Bismillah
"SUAMI DARI ALAM LAIN"
#Part_19
#by: R.D. Lestari.
Sirat keraguan terpancar di wajah Indri yang cantik. Ia berada di jurang pilihan, bertahan atau pergi. Tatapan dari bola mata biru web itu air laut itu membawa Indri pada keraguan yang mendalam. Haruskah ia terbuai bujuk rayuan pemuda tampan dari dimensi berbeda ini?
"Indri ...," lagi, pria tampan itu seolah enggan begitu saja pergi melepas cinta yang sejatinya sudah ia genggam. Keyakinan akan sosok wanita di hadapannya ini membunuh prasangka buruk yang mungkin mereka temui di kemudian hari nanti.
"Indri ...," ucapannya kali ini menyadarkan Indri dari lamunan yang panjang. Bola mata hitamnya menatap tajam lelaki di hadapannya.
Untuk sesaat Indri mundur beberapa senti ke belakang. Ia menatap takut pemuda yang masih mengulurkan tangannya itu. Sayapnya yang terbentang kini menutup de
Bismillah "SUAMI DARI ALAM LAIN"#part_20#by: R.D.Lestari. "Auuuuuuuu!" lolongan srigala memekakkan telinga Indri. Indri terduduk di sudut ruangan gelap dengan seberkas sinar dari jendela yang hanya berukuran 30x30 cm. Cukup kecil untuk ukuran jendela rumah. Ya, ini memang bukan rumah. Melainkan sebuah bangunan tua yang sudah lama tak di huni. Mirip seperti menara. Indri dengan tubuh gemetar memeluk kakinya. Airmatanya tumpah. Bekas cakaran werewolf sewaktu menculiknya masih terasa amat pedih dan menyakitkan. Dalam lubuk hatinya terselip penyesalan yang teramat sangat. Seandainya ia mau menerima ajakan Bima, tentu saat ini ia tak akan berada di cengkraman makhluk-makhluk mengerikan yang kini menjaga nya di luar menara. Bima, seketika Indri rindu kehadirannya. Lelaki baik itu tak semestinya merasa sakit hati karena perlakuannya.&nb
Bismillah "SUAMI DARI ALAM LAIN"#Part_21#by: R.D. Lestari. "Bima ... tolong aku ...," "Indri! kau kah itu!" Senyap. Tak ada jawaban sedikitpun. Lantas, suara siapa itu? apakah semilir angin malam yang membawanya? Hati Bima terasa amat sakit, seolah separuh jiwanya hilang. Ia amat yakin saat ini Indri tak baik-baik saja. Yang sangat mengusik hatinya adalah kenapa kekuatannya seolah tak mampu menembus keberadaan Indri? Wuzhhhhh! Bima melesat terbang kembali ke rumahnya. Melewati bukit dan menerjang pepohonan di bawah sinar rembulan.*** "Kak, ada Deren yang menunggumu sejak tadi," Diana, adik Bima segera mendekati nya begitu melihat Bima datang. Deren yang tau kehadiran Bima langsung berdiri dan menarik tangan Bima menjauh dari Diana. Diana yang sadar akan kehadirannya yang menggan
Bismillah "SUAMI DARI ALAM LAIN"#part_22# by: R.D.Lestari. Tap-tap-tap! Pelan tapi pasti, Bima menuruni anak tangga yang cukup panjang. Darahnya jatuh menetes di setiap anak tangga. Perlahan lukanya mulai menutup dengan sempurna. Ya, sebagai makhluk abadi, Bima bisa menyembuhkan diri sendiri. Tap-tap-tap! Bima mempercepat langkahnya. Bayangan akan sosok Indri yang kini kesakitan kian menari di pikirannya. Mata nya merah membara menahan amarah. Balas dendam kepada Silva pasti akan ia lakukan. Saat menuruni anak tangga terakhir, tubuh Bima bergetar hebat. Di hadapannya kini seonggok tubuh terbaring tak berdaya. Tanpa ia sadari bulir itu jatuh di ujung pelupuk matanya. Bima bergegas mendekat. Tangan nya mencengkeram jeruji besi dengan kuat. Ia bisa saja menembus benda itu dengan mudah, tapi bagaimana dengan Indri?
