Share

Sembilan belas

Mentari terbangun dari tidurnya dia menoleh kesampingnya Benji sudah tidak ada.

"Dasar jelangkung" guman Mentari.

Semalam dia tidak berhasil mengusir Benji. Terjebak dengan ucapannya sendiri waktu itu.

Ngomong-ngomong gimana ke adaan Romi. Dia masih kepikiran walaupun dia benci sama pria itu, tapi tetap saja dia masih punya hati. Apalagi semuanya terjadi juga gara-gara dia.

Benji tidak tanggung-tanggung kemarin, dia memukul Romi hingga babak belur. Membuat Mentari menjadi sangat khawatir.

Ting...tong....ting....tong...

Seseorang menekan bel dengan tidak sabar.

"Astaga siapa lagi.." ujar Mentari lelah, perasaan hidupnya tidak pernah tenang lagi akhir-akhir ini.

Semenjak kenal sama Benji semakin banyak orang yang mengganggunya, terutama di kampus.

Dia turun dari ranjangnya lalu masuk ke kamar mandi untuk gos

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status