Share

Suami 25 A

Author: ananda zhia
last update Last Updated: 2025-05-31 14:13:45

Dokter Dinda, seorang spesialis kandungan berwajah teduh, muncul lima belas menit kemudian di poli kandungan. Ia meletakkan USG portable di atas perut Ana.

“Relaks, Bu Ana. Kita lihat kondisi bayinya dulu, ya.”

Layar hitam putih menunjukkan gambaran janin yang bergerak pelan di dalam rahim. Jantungnya berdetak stabil, tapi wajah Dinda tampak cermat.

“Alhamdulillah, detak jantung bayi stabil,” ujar Dinda akhirnya. “Tapi Bu Ana mengalami kontraksi palsu. Kemungkinan karena terlalu lelah… atau terlalu banyak pikiran.”

Ana menghela napas lega. “Bayi saya nggak apa-apa, Dok?”

Dinda tersenyum, menepuk pelan tangan Ana. “Untuk sementara, iya. Tapi untuk berjaga-jaga, kita rawat inap dulu. Kita beri suntikan pematangan paru-paru. Kalau nanti lahir lebih awal, bayinya sudah siap.”

Ahmad mengangguk. “Baik, Dok. Di ruang mana?”

“Ruang kelas satu. Lebih nyaman untuk ibu dan keluarga. Sesuai dengan jatah untuk keluarga karyawan,” jawab dokter Dinda.

Beberapa jam kemudian, Ana sudah berbaring nyama
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • SUAMI DAN MERTUA DARI SYURGA   Suami 34 B

    Ayah Nisa mengangguk. “Semua keputusan ada di tangan Nisa.”Anton kembali menghadap Nisa. “Aku nggak akan janji muluk-muluk lagi, Nis. Tapi aku mohon, kasih aku kesempatan sekali ini. Aku mau buktiin. Biar aku yang bahagiain kamu, tanpa campur tangan siapa pun.”Nisa menatap dalam ke mata Anton. Untuk pertama kalinya, ia tak melihat bayangan keraguan di sana. Hanya harap. Dan ketakutan kehilangan. Ia menarik napas, menunduk sejenak, lalu menghela perlahan.“Baik,” ucapnya akhirnya. “Aku mau coba percaya lagi.”Wajah Anton langsung cerah. Tangannya bergetar ketika menggenggam jemari Nisa.“Terima kasih… Astaga, terima kasih, Nis.”"Bagaimana dengan ibumu, Mas? Apa Ibumu tidak marah kamu memilih tinggal di rumah terpisah dari beliau?" tanya Nisa. Anton menghela napas panjang. "Semoga Allah melembutkan hati ibuku, Nis. Semoga ibuku menyadari bahwa aku berhak menentukan jalan hidupku sendiri. Aku hanya ingin mempunyai keluarga yang bahagia denganmu, wanita yang kucintai," ujar Anton men

  • SUAMI DAN MERTUA DARI SYURGA   Suami 34 A

    “Kalian menikmati uang haram itu, Mbok Darmi. Wulan juga. Jadi kalian ikut tanggung jawab,” suara Asih terdengar tegas di ruang penyidik.Wulan meremas ujung kerudungnya, tangan berkeringat meski AC kantor polisi cukup dingin. Di sebelahnya, Mbok Darmi duduk diam, tapi rahangnya mengeras. Mata tuanya melotot tajam ke arah Asih.“Kami nggak tau itu duit korupsi, Bu Asih!” bantah Mbok Darmi. “Kami cuma tahu kalau duit itu mahar dari Darma, anak kamu! Salah kami di mana?”Asih mendecak, “Kalian terima uang itu. Mau alasan apa pun, itu uang kotor. Sekarang mas Surya sudah ditahan. Perusahaan tempat dia kerja nuntut ganti rugi. Kalian ambil tiga puluh juta dari mereka. Kalian harus balikin!”Wulan menunduk, suaranya pelan. “Kami… nggak punya uang segitu…”Penyidik menghela napas. “Pihak perusahaan tempat Surya korupsi, sebenarnya mau damai. Tapi syaratnya jelas. Kalian balikin uang itu. Kalau nggak, kalian ikut masuk penjara.”Ruangan itu sunyi. Wulan mencuri pandang pada ibunya, berharap

