Bab 15"Apa aku boleh berkenalan dengan kalian?" Karin bertanya pada dua orang tersebut.Elis dan Trisno bingung, mereka sama sekali tidak melihat sesuatu di depannya.Tapi Karin dan Rojer dapat melihatnya, hal itu membuat mereka merasa bingung."Rojer, kau juga bisa melihat mereka?" tanya Karin."Jelas saja, aku pasti melihat mereka. Lagi pula mereka itu siluman," "Saat aku di belakang tadi, tupai itu menyerang ku," ucap Rojer memberi tahu.Karin menatap ke arah tupai dan kuda yang terlihat di matanya itu, dia menatap tajam ke arah mereka berdua."Kalian ini, sebenarnya mau apa?" Karin bertanya dengan nada lembut."Kami hanya menjaga kawasan tempat tinggal kami, karena kami tidak menyukai orang asing masuk ke dalam rumah kami," si tupai menjawab dengan mata melotot ke arah Rojer.Karin menatap juga ke arah Rojer, di lihatnya Rojer yang benar-benar takut.Kali ini dia melihat Rojer bersembunyi di belakang Trisno."Kalian siapa, mau apa datang kemari? Tapi pengecualian untuk dirimu, k
Bab 16Pov Autor Sebelumnya, Karin dan Rojer sedang beradu tatapan. Seakan membuat kesan yang di benci dari sikap dan sifat lawannya.Karin seakan enggan untuk berpaling, begitu pun dengan Rojer, dia pun seakan tidak perduli jika sekarang Karin marah."Hei, seharusnya kau mengalah sebagai perempuan," ucap Rojer dengan tatapan tajam."Dan seharusnya laki-laki tidak perlu cerewet seperti perempuan," jawab Karin dengan sinis."Apa kau bilang?" Rojer makin kesal jika di sindir cerewet.Dirinya tidak akan cerewet, jika bukan seseorang yang memulai keributan terlebih dahulu."Aku cerewet karena demi kebaikan," ucapnya santai."Kebaikan dari mana, dari dahi mu itu?" Karin berucap dengan jengkel.Elis dan yang lainnya melihat keributan kecil mereka, karena tidak tahan Jul maju.Dia berniat melerai perdebatan adu mulut antara Rojer dan Karin."Kalian ini, hentikan. Jangan seperti anak kecil," ucap Jul menasihati."Woi, pak tua. Tidak usah ikut campur," ucap Rojer sinis.Jul yang di rasa tidak
Bab 17Pov Autor Kisah ini masih di dalam kejadian lima menit sebelum Jul dan yang lainnya menuju sungai.Suara tertawa itu makin terdengar dengan jelas, secara perlahan tangan itu menunjukan wujud aslinya di mulai dari kakinya.Perlahan demi perlahan menuju pinggang lalu menuju dada dan pada akhirnya, makhluk tak terwujud itu telah menunjukkan jati dirinya dengan sempurna.Troy sedikit bingung, dirinya nampak familiar dengan wajah itu."Aku seperti tidak asing dengan mu," ucap Troy sambil berusaha mengingat.Di matanya dia bagaikan setengah manusia dan setengah naga, dia menyebutnya siluman naga.Siluman naga itu tersenyum, dia berkata, "Kau ingat?" "Aku tidak asing dengan mu, tapi aku masih tidak ingat siapa kau. Lagi pula kenapa kau membawa ku kemari?" tanya Troy dengan gemas."Kau, Troy. Kenapa membantu siluman anjing si*lan itu. Kau lupa dia ingin memiliki mutiara suci, sendirian? Kau juga tahu bahwa dia telah membunuh Karent, kenapa kau masih membantunya?" tanya siluman naga
Bab 18"Sebenarnya, aku pun tidak tahu, bahwa yang di bicarakan kucing itu adalah nyata. Karena jujur, aku sendiri tidak yakin kalau manusia biasa seperti Karin, ternyata bisa ke dunia kita ini," jelas Troy."Jadi maksud mu, kucing itu bermata dengan serius?" tanya Kristin memburu."Iya, dia bertemu dengan Karin di dalam hutan larangan. Kucing itu bingung, karena memang wajah dan aroma tubuhnya mirip dengan Karent,""Tapi bukan itu saja, di dalam tubuhnya terdapat mutiara suci. Ini juga yang membuat aku heran bukan main," cerita Troy secara garis besar.Kristin terkejut dengan cerita Troy, dia masih tidak menyangka, bahwa Karent benar-benar membuat kembaran nya sendiri.Dia maju ke arah jendela, matanya memperhatikan jalan setapak.Jalan itu menuju ke sungai di mana Jul dan yang lainnya berada."Aku tidak percaya, Karin itu benar-benar ada," ucap Kristin, sambil matanya terus menatap ke arah jalanan."Aku juga begitu, awalnya. Tapi saat aku melihat dengan mata kepala ku sendiri, baru
