Share

AKHIRNYA AKU TAHU

Author: Haii'Fer
last update Last Updated: 2024-10-27 13:41:10

“Menemui Anthony. Setidaknya kita harus memberitahunya apa yang dia lewatkan dari kita.” Balas Felice.

Saat Felice pergi ternyata Xavier mendengarkan percakapan mereka berdua. Namun, Felice dan Luna tidak menyadari ada Xavier di dekat mereka.

***

Sesuai dengan ucapannya, Felice benar menemui Anthony di acara Special Party. Hanya orang-orang yang memiliki tiket undangan yang bisa datang ke acara itu. Dalam party itu Felice mendekati Anthony untuk membujuknya agar mau melihat hasil desainnya dan mau diajak bekerja sama.

Xavier yang menyadari Felice akan menemui Anthony di Special Party, membuatnya jadi pergi ke acara tersebut. Namun, Xavier datang menggunakan tiket undangan milik Arka. Saat Xavier berada di pintu masuk Xavier tidak sengaja menginjak kaki wanita dibelakangnya, Xavier segera menangkap tubuh wanita itu agar tidak jatuh.

Bugh! Mata mereka saling bertatapan. Wanita itu tersenyum kepada Xavier. “Arina Greesa Reine.” Gumam Xavier dalam hati. Yaps benar wanita itu yang ia bantu ternyata adalah Direktur Arina asli.

“Oh My God dia baru saja tersenyum padaku? Kenapa? Apa artinya ini? Apa dia tertarik padaku?” Tanya Direktur Arina dalam hati.

“Kamu baik-baik saja?” Ucap Xavier.

“Ya. Apa aku mengejutkanmu?” Balas Arina. Kemudian Xavier segera membantu Arina berdiri tegak.

“Aku juga baik-baik saja.” Balas Xavier lalu dia pergi meninggalkan Direktur Arina.

Direktur Arina sangat terkesima dengan wajah tampan dan gagah Xavier. Ia terus memperhatikannya dan mengintip ke arah kartu undangan itu untuk tahu siapa nama pria itu. Dalam tiket undangan tertulis nama Arka Nolan Jude. Direktur Arina meyakini bahwa nama pria yang menyelamatkannya tadi itu adalah Arka. Padahal Arka belum masuk ke tempat Party itu.

“Dimana Mr. X?” Gumam Arka.

“Arka Nolan Jude?” Ucap Direktur arina sambil tersenyum senang.

“Hah? Siapa yang memanggilku?” Ucap Arka yang mendengar suara seseorang memanggilnya.

Saat masuk ke dalam ruangan Xavier cukup banyak dikenali orang-orang disana. Xavier mencari-cari keberadaan Felice lalu nampak Felice sedang bersama Anthony. Anthony meminta Felice untuk menunjukkan desainnya di ruangan khusus yang ada di lantai 2. Felice segera pergi setelah menyiapkan file cetak yang menunjukkan hasil desain team Lauré dan hasil foto Xavier. Saat Felice naik ke lantai dua, Xavier melihatnya dan mengikutinya denga perlahan.

Felice masuk kedalam ruangan Anthony dan Xavier mendengarkan percakapan mereka berdua diluar ruangan itu. “Tidak ada yang bisa saya lakukan. Saya sudah meneken kontraknya.” Ucap Anthony.

Felice menunjukkan foto desain team Lauré pada Anthony. “Tapi kamu bahkan belum melihat desain kami. Saya ingin kamu melihatnya dan mempertimbangkan kembali.” Ucap Felice.

Anthony mengambil desain yang Felice tunjukkan. Dia melihatnya dengan seksama. “Sayangnya, saya sudah membuat kesepakatan dengan Sono. Kami bahkan merayakannya dengan sebotol sampanye.” Balas Anthony.

“Semuanya dirancang, dibuat dan diselesaikan di Indonesia. Saya bisa menjamin produk milik kami adalah produk berkualitas terbaik di Indonesia.” Balas Felice.

