Share

suami 36 A

Author: ananda zhia
last update Last Updated: 2025-06-15 08:28:55

"Ana, maafkan Ayah!"

Ana tertegun di ambang pintu. Dadanya berdegup kencang, tangannya mencengkeram selendang di bahunya. Pria paruh baya di hadapannya menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Ayah?" Suaranya tercekat. "Kenapa kemari?"

Surya, pria itu, ayahnya, tersenyum kaku. "Ayah minta maaf, Ana," katanya lirih. "Ayah tahu, ayah tidak punya malu karena baru minta maaf sekarang. Tapi ayah benar-benar tulus ingin meminta maaf padamu."

Ana menggigit bibirnya. Kenangan lama berkelebat di kepalanya—makanan sisa yang harus ia telan, bentakan ayahnya saat ia mengadu, keputusan ayahnya yang hanya membiayai Darma, lalu paksaan menikah dengan Burhan.

Matanya panas. Ingin rasanya ia mencari kehangatan di pelukan Ahmad, tapi suaminya sedang dinas pagi. Yang bisa ia lakukan hanya menarik napas panjang, mencoba mengendalikan gejolak hatinya.

Ana ingin menangis dan berteriak di depan wajah ayahnya lalu menceritakan semua kesulitan yang didapatkannya saat ana diusir dari rumah pasca berpis
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • SUAMI DAN MERTUA DARI SYURGA   Suami 36 B

    Nisa melambaikan tangannya saat Anton berangkat dengan menaiki motor nya untuk bekerja. Dia mengelus perut buncitnya yang selalu dicium dan dielus oleh Anton setiap saat. Bahkan Anton selalu pamit pada anak di dalam perutnya saat berangkat kerja. Dan selalu dibalas dengan gerakan serta tendangan lembut dari kaki sang bayi yang membuat Nisa tersenyum karena merasa geli. Setelah menutup dan mengunci pintu, Nisa pun merebahkan diri sejenak di kasur yang ada di ruang tengah dengan menonton tivi. Mendadak Nisa teringat ucapan mertuanya yang tidak memperbolehkan nya bersantai sebelum dia menyelesaikan semua pekerjaan rumahnya. Ia menghela napas panjang, mencoba menyingkirkan pikiran buruk. Dengan sabar, Nisa lalu bangkit dan mulai membereskan rumah, mencuci pakaian, dan memastikan semua dalam keadaan rapi sebelum akhirnya duduk di ruang tengah kembali. Baru saja ia meraih remote untuk menyalakan TV, suara ketukan terdengar dari arah pintu depan."Siapa ya?" gumamnya, bangkit dan berjalan

  • SUAMI DAN MERTUA DARI SYURGA   suami 36 A

    "Ana, maafkan Ayah!"Ana tertegun di ambang pintu. Dadanya berdegup kencang, tangannya mencengkeram selendang di bahunya. Pria paruh baya di hadapannya menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan."Ayah?" Suaranya tercekat. "Kenapa kemari?"Surya, pria itu, ayahnya, tersenyum kaku. "Ayah minta maaf, Ana," katanya lirih. "Ayah tahu, ayah tidak punya malu karena baru minta maaf sekarang. Tapi ayah benar-benar tulus ingin meminta maaf padamu."Ana menggigit bibirnya. Kenangan lama berkelebat di kepalanya—makanan sisa yang harus ia telan, bentakan ayahnya saat ia mengadu, keputusan ayahnya yang hanya membiayai Darma, lalu paksaan menikah dengan Burhan.Matanya panas. Ingin rasanya ia mencari kehangatan di pelukan Ahmad, tapi suaminya sedang dinas pagi. Yang bisa ia lakukan hanya menarik napas panjang, mencoba mengendalikan gejolak hatinya.Ana ingin menangis dan berteriak di depan wajah ayahnya lalu menceritakan semua kesulitan yang didapatkannya saat ana diusir dari rumah pasca berpis

  • SUAMI DAN MERTUA DARI SYURGA   Suami 35 B

    "Layanan kamar, Sayang!" ujar Ahmad dengan riang. Ana tersenyum berbinar dan haru melihat suaminya yang begitu perhatian padanya. "Kamu... Kok tahu kalau aku lapar, Mas?" tanya Ana dengan senyum manisnya saat Ahmad meletakkan bakinya di atas nakas. "Kamu kan ibu menyusui, pasti cepat lapar lah. Aku tahu, Yang. Kamu susuin anak kita saja. Biar aku yang menyuapimu," ujar Ahmad. Ana yang sedang bersandar di dipan ranjang sambil duduk dan menyusui anaknya langsung membuka mulut. "Wah, boleh. Aaaaa!"Ahmad tertawa dan mengambil potongan buah, lalu menyuapkannya ke mulut sang istri. "Hm, manis, dingin, seger! Terimakasih, Mas! Kamu baiiiik sekali padaku. Semoga rejeki kamu semakin melimpah dan berkah, Mas!" ujar Ana tulus. "Aamiin, Yang. Apa sih yang enggak buat istri sholihah yang selalu ikhlas merawatku dan ibuku," sahut Ahmad. "Mas, apa kamu nggak capek? Tadi sepertinya kamu paling sibuk saat acara aqiqah Ihsan," tanya Ana. "Kok sekarang malah begadang membantu ku merawat Ihsan? B

