Bab 1"Hia!"Teriakan perkelahian terdengar dari dalam hutan larangan di pagi itu.Srekkk ...Rojer melayangkan pedangnya ke arah Trisno. Mereka saling beradu kemampuan.Srekkk ... "Akh!" pedang Trisno mengenai wajah Rojer."Rasakan akibatnya kau, Rojer," ucap Trisno lelaki bertubuh ideal dan berwajah tampan itu."Cih!" Rojer berdecak sambil menyentuh pipinya karena luka tebasan milik pedang Trisno."Sekarang kembalikan mutiara itu, siluman anj*ng!" perintah Trisno kepada lelaki yang bukan manusia itu."Aku tidak akan pernah mengembalikannya padamu, karena dengan mutiara ini aku bisa menjadi penguasa," ungkap lelaki berambut emas dan berwajah layaknya artis barat ini."Sial*n, jika begitu mati saja, kau!" ujar Trisno.Sret!Trisno lari ke arah Rojer dan beradu pedang.DOR ...Suara tembakan berada tepat di belakang mereka.Untuk sementara pertarungan mereka hentikan.Mereka menoleh ke arah belakang dan mendapat seorang wanita berpakaian pendeta dengan penampilan yang berantakan dan t
Bab 2...Masih dalam ingatan Karent...Rojer berhasil masuk ke kamar Karent dan mulai menggeledah kamar itu.Di mulai dari tempat tidur Karent, tidak butuh waktu lama untuk menggeledah kasur itu.Karena benda yang ia cari telah di temukan, yaitu Mutiara Suci.Cring ...Kilauan cahaya keluar dari mutiara itu dan menyilaukan matanya, memaksa Rojer untuk berpaling.Rojer menggenggam mutiara itu dan bergegas keluar dari kamar Karent."Akhirnya aku bisa mendapatkan kalung ini, ini adalah mutiara yang paling berharga!" ucap Rojer senang ketika ia berhasil mendapatkan barang yang dia cari.Ketika akan melewati gerbang, ia melihat Trisno dan beberapa pelayan lainnya sedang berdiri mengobrol di pintu gerbang.Rojer langsung menyembunyikan mutiara itu dan ia bergegas melewati orang-orang."Rojer, sejak kapan kau di sini?" tanya Trisno. Baru saja Rojer akan menjawab, muncul Karent dari belakang."Berhenti, jangan coba-coba keluar dari kuil ini!" dengan lantang Karen memberi perintah.Karent me
Bab 3Dirinya semakin di buat terkejut ketika melihat keadaan sang kakak yang memprihatinkan."Dewa, kakak?" Elis menghampiri Trisno."Ayo, baringkan dia di sini," perintah Elis ke Trisno untuk membaringkan Karent pada kursi bambu."Tolong, Elis. Dia kehabisan banyak darah dan kehabisan tenaga juga," ujar Trisno memberitahukan keadaan Karent."Kenapa bisa seperti, ini?" tanya Elis meminta penjelasan apa yang telah terjadi terhadap kakaknya. "Semua ini karena ulah si siluman anj*ng itu, dia berusaha untuk mengambil mutiara suci dari dalam kuil, tapi niatannya di ketahui oleh Karent. Dan kami pun berkelahi hingga akhirnya Karent tertusuk pedang Rojer," cerita Trisno secara garis besar."Rojer? Kenapa bisa, bukankah dia siluman yang baik?" tanya Elis merasa tidak percaya bahwa Rojer dapat melakukan hal itu."Dia tidak baik, dia penghianat. Buktinya dia tega melukai Karent yang jelas-jelas Karent mencintai dirinya dengan tulus," jawab Trisno.Elis masih tidak percaya, dirinya masih berko
Bab 4"Sial*n, serigala sial*n!" maki Karin dengan emosi.Dia merasakan bahwa cahaya itu sudah hilang dan dia mencoba melihat, benar saja serigala itu juga sudah menghilang."Wah, apa-apaan ini?" Karin melihat sekelilingnya berubah drastis.Karin tercengang melihat bunga dan pepohonan yang lebat ada di sekitarnya."Ini di mana, jalan yang menuju sekolah, mana?" Karin ketakutan sendiri, karena dia merasa bahwa dirinya berada di dunia yang berbeda.Saat itu ada kucing yang melewatinya, dia melihat kucing itu berjalan dengan tiga kaki saja.Karena merasa kasihan, Karin menghampiri dan menggendongnya."Hei, kenapa kakimu hanya tiga, mana yang satu lagi?" tanyanya sembari mengelus kepala kucing itu."Woy, turunkan aku, cepat!" perintah kucing itu.Karin terlonjak kaget ketika mendengar kucing itu bisa berbicara.Aaaaaaa!Teriak Karin.Tanpa sengaja Karin melempar kucing itu ke atas, kemudian kucing itu jatuh ke tanah.Aaww!Jerit kucing itu yang merasa kesakitan akibat lemparan Karin."Kau
Bab 5Dia melihat pria itu tertempel di batang pohon beringin dalam keadaan tumbuhan berjalar melilitnya.Dia pun segera menghampirinya dan semakin tercengang ketika melihat wajah pria itu."Dewa, sungguh tampan sekali orang ini!" Karin berdecak kagum ketika melihat Rojer.Karin semakin mendekat kearahnya hingga tangannya menyentuh pipi pria itu."Dia manusia atau bukan, lalu kenapa dia bisa seperti ini?" gumamnya sambil meraba tubuh Rojer.Saat sedang meraba tubuh Rojer, tidak sengaja Karin menyentuh dadanya dan merasakan ada benda keras yang menempel di tubuh lelaki itu."Apa ini, keras sekali?" gumamnya sambil berusaha mengambil peluru yang telah tertancap di tubuh Rojer.Peluru yang selama tujuh belas tahun menancap di tubuhnya kini terlepas sudah.Seketika itu juga Rojer terjatuh dari pohon dan dirinya jatuh tepat di atas tubuh Karin.BRUK!"Buset, tiba-tiba bisa jatuh begini?" Ujar Karin yang merasa risih karena tubuh Rojer secara tiba-tiba langsung terjatuh ketika dirinya menca
Bab 6"Maaf, tapi sepertinya kau salah orang," ucap Karin.Elis berdiri mematung."Aku Karin. Namaku Karin," Ujar Karin memperkenalkan diri.Terlihat dari raut wajah Elis, bahwa dirinya kecewa akan pengakuannya."Maaf, tapi kau sangat mirip dengan kakakku. Aku tadi mengira kalau kau adalah kak Karent," ungkap Elis."Huft! Kenapa kau malah seperti orang aneh tadi, yang mengira kalau aku ini adalah Karent?" ucap Karin setengah emosi. "Orang aneh?" Elis bingung."Iya orang aneh. Tadi di dalam hutan itu aku menemukan seorang pria yang menempel pada pohon beringin. Dasar gil*, bukannya berterima kasih, dia malah berbuat yang kasar padaku," Karin menjelaskan secara garis besar.Elis tercengang, rahangnya yang mungil itu menganga."Kau tadi bilang, apa? Kau menemukan seorang lelaki yang ada di dalam hutan larangan itu dan kau melepaskannya dari pohon beringin, benarkah?" Elis bertanya beruntun."Iya, aku menyelamatkannya, tapi dia malah meminta mutiara suci. Sedangkan aku tidak tahu apa itu
Bab 7Pov AutorKarin, Elis, Trisno dan Rojer masih mengobrol. "Kenapa kau mengira bahwa aku adalah, Karent?" tanya Karin penuh selidik."Wajah dan bentuk tubuhmu, sangat mirip dengannya," jawab Elis memandanginya."Jadi, itu sebabnya kau memanggil aku, 'Kak Karent'?" tanya Karin lagi.Elis menjawab dengan anggukan.Dari awal perjumpaan Elis menyangka bahwa Karin adalah Karent, namun kenyataanya tidak demikian.Dirinya benar-benar merindukan Karent."Sudahlah, lagi pula sekarang Karent sudah tenang. Kau tidak perlu memikirkannya lagi," Trisno mencoba menghibur."Aku tahu, namun aku hanya merindukan, kakak," Elis membalas perkataan Trisno, lalu wajahnya berubah sendu.Karin merasa kasihan kepada Elis."Memang ke mana, kakakmu?" Karin bertanya dengan suara lembut.Elis menatap matanya dalam, seakan tidak kuasa menahan, pada akhirnya air mata Elis jatuh membasahi pipinya yang merah.Trisno juga ikut bersedih, karena dirinya juga merasa kehilangan sosok wanita yang membuatnya merasa hang
Bab 8Pov AutorKarin menghalangi jalan Elis yang ingin mendekat ke makhluk yang wajahnya mirip dengan, Karent.Bukan tanpa sebab Karin menghalanginya, justru karena satu hal yang membuat Karin, harus mencegah Elis mendekatinya."Aku tahu, ada niat jahat dalam dirimu," ucap Karin tegas ke makhluk itu....Satu menit sebelumnya...Saat Karin melihat ke arah wajah makhluk itu, dia sontak terkejut.Wajahnya, sangat mirip dengan dirinya.Set!Muncul kucing berkaki tiga yang dilihatnya, saat pertama kali berada, dalam hutan larangan.Kucing itu tepat berada, di sampingnya.Dan berkata, "Kau, harus berhati-hati dengan dia, karena dia bukanlah Karent yang dulu," Perkataannya barusan membuat dirinya terkejut, karena secara tiba-tiba kucing itu muncul dan berbicara."Kau, kenapa kau di sini?" "Aku merasakan, Karent ada di sini, makanya aku cepat-cepat ke sini untuk memberitahukan padamu bahwa dia bukanlah Karent yang dulu," jelas si kucing.Karin seperti merasakan hal yang aneh juga, saat