SUAMI DAN MERTUA DARI SYURGA

SUAMI DAN MERTUA DARI SYURGA

last updateTerakhir Diperbarui : 2025-06-16
Oleh:  ananda zhiaOn going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Belum ada penilaian
75Bab
2.3KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Ana, seorang janda yang diceraikan oleh Burhan, karena difitnah tidak perawan saat malam pertama pulang ke rumah ayah nya, tapi ternyata dia diusir oleh ibu tirinya. Ana terbawa trust issues dan menutup hatinya selama lima tahun sampai akhirnya bertemu dengan Ahmad yang menikahinya dan mengajaknya tinggal dengan sang ibu. awalnya Ana takut jika akan disia - siakan oleh mertua keduanya, tapi ternyata Ana salah. Suami dan mertua keduanya sangat baik padanya sehingga Ana mengira telah mendapatkan suami dan mertua dari syurga.

Lihat lebih banyak

Bab 1

suami 1

Nggak mungkin janda kayak aku bisa menikah dengan bujang. Pasti sama keluarganya bakal nggak diterima. Tapi ternyata... 😍😘🥰

SUAMI DAN MERTUA DARI SYURGA (1)

"Astaghfirullah! Kesiangan!” gumam Ana panik.

Ia melompat dari kasur, merapikan rambutnya yang berantakan, lalu setengah berlari ke dapur. Tapi sebelum sempat melakukan apa pun, suara lembut menghentikan langkahnya.

"Lho, Ana? Kok buru-buru?"

Ana menoleh, melihat ibu mertuanya berdiri di ambang pintu dapur dengan daster biru muda. Wajahnya penuh kehangatan, tidak ada tanda-tanda marah atau kecewa.

"M-Mama... Ana kesiangan..." ucap Ana gugup.

Ibu mertuanya tertawa kecil. "Kesiangan gimana? Masih jam lima kok."

"Tapi... sarapan..."

"Biasanya kita beli, kok. Gak usah repot-repot masak," ucap sang mertua santai sambil melangkah ke meja.

Ana terdiam, masih sulit percaya. Sarapan beli? Tidak usah masak?

"Lagian, makan siang juga biasa beli lauk aja, tinggal masak nasi," lanjut ibu mertuanya sambil tersenyum.

Ana menatapnya dengan ragu. Apa ini semacam ujian? Jangan - jangan nanti mertuanya ngadu ke ipar kalau dia malas - malasan?

Melihat ekspresi Ana yang masih tegang, ibu mertuanya menghela napas dan menarik kursi. "Sudah, duduk dulu. Mama buat teh, ya."

"M-Mama gak marah?" tanya Ana pelan.

Ibu mertuanya mengernyit. "Marah kenapa?"

"Karena Ana kesiangan dan gak masak..."

Ibu mertuanya tertawa lagi. "Aduh, Nak, ini rumahmu juga. Santai aja. Jangan tegang gitu."

Ana terpaku. Telinganya menangkap kata-kata itu dengan hati yang bergetar. Rumahmu juga.

Sebelum Ana bisa berkata apa-apa, ibu mertuanya sudah menuangkan air panas ke dalam cangkir, mencelupkan teh celup, dan menambahkan gula. Dengan cekatan, ia mengaduknya lalu menyodorkan secangkir teh ke Ana.

"Minum dulu yang hangat-hangat."

Ana menerimanya dengan tangan gemetar. Hatinya terasa penuh sesak, bukan karena kesedihan, tapi karena rasa haru yang begitu besar. Tanpa sadar, air matanya mengalir.

Ibu mertuanya terkejut. "Lho, Ana? Kok nangis?"

Ana buru-buru menyeka air matanya, mencoba tersenyum meski suaranya bergetar. "Maaf, Ma... Ana cuma... kaget. Ini... sangat berbeda dari yang Ana alami dulu."

Ibu mertuanya menatapnya dengan iba. "Mertua kamu dulu galak, ya?"

Ana mengangguk pelan. "Dulu, Ana harus bangun sebelum subuh, kalau enggak, Ana dimarahi. Ana harus masak, nyapu, beres-beres. Semua harus sempurna."

Ibu mertuanya menghela napas dan menggenggam tangan Ana dengan hangat. "Nak... rumah tangga itu bukan ajang kompetisi siapa yang paling sibuk. Yang penting semua nyaman dan bahagia."

Ana terisak. Seandainya dulu ia mendapatkan mertua seperti ini...

Tiba-tiba, sebuah tangan hangat menyentuh

ke pa lanya, mengusap lembut rambutnya.

"Sayang, nangis kenapa?"

Ana tersentak. Suaminya, yang sudah selesai mandi, berdiri di belakangnya. Dengan santai, lelaki itu mengecup rambutnya.

"Ma-Mas...!" Ana langsung merona malu dan menunduk.

Ibu mertuanya hanya tertawa melihat wajah Ana yang merah padam. "Santai aja, Nak. Mama juga pernah muda."

Suami Ana tersenyum. "Aku ke warung depan, mau beli sarapan. Kamu mau ikut?"

Ana mengangguk cepat. "Boleh, Mas."

• • •

Di warung depan rumah, aroma gorengan dan nasi uduk terc i um kuat. Beberapa pelanggan tengah mengantre, sementara penjualnya, seorang perempuan setengah baya, tengah sibuk melayani.

Suami Ana melangkah santai ke depan etalase. "Bu, beli lontong sayur dua, nasi uduk satu."

Saat penjual itu melihat suaminya, senyumnya langsung melebar. "Wah, biasanya sendiri, sekarang ada istri baru, ya?"

Ana tersenyum sopan, tapi entah kenapa, ekspresi si penjual mendadak berubah sinis.

"Masih muda, kok, nikah sama ja n da sih? Sayang banget..." gumamnya, tapi cukup keras untuk didengar Ana.

Next?

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

Tidak ada komentar
75 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status