Share

SEMUA KARENA SUAMI KEDUA
SEMUA KARENA SUAMI KEDUA
Penulis: Novisi

1. TERTANGKAP MESRA

Senyum mengembang di wajah Ruth bersama Elkana-anak dalam gendongannya-saat memasuki kantor Hizkia Perkasa Alamsyah, sang suami. Ia melangkah dengan semangat untuk memberi kejutan kunjungan pada suaminya. Ruth berencana mengajak Hizkia makan siang bersama. Beberapa bulan menikah mereka belum saling terbuka satu sama lain. Kali ini Ruth mengambil inisiatif.

"Kita ketemu Papa ya El", ujar Ruth pada anaknya. Elkana tersenyum, bertepuk tangan dan menyebut pa...papa...pa... berulang kali.

Ruth dan Elkana tiba di depan ruangan sekretaris, "Bapak ada?" tanya Ruth.

"Selamat siang Bu Ruth. Ya Bu, Bapak ada. Sedang ada tamu. Ibu mau masuk atau menunggu sebentar?" jelas Melina-sekretaris Hizkia.

"Aaah ya... Saya tunggu saja Mel, mungkin sebentar lagi selesai. Tamu dari mana, Mel?" tanya Ruth lagi.

"Dari perusahaan rekanan, Bu Ruth. Namanya Ibu Naomi," terang Melina.

Ruth dan Melina terlibat dalam percakapan ringan. Sekretaris suaminya ini menyukai Elkana sebab ia mudah dekat dengan siapa saja. Elkana termasuk anak yang ceria.

Tiga puluh menit Ruth menunggu tamu suaminya tak kunjung keluar, padahal ini telah masuk jam istirahat siang. Ruth pun mengatakan pada Melina untuk masuk dan menunggu di sofa ruangan suaminya saja.

Ruth dan Elkana masuk ke dalam ruangan dengan perlahan agar tidak membuat perhatian. Tak dinyana Hizkia melakukan hal yang kurang pantas, Ruth terkejut sepersekian detik jantungnya seolah berhenti berdetak. Ruth melihat suaminya sedang menyender di meja berhadapan dengan seorang perempuan memakai pakaian kerja mini yang tersenyum padanya dengan jarak begitu dekat. Bukan hanya itu, tangan mereka bertautan di pinggang perempuan-diketahui bernama Naomi.

Ruth menutup mata Elkana dan membalik badan. Karena terburu-buru, vas bunga dekat pintu tersenggol sampai jatuh dan pecah. Rencananya ingin segera keluar dari ruangan itu. Ruth yang panik terlalu ceroboh. Suara pecahan vas membubarkan posisi Hizkia dan Naomi.

"Ruth... Ruth!" terdengar suara Hizkia menyebut nama istrinya beberapa kali. Hizkia tergesa-gesa berjalan menuju ke tempat Ruth berdiri.

Ruth segera membuka pintu dan pergi meninggalkan ruangan itu. Ia tidak meminta penjelasan atas apa yang disaksikannya barusan.

Melina tidak tampak di meja kerja, mungkin ia ke toilet atau telah menuju kantin. Ini waktu makan siang memang. Jantung Ruth berdebar kencang menyaksikan drama romantis Hizkia mantan kekasihnya.

Sampai di depan lift, Ruth masih harus menunggu pintu terbuka sementara Hizkia masih memanggil-manggil namanya dari jarak beberapa meter. Cepatlah terbuka... rapal Ruth dalam hati tanpa menoleh ke arah Hizkia.

Sesaat pintu terbuka, Ruth segera melangkah masuk. Ternyata suaminya lebih cepat menahan pintu, berhasil masuk dalam lift yang sama.

Mereka bertiga dalam lift, suasana hening. Hanya terdengar suara nafas ngos-ngosan dari pasangan suami istri itu karena kejar-kejaran. Tidak ada yang memulai percakapan hingga Elkana menyadari ada papanya, "Pa... papapa... pa..," ujar Elkana mencondongkan badan meminta digendong Hizkia. Ruth menarik tubuh Elkana untuk lebih dekat ke dadanya dan bergeser ke sudut lift.

