"Lihat-lihat, ini hanya adalah sesuatu yang orang liar bisa lakukan, mereka mengatakan tidak dengan mulut mereka, tapi tubuh mereka tidak bisa mengendalikannya!" Kata Melisa tanpa menyadari apa yang sedang di lakukan oleh Gebbie.
''kau akan menyesali apa yang kau lakukan padaku!" Batin Gebbie."Ambil cek itu, pergi dan menjauh dari Mike!" Melisa mengusir Gebbie.Gebby berdiri di tengah-tengah pesta dan membuat semua orang melihatnya, termasuk Mike dan ayahnya yang sedang adu mulut itu diam dan melihat ke arah Gebbie."Permisi semuanya? Untuk menginterupsi kalian semua, pertama aku ingin berterima kasih pada wanita muda ini untuk hadiah ucapan selamatnya pada perayaan pertunanganku dengan Mike. Jadi sekarang, aku ingin mengembalikan isyarat itu dan memberikan cek ini kembali padanya." Ucap Gebbie sambil melempar cek itu kembali ke wajah Melisa."Kau!" Melisa marah.Melisa melayangkan tangannya hendak menampar wajah Gebbie, namun saat ia bergerak maju, meja itu bergerak dan semua biasanya, makanan dan kue pengantin mewah itu terjatuh ke lantai bersama dengan Melisa.Semua orang termangu melihatnya.Gebbie berlari keluar dari ruangan pesta itu."Tangkap gadis itu untukku! Jangan biarkan dia pergi!" Teriak Melisa.Mike dan semua orang terkejut bukan main, pesta ayahnya kini hancur berantakan.Beberapa pengawal berjas hitam berlari mengejar Gebbie."Cepat! Jangan biarkan dia lolos!" Teriak Melisa.Ayah Mike semakin geram dan marah berbeda dengan Mike yang justru merasa senang."Mari kita menyerah satu sama lain! " Kata ayahnya."Bagaimana kau akan menyerah?" Tanya Mike."Aku akan membatalkan pernikahan ini, kau membatalkan pertunanganmu!" Kata ayahnya tegas."Baik, sepakat!" Kata Mike setuju dan pergi meninggalkan pesta itu.Sementara itu, Di sebuah sekolah SMA swasta Gebbie juga bekerja disana sebagai guru pembantu untuk sementara waktu. Gebbie berdiri menatap kepala sekolah, sangat kepala sekolah sibuk membersihkan daun-daun bunga seperti yang sangat disayanginya. Gebbie akhirnya memberanikan diri memberikan berkas anggaran untuk kompetisi lintasan dan lapangan dan akan di mulai dalam sebulan."Kondisi dan rekor para siswa sangat baik, jika Agus dari kelas 11 terus berusaha dengan baik, maka aku yakin dia akan unggul selama kompetisi ini dan menerima beasiswa kuliah." Ucap Gebbie."Apa ini akan jadi 1 dari 3 universitas teratas?" Tanya kepala sekolah."Apa?" Gebbie terlihat binggung."Atau tingkat kedua? Atau tingkat ketiga? Tanya kepala sekolah lagi.Gebbie pikir itu bukan sekolah manapun yang disebutkan, namun...."Jika kau meminta sekolah menghabiskan uang mereka pada seorang siswa yang akan pergi ke beberapa perguruan tinggi tanpa nama, apa itu benar?" Ucap kepala sekolah sinis."Dia sangat berbakat, aku yakin dia akan melakukannya dengan baik." Ucap Gebbie membela diri."Baiklah aku paham! Tapi lupakan anggaran untuk saat ini, posisi direktur utama kosong sampai sekarang, kita bisa bicara lagi begitu direktur utama telah kembali." Kata kepala sekolah."Kompetisi dalam satu bulan, harap tinjau..." Pinta Gebbie langsung pada kepala sekolah."Nona Gebbie, bukankah kontrakmu berakhir sebentar lagi? Menjadi proaktif tak akan ada gunanya bagimu, kau harus mendengarkan orang tua. Menjadi proaktif hanya akan menimbulkan masalah." Kata kepala sekolah.Gebbie Masih ingin bicara tapi kepala sekolah seperti tidak peduli. Akhirnya Gebbie pun keluar dari ruangan itu lalu ia langsung memukul dan meninju pintu ruangan. Ia mengumpat kesal di luar karena memang ia akan segera meninggalkan sekolah itu."Sekolah ini menjijikan. Aku harus bersabar, tabunganku sebentar lagi cukup, aku akan segera masuk ke universitas itu." Kata Gebbie.Sementara Gebbie sibuk mengoceh tiba-tiba teleponnya berdering dan itu adalah telefon dari teman masa kecilnya Rizky yang sudah hampir 10 tahun tidak bertemu. Rizky mengajak Gebbie bertemu di sebuah Cafe di tengah kota.Gebbie segera pergi ke tempat yang di katakan Rizky, setelah hampir 10 menit menunggu, seorang pria tiba-tiba datang dan menyapa Gebbie."Gebbie..." Sapa pria itu."Maaf, kau siapa?" Gebbie tidak mengenali pria itu dan ia malah melongo binggung."Rizky tersenyum manis dan berkata, " Ini aku , Rizky". Katanya."Hah? Rizky?!" Gebbie tak percaya."Aku sedikit berubah, bukan? Aku telah mengubah beberapa bagian wajahku dalam setahun ini." Kata Rizky.Gebbie masih tidak percaya dan ia membandingkan foto Rizky yang di ponselnya dengan pria yang ada di depannya itu."Menggapa? Kenapa kau mengubah wajahmu itu menjadi seperti ini, apa yang telah kau lakukan pada wajahmu?" Ucap Gebbie tidak percaya memegang kasar wajah Rizky."Bisakah kau melepaskan wajahku? Ini harganya $30.000 dollar." Akui Rizky.Gebbie segera melepaskan wajah Rizky."Tidak apa-apa, dia mungkin terlihat berbeda sekarang tapi dia tetap pria yang sama." Gumam Gebbie yakin."Gebbie..." Ucap Rizky."Hmmmmmmmn..." Kata Gebbie."Gebbie, sekarang kita harus..." Ucap Rizky siap-siap mengeluarkan sesuatu dari jasnya."Akhirnya, apa itu hadiah?" Gumam Gebbie penuh semangat."Kita harus putus!" Kata Rizky santai."Apa?!" Gebbie terkejut dan binggung."Aku pergi kencan buta, kau tau standarku tinggi sejak kecil, kupikir tidak ada wanita yang bisa menenangkan hatiku, tapi akhirnya ku temukan dia dan dia ikut kontes kecantikan, proporsi tubuhnya bahkan sempurna, 34, 24, dan 32. Tapi dia mengancam akan meninggalkan aku jika kita masih punya hubungan, dia bahkan tidak terima alasan apapun walau ku katakan kau adalah temanku. Aku harap kau mau mengerti, aku pergi dulu, dah." Kata Rizky dan langsung pergi begitu saja.Gebbie tak percaya dengan yang terjadi padanya dan ia merasa seperti sedang di lecehkan saja. Gebbie akhirnya pergi ke bar dan meminum habis minuman yang ada di depannya. Joshua pelayan bar itu melihat Gebbie dan menghampirinya."Sudah?" Tanya Joshua.Semua orang menatap tingkah Gebbie namun Gebbie tetap minum dan terus minum sampai wajahnya memerah karena mabuk."Kenapa kau selalu bersikap menyedihkan disini?" Keluh Joshua."Gratis." Gebbie meminta Joshua menuangkan lagi wine untuknya.Dalam keadaaan mabuk, Gebbie berbalik dan melihat semua pria yang ada di bar itu duduk saling berhadapan."Mereka para pria tampan,34, 24 dan 32? Kalian tau? Orang-orang juga menganggap aku seksi!" Ucap Gebbie lalu mencoba menggoda seorang pria yang duduk di sampingnya.Si pria malah merasa jijik dan langsung melangkah pergi. Gebbie tak mau menyerah dan ia mencoba menggoda pria lain di sebelah kirinya dan si pria pun langsung bergegas pergi. Gebbie pun mulai mengeluh kesal dan menurutnya semua orang yang ada di bar itu pasti sudah buta."Semua orang yang ada disini pasti sudah buta!" Keluh Gebbie."Hey, ini bar homoseksual alias Gay!" Keluh Joshua.Bersambung...👉Dalam perjalanan pulang, Gebbie mendapat kabar bahwa Jimmie sudah sadarkan diri. Ia bergegas kembali ke rumah sakit. Namun melihat CEO Jackson sudah lebih dulu masuk, ia mengurungkan niatnya untuk menemui Jimmie dan hanya mengintip dari balik pintu. “Terima kasih sudah bangun, Jimmie. Terima kasih banyak.” gumamnya sambil menangis. Hari berganti. Nyonya Melly menemui CEO Jackson yang sedang bersiap untuk pulang dari rumah sakit. Ia meletakkan surat cerai serta cincin pernikahan yang ia kenakan di meja. Saat ditanya, nyonya Melly mengaku bahwa dari awal hubungan mereka berdasar atas cinta. Hanya semua berubah saat ia melihat sekretaris Warren, dimana insting keibuannya kemudian mengambil alih. Karena ia melakukan semua itu demi anaknya, nyonya Melly tidak peduli apakah CEO Jackson akan memaafkannya atau tidak. Namun ia meminta agar CEO Jackson memaafkan sekretaris Warren karena ia tetap setia menjaga CEO Jackson dan perusahaan hingga akhir. “Satu-satunya kesalahan sekretaris Warren
Lilis ngedumel pada ibunya, Lisa yang mengajaknya jalan jauh-jauh ke pasar hanya untuk membeli kecambah. Ibunya beralasan harganya lebih murah daripada di supermarket, selain itu hitung-hitung mereka juga berolahraga. Karena Lilis terus mengomel, Lisa ganti memarahinya karena dipecat dari pekerjaan paruh waktunya karena bermalas-malasan dan ketahuan tidur ibunya pun mengingatkannya agar bisa mandiri karena ayahnya saat ini sedang bekerja keras untuk mencari uang dan ia tidak bisa terus menyusahkannya. Tiba-tiba ponselnya berbunyi. Entah ada kabar apa, yang jelas Lisa tampak kaget mendengarnya. Lisa dan Lilis tiba-tiba mengajak Gebbie bertemu. Mereka mengabarkan bahwa ayah Gebbie, saat ini sedang berada di kantor polisi karena tidak sengaja menabrak mobil lain saat mengemudi dalam keadaan mengantuk. Ia baru bisa dibebaskan apabila sudah membayar uang jaminan sebesar 10 juta sebagai ganti biaya perawatan sopir mobil yang ia tabrak itu. Karena tidak punya uang, Lisa ibu tirinya meminta
Di mansion, Joy yang baru menerima SMS untuk menghadiri rapat pemegang saham mempertanyakan hal tersebut pada Rey. Reu pun menceritakan apa yang terjadi, termasuk bahwa saat ini kondisinya genting bagi CEO Jackson dan pihak lain yang ‘berkhianat’ adalah sekretaris Warren. Joy kaget dan tidak percaya mendengarnya. Rey lalu berbagi tugas dengan Joy, dan memintanya sebisa mungkin mempertahankan posisi CEO Jackson sampai ia tersadar. Joy pun menyetujuinya. Esok harinya, Rey mendatangi pemegang saham dan meyakinkan mereka untuk tetap berada di sisi CEO Jackson. Ia juga meminta mereka untuk percaya kepadanya, meski mungkin sulit bagi mereka untuk melakukannya. “Aku ingin melindungi Hokkaido Group yang merupakan milik kalian semua, tidak hanya milikku dan milik CEO.” Sementara Rey sibuk dengan urusanny saat ini, di butik, Rahel galau memikirkan Rey dan semua yang telah ia lakukan untuknya. Tak sengaja ia mendengar berita tentang Rey yang akan maju sebagai salah satu calon penerus perusaha
