Share

2. MASA LALU

"Oh, itu istri kamu. Ngga kelihatan lebih tua ya." Naomi menyindir istri Hizkia, saat pria itu kembali masuk ruang kerjanya.

"Mantan kakak ipar kamu, bukan? Terus, yang digendongannya anak abang kamu. Oh I see," Naomi melontarkan dugaan tentang Ruth, namun ia jawab sendiri. Dan kesemuanya itu adalah benar.

"Tadi, kenapa dia lari? Padahal aku ingin berkenalan lebih dekat, mana tahu kita bertiga bisa jadi partner... dalam rumah misalnya." Senyum manis Naomi ditanggapi datar oleh Hizkia.

"Berhenti, Naomi. Bisa-bisa, ini akan membuat hubungan aku jadi renggang, Naomi." Akhirnya Hizkia menanggapi semua perkataan yang disampaikan Naomi.

"Memangnya sudah sedekat apa? Siapa itu nama istri kamu? Pernah kenalan tapi sudah tak ingat nama," Naomi berlagak lupa.

"Ruth. Namanya Ruth Tribuana Tunggadewi," jawab Hizkia.

💕💕

Kembali ke masa beberapa bulan sebelum pernikahan, suami Ruth adalah mantan adik iparnya.

Suami terdahulu telah berpulang disebabkan sakit keras. Wasiat terakhir suaminya meminta Hizkia menikahi Ruth dan menjadi ayah yang baik bagi Elkana. Hanya saja, Ruth tidak tahu-menahu hal itu telah direncanakan suaminya dan Hizkia jauh-jauh hari.

Mama mertua Ruth menyetujui dan mengingat Elkana juga, ia tidak ingin Ruth memiliki pikiran untuk memilih pria lain kelak menjadi suami. Oleh sebab itu, enam bulan setelah berpulangnya suami, mama mertua lah yang menyodorkan tawaran pada Ruth agar ia bersedia menjadi istri anak keduanya.

Awalnya, ia menolak rencana itu.

Bagaimana bisa menikah dengan adik ipar sendiri? Ditambah lagi, usia mereka terpaut sembilan tahun. Kini usianya sudah 40 tahun dan Hizkia 31 tahun. Ooh tidak!

Suatu ketika, bunda kandung Ruth datang ke Jakarta bersama mama mertua, khusus untuk memintanya menjadi istri Hizkia.

Ia terkejut bukan main. Dan bertanya mengapa sebegitu getolnya mereka?

Bunda, yang waktu itu keceplosan, mengatakan Hizkia yang langsung meminta ke bunda untuk menjadikan Ruth istrinya.

Akhirnya, Ruth meminta waktu untuk berpikir.

Tentu, Ruth tidak marah pada mama dan bunda. Dia begitu menghormati kedua sosok wanita luar biasa itu.

Setelahnya, saat mama kembali ke Medan dan bunda ke Palembang, Ruth segera menghubungi Hizkia dan meminta penjelasan.

Ruth dan Hizkia tinggal di kota yang sama, Jakarta.

Bahkan saat dulu abangnya masih ada, mereka tinggal serumah. Sepulang kuliah, ia kerap membawa mainan untuk Elkana. Maka, tak heran Hizkia dekat dengan Elkana.

"Aku ingin minta penjelasan tentang kamu melamar aku pada mama dan bunda," ucap Ruth tegas setelah sambungan telepon terhubung.

"Ucap salam dulu, Kak," katanya terkekeh. Ruth diam tidak terpancing.

"Bisa kita jumpa untuk membahas hal ini?" tawarnya pada Ruth. 

"Apa yang perlu dibahas? Aku minta kamu menarik rencana itu pada mama dan bunda. Aku tidak tertarik. Bahkan, suamiku masih enam bulan lalu berpulang," tekan Ruth mengingatkan kalau-kalau Hizkia lupa.

"Sebelum kita jumpa, aku tidak akan mengubah apapun," Hizkia bersikeras.

Nampaknya Ruth harus menerima tawaran Hizkia agar lebih cepat diselesaikan, "Ya, oke. Di mana?" 

"Aku main ke rumah ya. Sudah kangen juga dengan Elkana," jawabnya.

"Tidak! Di luar saja. Aku bisa bawa Elkana." Ruth tidak mau menjadi bahan gosip tetangga, bila tahu membawa lelaki ke rumah seorang yang statusnya sudah janda.

"Oke! Besok malam aku jemput kakak dan Elkana." Ruth menolak tawarannya dan meminta menyebut lokasi untuk bertemu. Hizkia menyebut nama sebuah restoran yang memiliki ruangan privat untuk mereka bertiga berjumpa.

💕💕

Di sinilah mereka.

Elkana melihat Hizkia. Anak itu girang bukan main. Semenjak ayah Elkana berpulang, Hizkia dan Elkana bertemu hanya sekali sebulan. Yang biasanya setiap hari. Hizkia memutuskan membeli rumah untuk ditempati. Setelah selesai kuliah, ia bekerja di perusahaan keluarga yang dikelola oleh abangnya. Semenjak sakit, Hizkia diminta perlahan mempelajari seluk beluk perusahaan dan core bisnisnya.

Ruth tidak sabar untuk mengetahui apa maksud Hizkia meminta menjadi istrinya. Seingatnya, Hizkia sudah punya kekasih. Dia pernah dibawa dan diperkenalkan padanya dan abangnya kala itu.

Perempuan itu cantik dan mereka terlihat serius menjalin hubungan.

Elkana duduk sambil bermain di dekat mereka. Ini saatnya untuk mendengar alasan Hizkia sambil memerhatikan Elkana.

"Sebelum berpulang, Abang berpesan untuk menjaga Kakak dan Elkana," jelasnya dengan menatap mata Ruth.

Memutar bola mata ke atas, Ruth memberi tanggapan, "Bukan memintamu menikahiku, kan? Menjaga tidak harus menikahi. Kamu mengintrepetasikannya secara berlebihan," amuk Ruth.

"Sst ..." Hizkia menaruh telunjuknya di bibir sambil matanya menoleh ke arah Elkana. Ternyata Elkana terganggu, ia diam termangu memegang mobil-mobilan menatap dua orang dewasa itu secara bergantian.

Ruth dan Hizkia tersenyum kepada Elkana untuk mengembalikan suasana menjadi cair kembali. Elkana terpengaruh dan mulai memainkan kembali benda yang ada di hadapannya.

"Aku harus mampu menjaga emosi," suaranya dalam hati.

Hizkia angkat suara, "Bila kakak kelak memiliki rencana menikah dengan orang lain, maka aku barang tentu tidak bisa menjaga kalian lagi. Tidak bisa ikut campur sedikit pun, bukan?" ujarnya yakin seolah Ruth telah memiliki pengganti abangnya.

"Bahkan aku tidak terpikir mencari pasangan hidup lagi. Pikiranmu terlalu buruk tentangku," tekan Ruth pelan tidak ingin mengganggu Elkana.

"Masa depan siapa yang tahu, Kak," ujar Hizkia terkekeh.

"Bukannya kamu sudah punya kekasih? Apa kamu tega menyakiti hatinya dengan menikahi wanita lain? Lagi pula, kamu dapat berlaku serupa itu juga di masa depan bila kita menikah?" tanya Ruth mencoba agar Hizkia membatalkan ide aneh itu.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status