  • SUAMI DAN MERTUA DARI SYURGA   suami 33 C

    Anton duduk di ruang tamu, memandangi undangan yang tergeletak di atas meja. Undangan aqiqah yang diberikan Ahmad padanya beberapa hari lalu itu kini seolah menjadi simbol dari segala yang diinginkannya. "Alangkah bahagianya Ahmad sudah mempunyai anak," bisik Anton dalam hati, memandang undangan dengan perasaan campur aduk. "Istri dan ibunya juga akur." Ia menghela napas panjang, matanya kosong menatap undangan itu. "Bisakah aku juga mempunyai keluarga seperti Ahmad?" gumam Anton lirih, mempertanyakan masa depannya sendiri."Siapa yang datang, Ton?" suara ibu Anton memecah lamunannya, membawa Anton kembali ke kenyataan. Ia menoleh, melihat ibunya yang sudah tua duduk di sofa depan televisi. "Ahmad, Bu. Teman kerja aku. Dia... besok mengadakan acara aqiqah untuk anak pertama nya," ujar Anton, mencoba menyembunyikan kerisauan yang ada di hatinya."Oh," jawab ibunya singkat, tidak terlihat terkesan. Hanya itu yang diucapkannya, lalu kembali menyalakan TV, seakan tidak peduli dengan ce

  • SUAMI DAN MERTUA DARI SYURGA   Suami 33 B

    Lima hari kemudian"Pagi, sayang. Anak kamu sudah bangun, Ana?" tanya Sari dengan lembut, matanya menatap Ana yang sedang menggendong anaknya di ruang tengah.Ana mengangguk pelan. "Sudah, Mama.""Kalau begitu, biar Mama mandikan. Kamu sarapan dulu saja. Ibu menyusui pasti lapar. Tadi Ahmad juga sudah merebus air untuk mandi anak kalian, mungkin sebentar lagi panas," ujar Sari, sambil tersenyum penuh kasih sayang.Ana mengangguk, tersenyum lembut. "Iya, Ma. Ana memang lapar."Sari berjalan mendekat, menatap cucunya dengan penuh kasih. "Kalau begitu, mana anak kamu? Oh ya, tadi Mama cuma nggoreng telur dadar. Ada sayur sop mentah, dan ayam ungkep, tapi belum Mama masak. Bisa kamu bantu nanti?"Ana menyerahkan bayinya pada Sari dengan lembut. "Biar Ana yang masak sayur sop dan nggoreng ayamnya, Ma," jawab Ana.Sari mengangguk, lalu membawa cucunya menuju kamar mandi. Ana pun kembali ke dapur, memotong sayuran mentah untuk sayur sop. Tak lama setelah itu, terdengar suara air mendidih di

  • SUAMI DAN MERTUA DARI SYURGA   Suami 33 A

    Surya duduk gelisah di kursi kecil di ruang interogasi, tangan terikat di belakang punggungnya. Cahaya lampu neon yang menyilaukan terasa seperti menjalar ke kulitnya, mengingatkannya pada kenyataan yang tidak bisa ia hindari: ia ditangkap karena dugaan penggelapan barang inventaris perusahaan tempatnya bekerja. Semua berawal dari laporan yang masuk tanpa diduga, menyatakan bahwa Surya telah mencuri barang dan uang senilai ratusan juta. Ia hanya bisa menatap kosong, tidak tahu harus berbuat apa lagi.Dalam kepanikan yang memuncak, Surya segera meminta pada penyidik untuk menghubungi keluarga nya terkait dengan kasusnya. Jarinya gemetar saat menekan nomor Darma, anak tirinya yang selama ini dianggapnya dekat. Karena memang dia melakukan penggelapan dan korupsi pengiriman barang perusahaan untuk memenuhi permintaan calon istri anak tirinya itu. Harapan muncul dalam pikirannya—mungkin Darma bisa membantu, mungkin saja Darma bisa bicara dengan pengacara atau pihak perusahaan, maupun meng

  • SUAMI DAN MERTUA DARI SYURGA   Suami 32 C

    “Mama sendiri yang pesen?” tanya Ahmad.Sari mengangguk, matanya berbinar. “Dulu bapakmu suka bikin boks bayi buat anak-anak kecil di kampung. Aku minta tukang yang sama. Biar cucuku nyaman.”Ana menidurkan bayinya perlahan di boks itu. Ia mengusap pipi mungil si kecil, matanya berkaca-kaca. “Alhamdulillah…,” bisiknya.Ahmad berdiri di sampingnya, menggenggam tangan Ana. Rumah itu mendadak hangat, penuh harapan baru.Di tempat lain, Wulan dan mbok Darmi baru saja turun dari grab. Tubuhnya masih lemas, bekas infus di tangannya masih membekas. Namun begitu dia melihat ke teras rumahnya, jantung nya serasa diremas. Wulan merasa takut dan berharap. Darma duduk di kursi dari anyaman bambu yang tersedia di teras, kedua kakinya bersilang, tatapan dingin menatap ke arahnya. Ia tidak tersenyum, tidak menyapa.“Mas D-Darma?” suara Wulan gemetar. “Kamu… ke sini?”Darma berdiri pelan, merapikan kausnya. “Aku ke sini mau ambil sesuatu.”Wulan menelan ludah. “Apa?”“Mahar itu,” jawab Darma datar.

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status