“Mungkin saat itu kau adalah pelangi dan aku adalah seorang bocah kecil yang baru pertama kali mengenal keindahanmu lalu mulai menyenangi warna-warnimu.
Aku bermain di bawah keindahanya, lalu terbawa mimpi yang tak kunjung menemui penyembuhnya".
__
@JunaJunanda
Part 1
TERIMA KASIHKU, LEBIH DULU.
Terima kasih untuk luka yang hadir hari ini, terima kasih untuk kesempatan yang pernah kau hadirkan, terima kasih untuk bahagia yang pernah kau berikan, dan terima kasih untuk semua patah yang mungkin tak lagi ingin disembuhkan.
Maaf aku telah lancang mencintaimu, maaf aku telah menganggu ketenangan di hidupmu, maaf aku sudah menjadi beban dalam kebahagiaanmu, maaf. Atas semua salahku dalam mencintaimu.
Dan di sini aku juga tak perlu menyalahkan takdir, tak perlu juga menyalahkan dirimu atas semua perlakuan itu. Sebab, memang akulah yang salah dalam hubungan kita, memang akulah yang terlalu bersikeras ingin mengenggammu seutuhnya, akulah yang terlalu tinggi cita-citanya dalam menggapaimu, akulah yang terlalu terobsesi besar ingin menyatukan segala ketidakmungkinan itu, akulah yang terlalu tidak tahu diri dalam kisah ini.
Kau bagaikan hujan yang mengalir laju rintik demi rintiknya, kau kadang datang perlahan, kadang pula datang secepat keinginanku. Kau bagai hujan yang mengguyur singgasana dalam hatiku, dan saat itu akulah seorang budak kecil yang dengan riangnya berlarian menghampirimu dan dengan senangnya bermain dalam deras riuhmu. Lalu dengan percaya dirinya sampai-sampai aku berkeinginan ingin mengenggam rintik itu. Akulah yang telah membuat luka dan sakit sendiri yang sebenarnya aku sudah tahu konsekuensi ketika memiliki keinginan untuk menggengam hujan, pasti tak akan mungkin tergenggam sebab kau terlalu lembut dan tentu terlalu ramai pula yang menyukai suasanamu hingga aku hanyalah menjadi salah satu di antara seribu.
"Jika kau menyukai seseorang, cukup berdo'a saja pada sang pemilik cinta. Aku percaya bahwa tak ada yang lebih indah jawabanya selain tentang penerimaan dari apa yang kita harapkan".___@JunaJunandaPart 27SATU PINTAKU DIKABULKAN Perlahan, setelah jatuhku bangun, patahku tumbuh, sakitku sembuh dan tangisku reda, barulah waktu memutar kita dalam sebuah kesempatan untuk sedikit saling melempar perhatian. Kembali kau tarik aku dalam sebuah harapan yang begitu menjanjikan, menurutku. Lalu kau ajak aku lagi mengarungi penantian-penantian sepi, yang membuatku semakin gegabah memilih langkah. Hari itu kau utarakan banyak hal padaku perihal sakitmu, perihal rindu yang berkecamuk di hatimu. Entah mengapa tiba-tiba kau menghampiriku di saat
"Cinta itu cukup sederhana, dimana kau tak perlu merapal beribu-ribu mantra cinta hanya untuk menaklukkan hatinya. Yang perlu kau lakukan pertama adalah mulai menjatuhkan hatimu pada seseorang yang kau sebut bahagia".__@JunaJunandaPart 26MENCINTAIMU CUKUP Mencintaimu, bagiku cukup. Walau harus berulang kali hatiku terluka, walau harus berulang kali perasaanku menahan, walau harus berulang kali usahaku kau abaikan, dan walau harus berulang kali kuulangi usaha-usaha itu untuk mendapatkan perhatianmu, aku rela. Aku tak pernah tahu sampai di mana batas penantian ini akan bertahan, tapi aku selalu berharap pada Tuhan agar tak menyudahinya karena aku masih ingin berjuang walau harus menghadapi berjuta kali rintangan, beribu-ribu kegagalan, keresahan,kekecewaan dan kelelahan yang besar. Aku masi