Bismillah "SUAMI DARI ALAM LAIN"#Part_23#by:R.D.Lestari. Bima dan Indri terbang menembus langit, dingin akibat hembusan angin membuat tubuh Indri menggigil. Bima dengan lembutnya mempererat pelukan dan membawa Indri ke dalam dada bidangnya yang sixpack. Indri semakin terhanyut. Perlahan energi Indri semakin terisi, tubuhnya kembali bugar. Ia bisa dengan mudah mengangkat kepalanya dan matanya menyisir sekitar. Mereka melewati bukit, laut dan kembali melesat membelah awan malam. Pendar bintang dan rembulan menambah suasana romantis untuk mereka berdua. Cup! Kembali Bima mengecup bibir Indri lembut, membuat wanita itu tersipu malu. Tap! Bima menjejakkan kakinya di sebuah bukit yang berada di atas deburan ombak laut. Indri perlahan di turunkan dari gendongannya. Tubuh Bima yang semula penuh l
Bismillah "SUAMI DARI ALAM LAIN"# part_24#by: R.D.Lestari. "Indri, mari masuk," Ibu Bima mempersilahkan Indri masuk. Gadis itu menatap dengan sayu. "Jangan sungkan, In. Tinggallah dulu di sini hingga tubuhmu sehat kembali, Ibu dan Anima akan merawatmu, percaya pada kami," "Terimakasih, Bu. Maafkan jika saya merepotkan," Indri membungkuk. "Ayo, Kak Bima, bawa Kak Indri ke kamar tamu, biar ia istirahat," Anima berjalan di depan dan Bima mengekor bersama Indri dibelakang. Netra Indri membesar, terpana melihat ruangan kamar tidur yang disiapkan. Rapi, bersih, luas dan di penuhi perabotan mahal. Perabotannya berlapis emas dan permata. Ranjang dan lemari terbuat dari kayu jati dengan ukiran bunga dan burung. Antik dan elegan. Anima berbalik dan pergi meninggalkan dua insan itu di d
Bismillah "SUAMI DARI ALAM LAIN"#part_25# by: R.D.Lestari.Di kediaman Indri. Bapak menatap Ibu dengan tatapan iba. Wanita paruh baya itu sudah dua bulanan ini selalu duduk di depan rumahnya hingga larut malam, menanti buah hati satu-satunya pulang kerumah. Sudah berbagai upaya mereka lakukan. Mulai dari memanggil paranormal, polisi hingga warga sekitar untuk mencarinya, tapi hasilnya tetap nihil. Tujuh hari mereka mengadakan pengajian pun tak ada hasil. Tak ada sedikitpun tanda-tanda atau firasat tentang keberadaan Indri. Mereka sudah putus asa. Hanya airmata yang mampu mengobati kesedihan hati ketika mengingat tentang Indri yang tak tau di mana keberadaaan dan juga kabarnya. Bisik-bisik mulai terdengar. Banyak yang menyangkut pautkan kepergian Indri dengan hutan Uwentira, saat Indri tersesat beberapa waktu lalu. Mereka yakin jika Indri di culik war
Bismillah "SUAMI DARI ALAM LAIN"#part_26#by: R.D.Lestari. "Cantik sekali Kak Indri," Anima menatap takjub Indri yang memakai gaun pengantin warna putih dengan kristal swarowzki. Cantik begitu anggun membalut tubuh Indri yang langsing. Make up natural juga menghiasi wajah cantik Indri, menambah kesan manis di setiap titik wajahnya. Senyum Indri merekah, jilbab dan mahkota mungil menambah kesempurnaan hiasan Indri malam ini. Ya, Indri dan Bima menikah di pertengahan malam ketika pendar cahaya bulan bersinar sempurna. Keluarga sudah berkumpul memenuhi meja-meja yang di letakkan di tengah padang rumput. Rangkaian bunga mawar putih, jingga dan merah mendominasi hiasan dekorasi di alam terbuka itu. Lilin-lilin memenuhi meja tamu dengan gelas-gelas kristal yang di penuhi minuman sirup aneka rasa. Makanan enak aneka jenis bertabur penuh rasa nikmat tersedia di meja.
Bismillah "SUAMI DARI ALAM LAIN"#part_27#by:R.D. Lestari. "Ya, Bu. Kenapa Ibu panggil Bima?" wajah Bima tertekuk ke dalam. Kesal karena Ibu dan adiknya mengganggu malam pertamanya. Ibu yang saat itu sedang duduk, seketika berdiri dan menatap nyalang ke arah Bima. Tangannya berkacak di pinggang. "Ada apa katamu? apa kau lupa, Bima! ingat perjanjian kita sebelum kamu menikah dengan Indri, kamu tidak boleh sedikitpun melakukan hal suami istri padanya, jika itu terjadi, maka Indri sudah tidak bisa pulang ke dunianya," "Bukankah Indri harus pulang dan pelan-pelan meminta restu kepada orang tuanya? bagaimana pun pasti sakit kehilangan anak semata wayang mereka. Indri harus jujur kepada keluarganya," Ibu menatap lekat Bima. Bima tersentak mendengar penuturan Ibu. Ya, ia ingat perjanjian itu. Hati kecilnya pun tak ingin egois. Indri harus pulang ke rumah orang tuanya.