Mentari namanya. Wajah dan badannya biasa aja. Bahkan dia tidak punya seorang teman pun di kampus karena penampilan culunnya. Hidupnya? Biasa saja. Tetapi tanpa dia ketahui alasannya, cowok paling tampan dan ditakuti di kampus jatuh hati kepada Mentari. Cowok yang terkenal dengan sebutan Pangeran Kampus itu ibarat badai yang mengguncang hidup tenang Mentari. Mendadak hidupnya jadi penuh masalah. Meski begitu...Mentari tidak mampu menolak cowok itu. Bukan karena pesonanya tetapi karena mereka memiliki satu kesamaan. Mereka sama-sama kesepian. Tapi...cukupkan itu menjadi alasan kebersamaan mereka?
View MoreMenghirup udara pagi yang sangat segar, Mentari sedang duduk di kursi yang ada di taman kampus sambil menunggu kelasnya di mulai.
Dia tersenyum saat melihat sekelilingnya, sudah banyak mahasiswa yang sudah datang juga. Mereka asik bersenda gurau dengan teman mereka.
Sementara dia hanya sendiri tidak punya satu orang pun di sisinya, kalau kalian tanya apakah dia kesepian?
Jawabanya tidak karena dia memang sangat suka menyendiri, sunyi itu membuat nya merasa tenang, menikmati hidup tanpa harus terlibat masalah dengan orang lain.
Tapi bukan berarti dia tidak punya teman sama sakali, dia punya teman dari kecil namanya Mila. Tapi mereka beda kampus jadi jarang bertemu.
Mentari beranjak dari duduk nya karena sebentar lagi kelasnya akan di mulai.
Buk..
Seseorang melempar sampah tepat di hadapan Mentari.
"Eh lo buangin tu sampah" ucap orang itu seenaknya.
Mentari menunduk dan mengambil sampah yang ada di dekat kakinya. Lalu dia berjalan menuju tong sampah untuk membuang nya.
Ini sudah biasa terjadi, tapi dia tidak mau ambil pusing. Jika ada siapa pun yang berusaha membulli nya, dia selalu diam saja. Dari pada harus berdebat dengan orang- orang itu.
" pagi cupu..." sapa salah satu teman di kelas mentari.
Mentari hanya acuh dan melewatinya begitu saja. Bukan sombong, percuma di jawab mereka hanya akan mengejeknya saja.
"Ck udah cupu budek lagi lo" gerutu orang itu.
Berpura-pura tuli itu jauh lebih baik batinya.
Dia segera duduk di kursinya. Dan tak lama dosen mata pelajaran pertama masuk.
***
Mentari sedang menikmati makan siangnya. jam segini kantin lagi ramai-ramai nya.
Namun ke adaan yang tadinya ramai mendadak hening . Saat seseorang memasuki kantin dengan gaya angkuhnya. Suasana menjadi sepi tak ada yang berani bicara.
Mentari melihat ke arah orang itu yang sedang berjalan dengan angkuhnya. Dia BENJI lebih tepatnya BENJI LAKSONO, orang yang paling di takuti di kampus ini. Ah ralat mungkin bukan di kampus ini saja tapi di mana pun dia berada.
Mata tajam yang selalu mengintimidasi orang-orang yang melihatnya. Belum lagi tato yang memenuhi tubuhnya bahkan sampai ke lehernya.
Tapi walaupun begitu dia mempunyai wajah yang sangat tampan,Tubuhnya yang tinggi dan tegap membuat dia terlihat sangat mencolok.
Sayang nya dia memiliki aura yang sangat gelap, seperti memiliki tembok untuk menghalangi orang-orang agar tidak mendekatinya.
Dirinya dan Benji punya kesamaan yaitu sama-sama tidak punya teman di kampus ini.
Orang-orang tidak mau berteman denganya karena dia cupu. Tapi kalau dengan Benji karena mereka takut dan tidak mau berurusan dengan pria itu.
Walaupun sebenarnya banyak yang mau berteman dengannya. Apa lagi kaum hawa banyak yang menyukainya, Mentari sering dengar teman sekelasnya yang sering memuja-muja pria itu. Tapi mereka tidak berani mendekati.
Mentari menggelngkan kepalanya kenapa dia jadi memikirkan benji. Lebih baik dia menyelasaikan makan siangnya.