Bab 18"Sebenarnya, aku pun tidak tahu, bahwa yang dibicarakan kucing itu adalah nyata. Karena jujur, aku sendiri tidak yakin kalau manusia biasa seperti Karin, ternyata bisa ke dunia kita ini," jelas Troy."Jadi maksudmu, kucing itu berkata dengan serius?" tanya Kristin memburu."Iya, dia bertemu dengan Karin di dalam hutan larangan. Kucing itu bingung, karena memang wajah dan aroma tubuhnya mirip dengan Karent,""Tapi bukan itu saja, di dalam tubuhnya terdapat mutiara suci. Ini juga yang membuat aku heran bukan main," cerita Troy secara garis besar.Kristin terkejut dengan cerita Troy, dia masih tidak menyangka, bahwa Karent benar-benar membuat kembarannya sendiri.Dia maju ke arah jendela, matanya memperhatikan jalan setapak.Jalan itu menuju ke sungai di mana Jul dan yang lainnya berada."Aku tidak percaya, Karin itu benar-benar ada," ucap Kristin, sambil matanya terus menatap ke arah jalanan."Aku juga begitu awalnya. Tapi saat aku melihat dengan mata kepalaku sendiri, baru aku p
Bab 1"Hia!"Teriakan perkelahian terdengar dari dalam hutan larangan di pagi itu.Srekkk ...Rojer melayangkan pedangnya ke arah Trisno. Mereka saling beradu kemampuan.Srekkk ... "Akh!" pedang Trisno mengenai wajah Rojer."Rasakan akibatnya kau, Rojer," ucap Trisno lelaki bertubuh ideal dan berwajah tampan itu."Cih!" Rojer berdecak sambil menyentuh pipinya karena luka tebasan milik pedang Trisno."Sekarang kembalikan mutiara itu, siluman anj*ng!" perintah Trisno kepada lelaki yang bukan manusia itu."Aku tidak akan pernah mengembalikannya padamu, karena dengan mutiara ini aku bisa menjadi penguasa," ungkap lelaki berambut emas dan berwajah layaknya artis barat ini."Sial*n, jika begitu mati saja, kau!" ujar Trisno.Sret!Trisno lari ke arah Rojer dan beradu pedang.DOR ...Suara tembakan berada tepat di belakang mereka.Untuk sementara pertarungan mereka hentikan.Mereka menoleh ke arah belakang dan mendapat seorang wanita berpakaian pendeta dengan penampilan yang berantakan dan t
Bab 2...Masih dalam ingatan Karent...Rojer berhasil masuk ke kamar Karent dan mulai menggeledah kamar itu.Di mulai dari tempat tidur Karent, tidak butuh waktu lama untuk menggeledah kasur itu.Karena benda yang ia cari telah di temukan, yaitu Mutiara Suci.Cring ...Kilauan cahaya keluar dari mutiara itu dan menyilaukan matanya, memaksa Rojer untuk berpaling.Rojer menggenggam mutiara itu dan bergegas keluar dari kamar Karent."Akhirnya aku bisa mendapatkan kalung ini, ini adalah mutiara yang paling berharga!" ucap Rojer senang ketika ia berhasil mendapatkan barang yang dia cari.Ketika akan melewati gerbang, ia melihat Trisno dan beberapa pelayan lainnya sedang berdiri mengobrol di pintu gerbang.Rojer langsung menyembunyikan mutiara itu dan ia bergegas melewati orang-orang."Rojer, sejak kapan kau di sini?" tanya Trisno. Baru saja Rojer akan menjawab, muncul Karent dari belakang."Berhenti, jangan coba-coba keluar dari kuil ini!" dengan lantang Karen memberi perintah.Karent me
Bab 3Dirinya semakin di buat terkejut ketika melihat keadaan sang kakak yang memprihatinkan."Dewa, kakak?" Elis menghampiri Trisno."Ayo, baringkan dia di sini," perintah Elis ke Trisno untuk membaringkan Karent pada kursi bambu."Tolong, Elis. Dia kehabisan banyak darah dan kehabisan tenaga juga," ujar Trisno memberitahukan keadaan Karent."Kenapa bisa seperti, ini?" tanya Elis meminta penjelasan apa yang telah terjadi terhadap kakaknya. "Semua ini karena ulah si siluman anj*ng itu, dia berusaha untuk mengambil mutiara suci dari dalam kuil, tapi niatannya di ketahui oleh Karent. Dan kami pun berkelahi hingga akhirnya Karent tertusuk pedang Rojer," cerita Trisno secara garis besar."Rojer? Kenapa bisa, bukankah dia siluman yang baik?" tanya Elis merasa tidak percaya bahwa Rojer dapat melakukan hal itu."Dia tidak baik, dia penghianat. Buktinya dia tega melukai Karent yang jelas-jelas Karent mencintai dirinya dengan tulus," jawab Trisno.Elis masih tidak percaya, dirinya masih berko