Dalam kegelapan malam yang pekat, jalanan menuju Bandung ditempuh oleh Satya dan Hanna dengan rasa bahagia. Kemesraan dan kedekatannya ini membuat Satya masih merasa tak percaya jika kini dia tengah berjalan dengan istrinya. Satya memegang kemudi dengan mantap, cahaya lampu jalan menjadi satu-satuny
Satya, semakin terkenal dengan wajah tampannya yang berhasil membuat Hanna, seorang wanita angkuh nan dingin, tergila-gila padanya. Perubahan sikap Hanna yang sebelumnya selalu bersikap tegas dan acuh tak acuh, kini menjadi pemandangan umum bagi banyak orang di sekitarnya.Bukan hanya mereka berdua
Maya, yang sedang berbincang dengan beberapa rekan kerja di dekat pintu masuk, melihat Satya dengan senyuman ramah. "Selamat siang, Satya! Bagaimana kabarmu?" tanyanya sambil memberikan sapaan hangat.Satya tersenyum sopan, "Selamat siang, Maya. Kabarku baik, terima kasih. Aku baru saja memesan maka
Satya terduduk di sofa, matanya terbelalak kaget. Dia tidak bisa menyembunyikan ekspresi terkejutnya ketika mendengar keinginan Hanna untuk menemui keluarganya. Pikirannya berputar cepat, mencoba memahami implikasi dari keputusan ini. Baginya, bertemu dengan keluarga Hanna adalah langkah besar, sesu
Dalam kebingungannya, Satya mengamati sekelilingnya dengan mata yang melotot. Bangunan rumah tua yang pernah ia kenal sejak kecil telah berubah begitu drastis. Warna cat yang cerah menyala menghiasi dinding luar rumah, dan jendela-jendela besar memancarkan cahaya hangat di dalamnya. Dia merasakan ca
Malam Minggu di Kota Garut.Bulan purnama menerangi malam yang tenang, menciptakan suasana yang romantis di sekitar rumah nenek Astuti. Satya, cucu satu-satunya yang sangat disayangi oleh neneknya, merasa begitu bahagia dapat menghabiskan waktu bersama nenek Astuti. Mereka duduk bersama di beranda,
Mereka berdua terbangun di tengah malam dan menemukan kemesraan dalam keintiman yang mereka bagi. Saling berbisik kata-kata manis, mereka mengungkapkan cinta dan rasa sayang mereka satu sama lain. Pelukan mereka semakin erat, seolah mencoba menyatu menjadi satu. Hanna mencium kening Satya dengan lem
Dinginnya udara di kota Garut benar-benar terasa menusuk tulang membuat Satya yang baru saja kembali ke kota kelahirannya ini pun bisa merasakan kedinginan. "Sebaiknya kamu tidak mandi tadi tuh, Sat, jadi tidak akan terlalu kedinginan," ucap Hanna sambil mengelap rambutnya ya masih sangat basah den