Tuk
Seseorang meletakan nampan yang berisi makanan di hadapan Mentari.
Semua orang melihat ke arah mereka sekarang.
Mentari mengerutkan keningnya tumben ada orang yang mau satu meja denganya. Dia mendogak untuk melihat siapa orang tersebut.
Seketika matanya melebar
"Uhuk uhuk.." dia sampai tersedak sangking kaget nya.Dia memukul-mukul dadanya lalu segera meraih minumanya.
Sedang kan pria di depanya terus melihat ke arah nya dengan wajah datar dan tatapan yang tajam.
Mentari langsung menundukan kepalanya takut. Kenapa Benji ada di depanya, apa pria ini marah gara-gara dia terus memperhatikanya tadi.
Apa dia tau, padahal tadi Benji sama sekali tidak melihat kearahnya.
Tidak mau berlama-lama Mentari langsung mengambil tas nya lebih baik dia pergi saja.
"Duduk"
Suara berat itu menghentikan Mentari yang baru akan beranjak dari tempatnya.
Mentari terdiam kaku apa yang harus dia lakukan.
"DUDUK GUE BILANG" suara bentakan Benji mengelegar di seluruh kantin.
Semua orang terlonjat kaget mendengarnya.
Tubuh Nentari bergetar takut bahkan matanya sudah berkaca-kaca.
Dia kembali duduk dengan gerakan kaku sama sekali tidak berani melihat ke arah pria yang masih menatap nya tajam.Oh tuhan apa salahnya batin nya. Seumur-umur dia tidak pernah di bentak sekuat tadi.
Rasa malu, takut semuanya menjadi satu. Mentari menghapus air matanya yang sudah keluar.
"Gue nggak suka di bantah lo ngerti" benji mendesis kesal.
"Ma.. maaf" cicit mentari berusaha menahan isakannya.
Ini lah yang paling tidak di sukai Mentari. Kenapa dia harus menjadi orang yang lemah, sehingga orang lain sangat mudah untuk menindasnya walau dia tidak punya salah sekali pun.
Benji melanjutkan makanya tampa mempedulikan perempuan yang terus menunduk di hadapanya.
Benji meraih tangan Mentari, lalu menggenggam nya erat. "Untuk orang yang pertama kali jatuh cinta, gue bingung sebenarnya mau bertindak bagaimana. Makanya akhirnya yang bisa gue lakuin cuma maksa lo buat jadi pacar gue.." ujar Benji melanjutkan ceritanya. Dia ingat banget waktu itu, dia memacari Mentari tanpa persetujuan Mentari, alias maksa. "Dan lo selalu nangis setiap gue deketin.." ujar Benji dengan tertawa lucu. Mentari pun ikut tertawa, dia takut banget sama Benji waktu itu. "Gue sempat mikir waktu itu, apa muka gue serem banget.." ujar Benji lagi. " Bukan serem, kakak tu ganteng. Cuma galak.." sanggah Mentari. "Kalau gue ganteng, kenapa lo nggak mau sama gue waktu itu?" Tanya Benji heran. "Ya... Karena aku nggak yakin kakak suka sama aku. Aku tu mikir kok bisa, orang kayak kakak, suka sama aku yang biasa aja.." ucap Mentari
"semakin gue perhatiin semakin gue tertarik sama lo.." ujar Benji melanjutkan ceritanya, nggak mau Mentari berlarut-larut dalam kesedihan nya.Mentari pun kembali mendengarkan cerita Benji."Walaupun lo sering di Jahatin, lo tetap semangat pergi kuliah, itu yang bikin gue salut. Lo tetap senyum setiap masuk ke kampus, dan walaupun sendirian gue ngelihat lo tetap bahagia, lo kayak punya dunia sendiri.." ujar Benji.Waktu itu tanpa sadar saat melihat Mentari tersenyum, Benji juga ikut tersenyum, seakan tertular."Akhirnya gue sadar, kalau ternyata kita sama, sama-sama sendirian dan kesepian. Lo sendirian karena di jauhi teman-teman lo, gue sendirian karena nggak mau dekat sama siapa pun.."Kala melihat Mentari dia seperti melihat dirinya sendiri, kesepian nggak punya teman. Tapi sebenarnya hidup mereka, nggak semenyedihkan itu. Mentari dan Benji sama-sama menikmati kesepian mereka. Karena itu membuat mereka tenang."Dari situ pula, gue m