“Nona Felice, apa arti pakaian bagimu?” Tanya Anthony.

“Masa muda dan semangatku. Meskipun tidak akan beratahan selamanya, aku ingin itu abadi.” Jawab Felice.

“Lalu, bagaimana arti desain bagimu?” Tanya Anthony.

“Sesuatu yang tidak ingin saya buang. Itu masih menjadi impianku.” Balas Felice.

“Tidak, kamu salah! Intinya adalah uang. Tanpa uang, kamu tidak bisa membuat atau membeli pakaian. Itu kejam! Tapi begitulah adanya. Begitulah cara kerja industri ini. Kami langsung sepakat saat Sono menawarkan untuk membayar tiga kali harga aslinya. Tapi desainmu lumayan juga.” Ucap Anthony.

Xavier yang mendengar semua perkataan Anthony sangat geram dengan ucapannya. Xavier segera masuk ke ruangan itu dengan raut wajah yang tajam.

“Ohh Mr. X! Aku tahu kamu akan datang. Bisa kita mulai bicara tentang bisnis kita?” Ucap Anthony saat menyambut Xavier. Anthony menyambut Mr. X dengan senyuman sambil memaksa untuk mejabat tangan Mr. X.

“Sepertinya kita sudah selesai bicara.” Balas Xavier sambil melepaskan tangan Anthony dari tangannya.

“Apa? Kapan?” Tanya Anthony yang masih belum paham maksud Xavier menolak bekerja sama dengannya.

“Baru saja.” Balas Xavier lalu berjalan ke arah Felice yang terkejut bahwa pria yang sejak kemarin bersamanya itu adalah Mr.X, sang fotografer handal yang selalu diidamkan semua desainer barang mewah.

 Xavier mengambil foto yang ditunjukkan Felice pada Anthony. “Maafkan saya, Nona. Saya kira Mr. Anthony Yves Saint, akan menghargai foto-fotoku. Tapi saya rasa saya terlalu percaya diri.” Ucap Xavier di hadapan Felice.

“Apa? Itu foto-fotomu? Kamu yang memotretnya?” Tanya Anthony yang sedang diabaikan oleh Xavier.

“Kita sebaiknya pergi sekarang. Aku akan mentraktirmu minum karena telah ditolak oleh pebisnis dengan selera buruk.” Ucap Xavier.

“Apa kamu tidak keberatan?” Tanya Xavier sambil menggandeng tangan Felice untuk keluar dari  ruangan Anthony.

“Tidak, tunggu tunggu. Tidak Mr. X tunggu! Apa itu bener-benar fotomu? Ahh Tamatlah riwayatku!” Ucap Anthony yang panik karena semakin sulit untuk dia bisa bekerja sama dengan Mr. X.

***

Ting (Suara gelas Xavier dan Felice yang berdenting)

Setelah mendapatkan penolakan yang cukup kejam dari Anthony, Felice mejadi geram sampai meminum banyak alkohol di pesta itu.

“Kamu benar Mr. X?” Tanya Felice pada Xavier.

“Kamu pasti akan tahu andai saat itu kamu memberitahuku namamu.” Ucap Xavier yang membuat Felice teringat lagi momen mereka berdua di kamar Hotel pada malam itu dan momen-momen saat Felice menolak untuk lebih dekat dengan Xavier. “Kenapa kamu bersikap seolah-olah tidak mengenalku?” Tanya Xavier.

“Karena aku tidak perlu berlagak mengenalmu.” Balas Felice kemudian meninggalkan Xavier sendiri.

Xavier mengejarnya. “Nona Arina!” Ucap Xavier yang membuat Direktur Arina mencari siapa yang memanggilnya. Xavier meraih tangan Felice agar dia menghentikan langkahnya. “Acaranya sudah selesai. Aku akan kembali ke Jakarta besok.” Ucap Felice.

