Share

Part 57–Hanya Masa Lalu

Aku menggantungkan ucapan dengan pandangan menyapu ke setiap orang yang ada di sini. Tatapan ini berhenti tepat di Bapak dan membuatku menelan ludah gugup.

Melihat wajah renta dan tatapan memohonnya aku jadi tak tega. Hanya saja, sudut hati ini juga tidak bisa berbohong kalau aku belum yakin ingin memilih Dokter Widi sebagai pendamping hidup.

"Nur?" panggil Ibu lagi.

"Aku ... aku terserah Bapak saja," jawabku pelan dengan wajah tertunduk.

"Lho, kok terserah Bapak? Kan, yang nikah itu kamu, Nur. Kamu harus tegas. Ya atau enggak," kata Ibu.

"Benar, Nak. Jangan takut! Kami juga enggak akan maksa. Kalau memang kamu keberatan, enggak apa-apa. Mungkin memang belum jodohnya Widi," timpal mamanya.

Kugigit sudut bibir, lalu kembali mengangkat wajah dengan perlahan. Dokter Widi membalas tatapan ini dengan senyuman. Sementara, Bapak kini terlihat menunduk s

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status