Gebbie yang sudah merasa baikan, keluar dari rumah sakit dan terlihat Jimmie sudah menunggunya. Gebbie kembali mencoba untuk pergi dari Jimmie. Jimmie kembali tidak memperbolehkannya. “Tetaplah di sampingku hingga kakek sadar kembali,” ujar Jimmie. Gebbie berniat menolak, tapi Jimmie langsung memotongnya dan dengan nada tinggi memintanya untuk menjelaskan bahwa yang dikatakan oleh nyonya Melly sebelumnya tentang Gebbie tidaklah benar. “Kamu sebenarnya juga ingin bersamaku, kan?” tanya Jimmie. Ia melanjutkan, “Aku cukup tahu kamu untuk tahu tentang itu.” Gebbie menyerahkan jaket Jimmie yang dititipkan kepadanya, lalu berpamitan pergi. “Maaf, aku minta maaf karena telah meninggalkanmu begitu saja pada waktu itu,” ujar Jimmie. “Aku tidak percaya apapun yang kau katakan pada hari itu. Aku tidak peduli alasanmu untuk tetap berada di sampingku. Jadi ku mohon, jangan tinggalkan aku.” Gebbie, yang menghentikan langkahnya, kembali hendak berdalih. Tapi Jimmie menghampirinya dan memelukn
Gebbie sedang bekerja dan ia mulai merasakan perih di bagian perutnya. Ia mengira mungkin itu karena ia belum makan, segera ia membeli makanan siap saji dan mulai memakannya. Namun, perih yang ia rasakan di perutnya bukanlah berkurang malah semakin menjadi-jadi. Wajahnya mulai berubah pucat sambil ia memegangi perutnya. Saat ia selesai bekerja ia duduk di depan cafe sambil menahan sakit hingga ponselnya tiba-tiba berdering. [Joy Memanggil...] "Kau dimana? Aku sudah sampai. Jangan bilang kau lupa kalau kita sudah pernah buat janji untuk makan malam bersama hari ini." Ucap Jimmie. "Maaf kak Joy, aku tidak bisa menepati janjiku hari ini." Kata Gebbie. "Oh, apa kau kerja lembur lagi hari ini?" Tanya Joy. "Iya, kak Joy pesan makanan saja jangan sampai kelaparan." Ledek Gebbie. "Suaramu terdengar tidak seperti biasanya, apakah kau kurang sehat?" Tanya Joy mulai khawatir. "Ti...tidak ...!" Ucap Gebbie menahan rasa sakit di perutnya. "Apa yang terjadi denganmu?" Tanya Joy. "Ah, ka
Jimmie sendiri mengendarai mobil tanpa tujuan. Ia terus melirik ke arah ponselnya, menunggu telpon dari Gebbie Akhirnya ia menyerah dan membuang ponsel itu, lalu lanjut memacu mobilnya. Sementara itu, Rey kembali ke rumah sakit karena diminta untuk menemui Dr. Kevin. Dr. Kevin mengatakan bahwa ia mencari Gebbie karena Gebbie sempat menemuinya setelah CEO Jackson dirawat dan menyatakan ingin menjadi donor. Namun hasilnya sama saja karena ia juga tidak cocok. Rey lantas menunggui CEO Jackson di kamarnya, saat seorang suster mengabarkan bahwa pihak restoran menelpon dan memberitahu ada barang milik CEO Jackson yang tertinggal di sana. Dengan heran Rey mengiyakan.Saat mengambil barang yang dimaksud, sebuah ponsel, Rey mendapat fakta bahwa saat CEO Jackson jatuh pingsan, sekretaris Warren dan nyonya Melly sedang berada di restoran. Rey yang mulai curiga lalu mendatangi kantor dan mendapat info bahwa saat itu sekretaris Warren tidak masuk karena hendak pergi ke rumah sakit bersa