  • SUAMI DAN MERTUA DARI SYURGA   Suami 35 A

    Keheningan menelan ruangan. Ana berhenti mengayun bayinya, Anton menegang di kursinya, dan Nisa menutup mulut dengan tangan gemetar. Ahmad menatap mbok Darmi, mencari kepastian di wajah tetangganya itu."Pasti ketularan Mas Burhan, ya?" Ana bertanya pelan, nyaris berbisik.Mbok Darmi mengangguk sambil terisak. "Kamu betul, Ana. Burhan lah yang menulari Wulan. Huhuhu… kalau tahu Burhan mengidap penyakit HIV, aku nggak mungkin menyetujui hubungan mereka dulu!"Ana menggigit bibirnya, prihatin pada Wulan, merasakan campur aduknya yang dirasakan Wulan sekarang. "Dan lagi," lanjut Mbok Darmi dengan suara serak, "Burhan sekarang sudah meninggal… karena dilenyapkan oleh Neni."Ahmad mengangguk. "Kalau soal itu, saya sudah tahu, Mbok. Jadi Wulan baru tahu tentang penyakit nya saat ini?"Mbok Darmi mengangguk lagi. "Neni membunuh Burhan, entah untuk membela diri saat Burhan datang ke rumah Neni dengan mengamuk karena ketularan HIV. Dan setelah pulang dari kantor polisi karena terlibat dana

  • SUAMI DAN MERTUA DARI SYURGA   Suami 34 B

    Ayah Nisa mengangguk. “Semua keputusan ada di tangan Nisa.”Anton kembali menghadap Nisa. “Aku nggak akan janji muluk-muluk lagi, Nis. Tapi aku mohon, kasih aku kesempatan sekali ini. Aku mau buktiin. Biar aku yang bahagiain kamu, tanpa campur tangan siapa pun.”Nisa menatap dalam ke mata Anton. Untuk pertama kalinya, ia tak melihat bayangan keraguan di sana. Hanya harap. Dan ketakutan kehilangan. Ia menarik napas, menunduk sejenak, lalu menghela perlahan.“Baik,” ucapnya akhirnya. “Aku mau coba percaya lagi.”Wajah Anton langsung cerah. Tangannya bergetar ketika menggenggam jemari Nisa.“Terima kasih… Astaga, terima kasih, Nis.”"Bagaimana dengan ibumu, Mas? Apa Ibumu tidak marah kamu memilih tinggal di rumah terpisah dari beliau?" tanya Nisa. Anton menghela napas panjang. "Semoga Allah melembutkan hati ibuku, Nis. Semoga ibuku menyadari bahwa aku berhak menentukan jalan hidupku sendiri. Aku hanya ingin mempunyai keluarga yang bahagia denganmu, wanita yang kucintai," ujar Anton men

  • SUAMI DAN MERTUA DARI SYURGA   Suami 34 A

    “Kalian menikmati uang haram itu, Mbok Darmi. Wulan juga. Jadi kalian ikut tanggung jawab,” suara Asih terdengar tegas di ruang penyidik.Wulan meremas ujung kerudungnya, tangan berkeringat meski AC kantor polisi cukup dingin. Di sebelahnya, Mbok Darmi duduk diam, tapi rahangnya mengeras. Mata tuanya melotot tajam ke arah Asih.“Kami nggak tau itu duit korupsi, Bu Asih!” bantah Mbok Darmi. “Kami cuma tahu kalau duit itu mahar dari Darma, anak kamu! Salah kami di mana?”Asih mendecak, “Kalian terima uang itu. Mau alasan apa pun, itu uang kotor. Sekarang mas Surya sudah ditahan. Perusahaan tempat dia kerja nuntut ganti rugi. Kalian ambil tiga puluh juta dari mereka. Kalian harus balikin!”Wulan menunduk, suaranya pelan. “Kami… nggak punya uang segitu…”Penyidik menghela napas. “Pihak perusahaan tempat Surya korupsi, sebenarnya mau damai. Tapi syaratnya jelas. Kalian balikin uang itu. Kalau nggak, kalian ikut masuk penjara.”Ruangan itu sunyi. Wulan mencuri pandang pada ibunya, berharap

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status