"kenapa kau tak pernah lagi membalas pesan-pesan yang selalu kukirim?, apakah sudah benar-benar hilang tentang kita dari hatimu?".__@JunaJunandaPart 25AKU YANG MASIH MENANTIMU Setiap harinya, aku selalu menghabiskan waktu dengan lamunan panjang di depan pintu kos-ku. Siang dan malam pikiranku hanya tertuju pada senyum dan wajahmu, suaramu yang lembut saat menyapaku waktu pertama kita bertemu masih tergiang di benakku dan tak akan pernah semu. Handpone adalah teman sepiku saat pikiranku mulai hening memikirkanmu, aku selalu membayangkan pertemuan kita yang tak jarang membuatku tersenyum malu. Aku sandarkan segala harapan pada layar handponeku, sesekali mataku menoleh sambil berharap akan ada pesan masuk darimu, dan telingaku yang tak henti pula melapangkan pendengaranya hanya untuk mendengar notif
"Kini kita kembali melebur untuk meneruskan hubungan yang sempat tertunda. Aku bahagia karena lemparan senyumku turut kau balas dengan sempurna".__@JunaJunandaPart 24BAHAGIAKU MENCINTAIMU CUKUP SEDERHANA Sudah lewat tengah malam, kini hanya kita berdua yang berteduh dengan beberapa pesan singkat. Setiap harinya kita selalu menghabiskan malam dengan perhatian-perhatian kecil. Namun dalam hal ini ceritanya tidak seperti yang dipikirkan orang-orang, kau masih saja tetap dengan perasaan dingin kepadaku. Pesan-pesan kita yang sempat bertebaran akulah penggagas utamanya. Akulah yang selalu menotice-mu lewat whatsapp dan instastorymu, akulah yang setiap malam mengganggu notifikasi handphonemu, dan akulah yang lebih dulu memulai obrolan itu. Dan tak jarang setiap malam aku sering tersenyum
"Kau berhasil membuatku benar-benar merasa nyaman pada kebersamaan yang telah lama kuimpikan. Walau mungkin hanya dengan perlakuan-perlakuan sederaha, tapi itu sudah cukup untuk membuatku menemukan bahagia"._@JunaJunandaPart 23AKU Lagi-lagi aku kembali dibuat nyaman dengan perasaan itu, kau selalu berhasil membuatku kembali jatuh cinta lagi, lagi dan lagi, hingga membuatku semakin bersemangat mengejar ketidakmungkinaan dari asumsi orang-orang tentang menggengam hatimu. Tentang aku yang dengan lancang mengajakmu berbicara hari itu, maafkan. Mungkin menurutmu aku terlalu sok asik berbicara denganmu, hingga mungkin kau merasa jenuh dengan pertanyaan-pertanyaan yang terus-menerus ku ajukan, maafkan aku atas ketidaknyamanan itu. &nbs
"Kadang kebanyakan orang hanya pandai menilai pribadi orang lain, hanya pandai menghakimi masalah orang lain, hanya pandai memainkan perasaan orang lain. Dan yang lebih mirisnya lagi, kebanyakan orang pandai menghibur luka orang lain, namun lupa caranya menghibur luka sendiri".__@JunaJunandaPart 22MAAF, JIKA AKU MENYUKAIMU "Sudahlah, lupakan dia. Percuma kau berjuang mati-matian untuk mendapatkan hatinya, kau meluangkan waktumu untuk mencuri perhatianya, mengorbankan tenagamu untuk mengejar bayangnya, percuma !. pada kenyataanya dia masih saja mengabaikanmu dan mempertahankan cintanya kepada orang lain". Demikianlah kata-kata mutiara itu yang selalu ku dengar dari orang-orang yang hanya sedikit memikirkan dan memaklumi perasaanku. Teman-teman yang satu tempat tinggalnya denganku, me