“Kalau begitu, sampai jumpa di Jakarta, Arina.” Sahut Xavier.

“Aku bukan Arina Greesa Reine.” Ucap Felice.

“Aku tahu. Kamu Nona Felice Chiara Farfalla.” Sahut Xavier sambil menertawakan Felice.

"Hah? Kamu? Kamu sudah tahu? Lalu kenapa kamu berpura-pura tidak tahu?” Tanya Felice.

“Lantas aku harus bagaimana?” Sahut Xavier.

“Sepertinya kita pada akhirnya saling memperkenalkan diri. Kurasa kamu juga ingat yang terakhir aku katakan kepadamu. Aku akan pergi ke Jakarta besok.” Ucap Felice.

“Aku akan kembali ke Jakarta hari senin.” Sahut Xavier.

“Nikmatilah perjalananmu. Good bye!” Ucap Felice.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • SENTUHAN SEMALAM DENGAN ADIK MANTAN   ENDING

    Janji yang kita buat dan cintamu menunjukkan jalannya. Serta berjalan di jalur itu adalah caraku membalas kepadamu. Felice Chiara FarfallaXavier menikmati tempat rekreasi itu sambil naik gondola untuk melihat pemandangan di sekitarnya. Saat sedang melihat ke sekitar, Xavier tidak sengaja berpapasan dengan wanita yang mirip Felice sedang naik gondola yang berbeda arah dengannya. Matanya langsung tertuju pada wanita cantik itu.Xavier ingin memastikan itu benar atau tidak. Namun, gondolanya terlalu cepat bergerak dan mereka saling menjauhi satu sama lain. Xavier terus memperhatikan sampai benar-benar tidak terlihat.Nalurinya berkata bahwa itu adalah Felice. Tapi bagaimana mungkin Felice masih tidak berubah sejak terakhir bertemu. Dia masih selalu cantik, anggun dan elegant. Xavier berharap ingin bertemu orang itu lagi untuk memastikan dia Felice atau bukan.Setelah turun dari gondol

  • SENTUHAN SEMALAM DENGAN ADIK MANTAN   AKHIR BAHAGIA

    Berjalan di jalanan yang sama seperti dua tahun lalu, di malam yang berbeda dan tidak ada yang seseorang yang menemani setiap langkah kaki ini terasa sangat asing bagi Xavier. Udara di sekitar, pepohonan yang rindang jalanan yang basah setelah diguyur hujan, semuanya tidak banyak yang berubah.Xavier memandangi pemandangan di jalanan yang terguyur hujan itu sambil memikirkan kenangan dua tahun lalu bersama Felice. Matanya terus memperhatikan setiap sudut di kanan dan kiri jalanan itu.“Satu atau dua tahun dari hari ini. Jika aku bisa berjalan di jalur seperti ini di hari ini, aku akan memikirkanmu dan kita hari ini.” Suara hati Xavier.Drttt drttt [+62813003680996]Xavier menghentikan langkahnya untuk membuka pesan di ponselnya.“Aku mengirimimu pesan dari Jakarta. Apa kamu tiba dengan selamat? Sampai jumpa besok di Jakarta.”Setelah membaca pesan itu, enta

  • SENTUHAN SEMALAM DENGAN ADIK MANTAN   HANYA ITU SAJA

    “Kamu sudah menikah?” Tanya Xavier.“Astaga! Kamu bahkan tidak mengirimi aku undangan pernikahan. Kamu pikir seperti itulah teman yang setia? Wahh! Aku kecewa padamu.” Keluh Xavier.“Haha. Tenang dulu! Kita tidak menikah. Kita hanya tinggal bersama.” Jawab Arka.“Benarkah? Kamu tidak takut dengan omongan orang? Ini Indonesia bukan Eropa atau America.” Ujar Xavier.Drttt drtt [Nona Luna]“Halo, ini Arka Nolan Jude, CEO Galaxy PR.”“Halo, Pak Arka. Aku menelepon dari tim Lauré.” Ujar Luna.“Ya, Nona Luna.” Balas Arka sambil melihat ke arah posisi Xavier duduk beberapa saat.“Bagaimana perkembangan iklan produk kami?” Tanya Luna.“Oh itu Pak Liam yang akan bertanggung jawab atas iklan produk tahun ini. Anda tidak usah khawatir. Tenag saja. Tunggu saja

