut dengan cerita Troy, dia masih tidak menyangka, bahwa Karent benar-benar membuat kembarannya sendiri.Dia maju ke arah jendela, matanya memperhatikan jalan setapak.Jalan itu menuju ke sungai di mana Jul dan yang lainnya berada."Aku tidak percaya, Karin itu benar-benar ada," ucap Kristin, sambil matanya terus menatap ke arah jalanan."Aku juga begitu awalnya. Tapi saat aku melihat dengan mata kepalaku sendiri, baru aku p
Bab 18"Sebenarnya, aku pun tidak tahu, bahwa yang di bicarakan kucing itu adalah nyata. Karena jujur, aku sendiri tidak yakin kalau manusia biasa seperti Karin, ternyata bisa ke dunia kita ini," jelas Troy."Jadi maksud mu, kucing itu bermata dengan serius?" tanya Kristin memburu."Iya, dia bertemu dengan Karin di dalam hutan larangan. Kucing itu bingung, karena memang wajah dan aroma tubuhnya mirip dengan Karent,""Tapi bukan itu saja, di dalam tubuhnya terdapat mutiara suci. Ini juga yang membuat aku heran bukan main," cerita Troy secara garis besar.Kristin terkejut dengan cerita Troy, dia masih tidak menyangka, bahwa Karent benar-benar membuat kembaran nya sendiri.Dia maju ke arah jendela, matanya memperhatikan jalan setapak.Jalan itu menuju ke sungai di mana Jul dan yang lainnya berada."Aku tidak percaya, Karin itu benar-benar ada," ucap Kristin, sambil matanya terus menatap ke arah jalanan."Aku juga begitu, awalnya. Tapi saat aku melihat dengan mata kepala ku sendiri, baru
Bab 17Pov Autor Kisah ini masih di dalam kejadian lima menit sebelum Jul dan yang lainnya menuju sungai.Suara tertawa itu makin terdengar dengan jelas, secara perlahan tangan itu menunjukan wujud aslinya di mulai dari kakinya.Perlahan demi perlahan menuju pinggang lalu menuju dada dan pada akhirnya, makhluk tak terwujud itu telah menunjukkan jati dirinya dengan sempurna.Troy sedikit bingung, dirinya nampak familiar dengan wajah itu."Aku seperti tidak asing dengan mu," ucap Troy sambil berusaha mengingat.Di matanya dia bagaikan setengah manusia dan setengah naga, dia menyebutnya siluman naga.Siluman naga itu tersenyum, dia berkata, "Kau ingat?" "Aku tidak asing dengan mu, tapi aku masih tidak ingat siapa kau. Lagi pula kenapa kau membawa ku kemari?" tanya Troy dengan gemas."Kau, Troy. Kenapa membantu siluman anjing si*lan itu. Kau lupa dia ingin memiliki mutiara suci, sendirian? Kau juga tahu bahwa dia telah membunuh Karent, kenapa kau masih membantunya?" tanya siluman naga
Bab 16Pov Autor Sebelumnya, Karin dan Rojer sedang beradu tatapan. Seakan membuat kesan yang di benci dari sikap dan sifat lawannya.Karin seakan enggan untuk berpaling, begitu pun dengan Rojer, dia pun seakan tidak perduli jika sekarang Karin marah."Hei, seharusnya kau mengalah sebagai perempuan," ucap Rojer dengan tatapan tajam."Dan seharusnya laki-laki tidak perlu cerewet seperti perempuan," jawab Karin dengan sinis."Apa kau bilang?" Rojer makin kesal jika di sindir cerewet.Dirinya tidak akan cerewet, jika bukan seseorang yang memulai keributan terlebih dahulu."Aku cerewet karena demi kebaikan," ucapnya santai."Kebaikan dari mana, dari dahi mu itu?" Karin berucap dengan jengkel.Elis dan yang lainnya melihat keributan kecil mereka, karena tidak tahan Jul maju.Dia berniat melerai perdebatan adu mulut antara Rojer dan Karin."Kalian ini, hentikan. Jangan seperti anak kecil," ucap Jul menasihati."Woi, pak tua. Tidak usah ikut campur," ucap Rojer sinis.Jul yang di rasa tidak
Bab 15"Apa aku boleh berkenalan dengan kalian?" Karin bertanya pada dua orang tersebut.Elis dan Trisno bingung, mereka sama sekali tidak melihat sesuatu di depannya.Tapi Karin dan Rojer dapat melihatnya, hal itu membuat mereka merasa bingung."Rojer, kau juga bisa melihat mereka?" tanya Karin."Jelas saja, aku pasti melihat mereka. Lagi pula mereka itu siluman," "Saat aku di belakang tadi, tupai itu menyerang ku," ucap Rojer memberi tahu.Karin menatap ke arah tupai dan kuda yang terlihat di matanya itu, dia menatap tajam ke arah mereka berdua."Kalian ini, sebenarnya mau apa?" Karin bertanya dengan nada lembut."Kami hanya menjaga kawasan tempat tinggal kami, karena kami tidak menyukai orang asing masuk ke dalam rumah kami," si tupai menjawab dengan mata melotot ke arah Rojer.Karin menatap juga ke arah Rojer, di lihatnya Rojer yang benar-benar takut.Kali ini dia melihat Rojer bersembunyi di belakang Trisno."Kalian siapa, mau apa datang kemari? Tapi pengecualian untuk dirimu, k
Bab 14"Orang-orang yang ingin menguasai mutiara suci itu, tentunya," jawab Jul."Jadi, intinya. Kau ingin aku, melindungi mutiara suci ini?" Karent berpendapat."Yah, aku meminta mu untuk menjaga mutiara suci ini. Karena kau adalah pendeta sakti, setelah pendeta Yura," ucap Jul dengan mata menatap Karent.Karent melihat mutiara suci dan dia bingung, bagaimana dia bisa melindungi mutiara suci itu.Saat dirinya masih bingung, Trisno bertanya, "Bagaimana kau akan melindungi, mutiara itu?"Karent menggelengkan kepala, dia sendiri bingung harus berbuat apa.Saat dia ingin bertanya pada Jul, Trisno berkata, "Bagaimana kalau kita bertanya pada ketua penjaga kuil?"Karent menoleh ke arahnya dan dia merasa tidak setuju dengan ucapan Trisno."Aku tidak mau melibatkan orang-orang. Jika memang kau ingin aku melindungi mutiara suci ini, maka aku akan melindunginya," Karent berucap mantap dengan menatap ke arah Jul.Jul tersenyum dan mengangguk kan kepala, sedangkan Trisno yang mendengarnya hanya