Tapi namanya Elkana yang senang ada papanya, berusaha menggapai badan Hizkia. Elkana mulai rewel, papanya pun bersikap siap menyambut untuk menggendong Elkana.

Mengingat kejadian tadi dalam ruangan kerja, hati Ruth tidak sudi anaknya dipegang oleh Hizkia. Tapi Elkana semakin rewel dan malahan menangis. Akhirnya mau tidak mau, Ruth memberikan Elkana pada suaminya karena anak itu tidak salah dan belum memahami apa yang terjadi tadi.

Hingga denting lift berbunyi, mereka keluar dalam keheningan. Hizkia memulai pembicaraan, "Kalian sudah makan? Mau makan bareng aku?" Kalau saja tidak ada kejadian tadi, tentu Ruth dengan senang hati akan menerima ajakan suaminya karena itulah tujuan mereka untuk datang ke kantor.

"Kami langsung pulang saja!" jawab Ruth seperti seorang istri yang cemburuan.

"Aku antar ya," tawar Hizkia lembut pada Ruth.

"Kamu kan masih punya urusan," jawab Ruth pada suaminya meski dadanya terasa sesak mengatakannya. Ruth menjulurkan tangan meminta kembali Elkana untuk digendong. Untungnya Elkana bersedia kembali didekap mamanya.

Tanpa banyak kata Ruth berjalan menuju pintu keluar gedung perkantoran. Suaminya masih beriringan, ia berpesan akan pulang lebih cepat hari ini. Ruth diam saja hingga menuju taksi yang baru saja menurunkan penumpang di gedung itu. Ruth naik tanpa berpamitan dengan suaminya.

Hizkia masih berdiri sampai kendaraan berbelok keluar gerbang. Dirinya mengartikan sesuatu dari respon istrinya barusan.

Di dalam mobil, Ruth menyebut daerah rumah pada driver taksi. Masuk dalam kendaraan tanpa menoleh ke suaminya. Taksi berjalan meninggalkan Hizkia yang berdiri mematung.

Ingatan Ruth kembali ke masa lalu. Ia teringat pada mendiang suaminya terdahulu, ayah kandung Elkana. Sosok pria yang baik yang kini telah kembali menghadap Sang Khalik.

Bersama Hizkia merupakan pernikahan kedua Ruth. Pernikahan yang terjadi karena wasiat mendiang suaminya.

Sepanjang pernikahan pertama, tak pernah mendiang punya skandal dengan perempuan entah itu teman kerja atau dengan mantannya.

Ruth berbisik pelan, "Aku merindukannya. Dia pasti tidak akan melakukan hal yang menyakitiku." Seketika matanya terasa panas, dada sesak, buliran air mata jatuh membasahi pipinya.

Sadar masih dalam taksi segera Ruth menghapus air mata dan menyugesti diri untuk tetap kuat. Ia menghela napas panjang yang bergetar membuang pandangan keluar mobil.

Setibanya di rumah, Ruth menidurkan Elkana di ranjang, mencium kening anaknya, dan mengamankan sekeliling agar Elkana tidak terjatuh. Melangkah ke toilet, Ruth menumpahkan gemuruh di dada dengan menangis.

Setengah jam menangis. Hati perempuan itu masih berusaha menyangkal bahwa ia telah jatuh cinta pada pesona suaminya sementara air mata malahan menyiratkan kesakitan.

Dibasuhnya wajah sejurus kemudian melihat ke cermin. Mata bengkak dan hidung merah, layaknya seperti anak gadis yang diputus pacar.

Ruth ingin menenangkan diri, berkeinginan tidak berjumpa sementara dengan suami. Sebut saja bapernya ini berlebihan, tetapi memang Ruth sedih sekali mengingat kejadian di kantor suaminya tadi.

💕💕

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status