  • SENTUHAN SEMALAM DENGAN ADIK MANTAN   HIDUP TERUS BERLANJUT

    Xavier hanya sempat memasak mie instan hari ini. Saat mie sudah dimasukan, Xavier hendak memasukan telur. Namun, Xavier teringat sesuatu saat memegang telur itu.Flashback On“Kamu selalu mengaduk telur setelah menambahkannya ke mie instan, bukan?” Ujar Felice.“Tidak.” Balas Xavier.“Wah! Astaga, kita sungguh berbeda. Kita benar-benar tidak cocok. Sepertinya kita akan sering bertengkar.” Balas Felice.Flashback OffXavier membatalkan niatnya yang akan langsung memecahkan telur di atas mienya. Dia memutuskan untuk mencoba selera makan Felice.Xavier pecahkan telur itu di atas mangkuk kecil lalu diaduk hingga terampur rata. Setelah itu baru dimasukan ke dalam mie.Setelah mienya matang, Xavier segera memakannya sebelum mie itu menjadi dingin. Xavier makan mie sambil sesekali melihat ke arah foto Felice yang ada di hadapannya.Flashback On

  • SENTUHAN SEMALAM DENGAN ADIK MANTAN   HALUSINASI 2

    “Itu sesuatu yang harus kamu ulur dan kamu bumbui sedikit. Hehehe…” Ujar Alano yang agak malu malu tapi akhirnya mengaku juga.“Hahaha!”“Hehe! Ya, memang aku yang mengatur semua ini.” Ujar Alano sambil mengajak yang lain untuk cheers.“Terima kasih, Pak Al dan semua yang hadir di sini. Aku akan menerima semua bantuan kalian.” Ujar Felice.“Heah! [Menghela nafas] Aku sangat putus asa hingga tidak peduli untuk menyelamatkan wajahku. Kini aku punya dua pegawai yang harus kuberi makan. Aku terima tawaran kalian dengan senang hari dan terima kasih untuk semuanya. Terima kasih banyak.” Ucap Felice dengan berlinang air mata penuh haru“Kamu pasti bisa, Nona Felice!” Ujar Diana.“Aku akan memasok kain terbaik. Tenang saja! kamu tinggal buat desain yang bagus untuk karya baru di brand pribadimu.” Ujar Budi.“Hubungi aku meski hanya untuk satu atau dua hal. Aku akan menjahitnya meskipun harus mengurangi waktu tidurku.” Ujar Selena.“Wahh!”“Astaga! Benarkah?” Ujar Felice.“Ya!” Balas Selena.“W

  • SENTUHAN SEMALAM DENGAN ADIK MANTAN   HALUSINASI

    Pagi ini, Felice memulai harinya dengan mengecek semua hasil desainnya kemarin. Felice melihatnya satu persatu. Desainnya cukup unik tapi Felice merasa bingung bagaimana cara merealisasikan gambar ini di saat tidak ada orang yang mempercayainya.“Kamu membuat semua desain ini? Dalam sebulan?” Ujar Xavier.“Ya.” Balas Felice sembari tersenyum.Felice melirik ke sebelah kanannya sambil tersenyum senang. Felice merasakan Xavier membuka sketsa desainnya lembar demi lembar.“Wah!” Puji Xavier.“Bagaimana bisa kamu menyimpan semua ini?” Tanya Xavier sembari terus membuka lembaran pada buku itu.“Aku tidak tahu apakah aku sangat berbakat atau sedang penuh inspirasi. Aku merasa seperti Mozart.” Ujar Felice.“Apa kamu juga genius? Hehe!” Puji Xavier.“Hehe..” Felice tersenyum bahagia sambil merasakan Xavier membuka buk

  • SENTUHAN SEMALAM DENGAN ADIK MANTAN   SETELAH MEREKA PERGI

    “Tidak apa-apa. Ya, sampai jumpa.” Ujar Felice yang masih berusaha menghubungi rekan kerja lamanya.“Huftt!” Gumam Felice setelah mematikan teleponnya.“Tidak apa-apa. Aku bisa mencoba lagi.” Ucap Felice.Felice melakukan peregangan agar leher, bahu, punggung dan tangannya tidak kaku. Lalu Felice melihat dirinya di dalam cermin.“Apa aku tidak cukup merawat diriku?” Ujar Felice saat merasa wajahnya terlihat kusam dan ada beberapa kerutan di wajah yang cukup menganggu penampilannya.Felice mengambil minuman collagen dan vitamin booster. Lalu menyeduhnya dalam gelas. Kemudian dia minum sampai habis. Lalu kembali pada pekerjaannya.Ting nong [Suara bel]“Siapa itu?” Ujar Felice.Felice membukakan pintu untuk tamunya. Lalu kembali ke meja makan yang sedang Felice gunakan untuk bekerja.Berkas-berkas yang ada di atas meja itu mereka rapikan dan disis

  • SENTUHAN SEMALAM DENGAN ADIK MANTAN   MEMULAI KEMBALI DARI NOL

    Kegiatan Felice saat ini adalah disibukkan dengan kartu-kartu nama dan daftar list yang harus Felice hubungi untuk keperluan labelnya sendiri.“Halo, Pak Akbar, apa kabar? Aku akan meluncurkan labelku sendiri.”“Hai, ini Felice Chiara Farfalla. Ini tentang lini mini yang ku sebutkan sebelumnya.”“Kamu tidak sanggup lagi? Oh baiklah.”“Ah sayang sekali.” Ucap Felice saat mencoret beberapa daftar nama dalam listnya.***Drtt drttt [Suara telepon Manajer Umum Alano]Manajer Alano mengangkat telepon itu, “Halo.”“Halo, Pak Al. Ini Pak Belva.”“Ya, ada apa?” Ujar Manajer Alano.“Saya ingin tanya. Apa benar Nona Felice meluncurkan brandnya sendiri?” Ujar Budi.“Apa kamu memutuskan untuk bekerj

  • SENTUHAN SEMALAM DENGAN ADIK MANTAN   KENANGAN DAN MENGENANG

    “Apa katamu?” Ujar Mama Yuri.“Aku berhenti bekerja.” Ujar Felice.“Kapan?” Tanya Mama Yuri.“Ini hari terakhirku.” Ujar Felice.“Kenapa kamu berhenti?” Tanya Mama Yuri.“Alasan yang sama dengan Mama.” Balas Felice.“Apa?”“Jika aku melihat kembali hidupku, itu tidak terlalu buruk. Ada saat-saat bahagia dan berharga, tapi aku ingin mulai melakukan apa yang selalu ingin kulakukan, tapi terlalu takut untuk mencobanya.” Ujar Felice“Maaf, aku tidak punya lagi posisi penting di perusahaan besar.” Ujar Felice sembari tersenyum.“Jangan konyol. Mama tidak pernah meminta hal seperti itu.” Ucap Mama Yuri.Mama Yuri mendekat pada Felice, memegang tangannya, “Kamu sudah bekerja dengan baik. Bekerja sangat keras selagi melakukan tugasmu sebagai anak kami. Kamu putri terbaik yang bisa diharapkan siapa pun.”“Mah! Masalahnya, aku tidak punya apa-apa sekarang. Belum ada yang diputuskan.” Ujar Felice.“Lalu apa yang akan kamu lakukan? Kenapa kamu jadi ceroboh begini?” Ujar Mama Yuri.“Benar, bukan Ma

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status