"turun dulu kaki gue kesemutan.." ucap Benji ke Mentari, akibat terlalu lama memangku Mentari."Lemah." Ucap Mentari pelan, dengan turun dari pangkuan Benji."Apa?" Ujar Benji, dia masih bisa mendengar ucapan Mentari."Nggak.." ujar Mentari dengan tersenyum semanis mungkin takut di amuk Benji. Karena sudah mengatainya.Sementara Benji nggak mau ambil pusing, dia meluruskan kakinya. Supaya kesemutan nya hilang."Kak gimana kalau kita ceritanya dengan duduk di sana aja" ajak Mentari dengan menunjuk sofa besar yang ada di dekat jendela kamar mereka.Mereka berdua biasanya duduk di sana kalau malam, terus lihat bintang-bintang.Mentari langsung berjalan ke sofa itu tanpa menunggu jawaban dari Benji."Wah... Banyak banget bintang nya..." Ujar Mentari dengan duduk di sofa itu.Tak lama Benji pun menyusul duduk di sana, saat kakinya sudah mendingan.Mau cerita aja, banyak Drama nya."Terus gimana?" Tanya Mentari t
"aku takut banget rasanya hiks..." Ujar Mentari di sela tangisnya.Benji menjauhkan wajah Mentari dari lehernya. Wajah Mentari terlihat sembab, dan matanya juga bengkak.Jujur Benji tidak suka kalau melihat Mentari menangis, apalagi itu karena dirinya."Udah.." ucapnya dengan menghapus air mata Mentari."Aku terus berpikir buruk, aku bingung kenapa kakak begitu? Apa aku ada salah?" Ujar Mentari mengungkapkan semua unek-unek nya.Benji terus menghapus air mata Mentari yang keluar, dia diam saja membiarkan Mentari mengeluarkan semua isi hatinya."Aku takut kalau kakak ninggalin aku sama Bachtiar, terus aku harus gimana?" Ujar Mentari sedih."Nggak akan..." Jawab Benji tegas.Cup.Benji mengecup bibir Mentari."Udah ya.." ujarnya sekali lagi, dengan mengelus pipi Mentari."Ta
"cium dong..." Ujar Benji dengan memajukan wajahnya ke depan muka Mentari.Dari acara kejutan tadi, sampai sekarang Mentari masih terus mendiaminya. Bachtiar juga gitu.Tadi Benji menitipkan Bachtiar dulu ke rumah mertuanya, dia harus membujuk Mentari dulu sekarang. Kalau masalah anaknya gampang, tinggal di beliin mainan aja nanti juga baik lagi."Tari..." Seru Benji, saat Mentari diam saja."Suaminya lagi ngomong juga, malah sibuk main handphone.." ujar Benji lagi.Benji mengambil hp yang ada di tangan Mentari, lalu mengantongi nya.Mentari menatap Benji dengan kesal."Makanya ngomong dulu..." Ucap Benji.Mentari membuang mukanya, dia masih kesal sama Benji. Mentari mengambil laptopnya, biarin aja hp nya di ambil sama Benji. Dia masih bisa main game dan nonton di laptop.Benji menghembuskan napasnya sabar. Dia ikut naik k
Benji jadi menyesal melakukan rencana kejutan ini. Dia menyesal membuat Mentari menangis sampai seperti ini.Selama mereka menikah, mereka nggak pernah merayakan anniversary. Bahkan Benji dan Mentari juga nggak pernah merayakan ulang tahun mereka selama mereka kenal. Kecuali ulang tahun Bachtiar.Alasan nya, kalau Mentari dia memang nggak suka ngerayain ulang tahun. Kalau Benji sendiri dia pasti sedih kalau ingat tentang perayaan ulang tahun, membuatnya jadi ingat dengan perlakuan papinya dulu.Kado ulang tahun yang Benji sangat ingin kan dari dulu. Yaitu di peluk dan di sayang sama papinya, tapi sayang sampai sekarang keinginan itu belum terwujud.Makanya Benji malas kalau merayakan ulang tahun.Dan di perayaan pernikahan mereka yang ke enam tahun ini lah, akhirnya Benji punya ide untuk pertamakali nya mereka harus merayakan nya."Rani siapa?" Tanya Mentari masih me
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments