David berdiri sambil mengatur napasnya, kalimat undangan Verena membuat gejolak gairah dan juga kewarasannya berperang sekarang. Pria itu tahu jika gadis cacing ini sedang merayunya, tapi David masih ingin berpikir waras jika apa yang dia rasakan sekarang adalah salah. Ini hanya perasaan sesaat.
Bagian tubuh terlarang bereaksi lebih cepat hanya karena anak kecil. Apa-apain ini? Tolong, pukul kepalanya agar dia bisa berpikir waras sekarang.
“Please,” ujar David dengan serak, menahan kabut gairah dan juga kewarasan jika Verena adalah anak kecil, gadis cacing yang hanya bisa jadi benalu, dia juga ingin menjaga perasaan orang tua Verena.
Gila!
Otak, hati, dan tubuh bawah berontak dalam waktu bersamaan. Berkali-kali David menelan ludah, sambil menggepalkan tangannya. Tolong sadarkan dia.
David menggerang melihat tubuh kecil, walau tubuh Verena sudah terbentuk dewasa. Dan sekarang milliknya bereaksi begitu cepat, berkali-kali David mengusap w
Verena selalu memimpikan agar David menyentuhnya, tapi saat mimpi itu meenjadi kenyataan dia seolah dihempaskan dari langit tinggi ke dasar jurang paling tinggi. Hal yang paling menyakitkan adalah ditolak mentah-mentah.Gadis itu masih terduduk di bawah guyuran shower selama hampir dua jam sambil menangis memeluk tubuh telanjangnya. Dia tidak menyangka patah hati akan membawa dampak sebesar ini.Dia sudah terbiasa saat David menolaknya, tapi menolak mentah-mentah saat mereka sudah sampai di libido yang meningkat, sangat merendahkan harga dirinya, dia memang selalu bertingkah seperti manusia tak punya otak dan hati, tapi sekarang Verena benar-benar patah hati.Rasanya ingin mengadu ke Gerald, tapi Gerald pasti lebih murka dan tulangya yang akan patah. Verena masih menunduk, memikirkan cara agar dia tidak terlihat murahan di mata David, dia ingin
Verena merasakan wajahnya memerah sepanjang waktu, gadis itu bahkan mencubit dirinya berkali-kali memastikan jika dia sedang tidak bermimpi sekarang. Dia tak kuasa untuk menahan senyumannya, ah, semunya terasa sangat mulus sekarang seperti yang dia inginkan.Verena bahkan tak berani untuk bertatapan langsung dengan David. Dia terlalu malu, tapi orang yang dimaksud sedang tertidur dengan nyaman di sampingnya. Gadis itu mengangkat kepalanya, tidak menyangka jika dia bisa tidur dengan pamannya sendiri, Verena menggigit bibirnya yang masih terasa kebas, dia sekarang memikirkan bagaimana reaksi orang tuanya saat tahu semua ini, bagaimana murkanya Kelsea. Huh! Verena tak peduli, jika David berada di sampingnya, mereka bisa menghadapi semuanya bersamaan.Gadis itu mengendus-endus masih tercium bau-bau sisa percintaan mereka, dan juga Verena merasakan miliknya di bawah perih.Dia menarik napas Panjang berkali-kali, Kembali menatap David yang tertidur begitu nyaman. Vere
Verena menggerang pelan, tangannya dia lingkarkan di leher David, matanya tertutup sangat siap menikmati kenikmatan yang lain, masalah atau apa pun bisa dipikirkan nanti.Perlahan David melumat bibirnya, Verena mengerang. Walau dia merasa tak nyaman, karena dia hanya berbaring di atas batu tajam yang menusuknya, dan bisa saja membuatnya terluka.“Sakit?” tanya David, Verena menggeleng, jika nafsu sudah berada di puncak apalagi yang ditunggu? Verena bisa memastikan jika dia tidak akan bosan untuk mencium David, bercinta yang nikmat di mana saja.“Tapi, ini di atas batu kamu akan sakit,” ujar David khawatir.“Persetan!” jawab Verena sambil membungkan mulut David, keduanya Kembali berciuman. Harus David akui jika bibir gadis berisik ini memabukan, ciumannya turun ke leher Verena yang begitu menggoda layaknya daging segar yang siap disantap, David menyesap dan juga menghisap leher itu, meninggalkan jejak seolah dia vampire
Verena memainkan jari-jari tangannya sambil berpikir. Dia dan David punya hubungan satu Langkah, bukan sepuluh Langkah lebih maju dari sebelumnya. Dia Bahagia jika ditanya, tapi dia tidak bisa menjawab jika ditanya bagaimana dirinya akan menghadapi keluarganya. Verena sekarang ketakutan sendiri. Gadis itu makin menerawang kosong, dia hanya menatap langit-langit kamar, tempat penginapan mereka. Verena dan David sudah pulang dari teman David, suami-istri itu sangat baik, mereka berpesan agar Verena dan David ke sini lagi suatu hari nanti. Verena merasakan napasnya yang terasa berat, David sedang memeluk pinggangnya sambil tertidur. Mereka baru saja menyelesaikan percintaan yang panas. Seperti pasangan baru yang sedang panas-panasnya, di mana ada kesempatan mereka akan bercinta di mana saja, bahkan beberapa kali melewatkan sarapan karena tak ingat pada dunia. Verena sedang Bahagia sekarang, tapi dia tahu semua ini hanya sementara, dia akan menghadapi banyak masalah ke d
Ketika meninggalkan tempat penginapan, meninggalkan New Zealand Verena tahu akan banyak hal yang akan dia hadapi, siap tak siap dia akan menghadapi.Gadis itu menoleh ke belakang, melihat David menyeret koper mereka. Semua hal itu tak luput dari pandangan Verena dan juga mengabadikan dalam ponselnya. Sebenarnya, sudah lama dia mematikan sambungan internet karena di tempat penginapan mereka tidak ada internet, Verena benar-benar menghabiskan banyak waktu Bersama David untuk quality time Bersama.Gadis itu mendekati Pak Tua tampan yang sangat menggoda iman, mengandeng lengan David sambil memeluknya walau David sedang kewalahan membawa koper-koper mereka.“Pak Tua, apakah aku harus meminta izin pada Onty jika sekarang aku menggantikan dirinya?” tanya Verena manja, masih bersandar di lengan David sambil berjalan. David memikirkan ucapan Verena, benar juga bahkan dia seolah melupakan sang istri sejenak karena gadis kecil berisik ini. David tak bisa membay
Verena terdiam, tidak ada yang pernah tahu masa depan."Here I am, staring at your perfection," ucap Verena masih memeluk David. Gadis itu hanya berharap semuanya baik-baik saja.David memeluk pinggang Verena, keduanya masih terdiam di depan makam Auri, sambil berdiri. Sekarang, mereka akan menghadapi dunia yang tidak ramah pada mereka.David kembali berbalik menatap wajah Verena, gadis cacing berisik yang akan mengisi hidupnya. Sekarang dia berjanji untuk selalu bersama Verena, karena tanpa dia sadari Verena telah menjungkir balikan dunianya.Tangan David menyentuh ujung hidung Verena, gadis itu tersenyum. David ingin hidupnya terus terisi dengan semua hal tentang Verena, David ingin terus mendengar suara cempreng itu saat dia membuka matanya, mendapatkan ciuman di setiap tidur malamnya.Mau tak mau dia harus mengakui jika dia telah jatuh pada anak dari rekannya sendiri, David belum bisa memikirkan bagaimana perasaan
“Long time no see.” Dia tersenyum culas, memperhatikan dua orang di depannya, begitu detail dari ujung rambut hingga ujung kepala.“Kau siapa?” tanya Verena dengan nada tak ramah sama sekali, David yang tadinya hanya bisa membeku akhirnya Kembali sadar jika dia pernah pusing karena ada dua Wanita asing masuk dalam hidupnya.“Anak kecil siapa ini?” tanya Vanessa balik, menatap Verena penuh cemoohan dari ujung kaki hingg kepala.“Ah, aku tidak tahu jika kau sudah punya anak, David. Tapi, tidak ada ayah dan anak yang salin mengendong,” ejek Vanessa, Verena menggepalkan tangannya napasnya naik-turun menahan emosi.Dia maju, Vanessa semakin mencemoohnya.“Kau siapa jalang? Kau dan dia punya hubungan?” tanya Verena balik pada David yang hanya berdiri seperti patung. Verena jelas kecewa luar biasa, apa-apaan maksud semua ini? Jadi, David tak benar-benar tulus padanya? Jadi, selama ini dia h
Sekarang dia mengerti apa itu kesepian, dia juga membenci perpisahan.Dia akan menghadapi semua ini sendirian, walau Verena tak ada tapi David akan mencari gadis itu dan meminta izin pada Gerald, walau dia sudah tahu konsekuensi yang akan dia hadapi.Ya, David akan berjuang. Sendirian.Setelah dipikir-pikir lucu juga, dia awalnya menolak mati-matian gadis itu karena tak ingin punya drama seperti ini, setelah terseret ke dalam, dia yang akhirnya terbawa arus dan hampir tenggelam. Sial sekali nasibnya!David masih duduk merenung, memikirkan Langkah apa yang harus dia hadapi, pertama Kembali membeli ponsel, dia mencoba mencari gadis itu di segala sudut kota Perth, jika tidak menemukan dia akan menyusul ke Jerman, dengan segala konsekuensi yang ada.David memilih untuk mandi, mencoba untuk menjernihkan pikiran. Laki-laki itu merenungi nasibnya, dan memikirkan semua rentetan kejadian. Masuknya Verena dalam hidupnya memang sudah David duga ak