Bismillah
"SUAMI DARI ALAM LAIN"
# Part_50
#by: R.D.Lestari.
"Indriiii!"
"Huekkkkk .... huekkkk!"
Dok!dok!dok!
Bima menggedor pintu kuat. Semua yang berada di ruangan menatap penuh khawatir.
Krietttttt!
Indri keluar dari kamar mandi dengan wajah yang pucat pasi. Tubuhnya limbung. Beruntung Bima dengan sigap memapahnya sampai ke peraduan. Ia di baringkan dengan segera.
"Kamu kenapa, In?" Bima menatap istrinya penuh khawatir. Indri menjawab pelan,"Entah, Kak, tiba-tiba kepalaku pusing dan mual,"
"Mungkinkah Indri hamil?" kening Ibu mengernyit melihat kondisi menantunya yang tiba-tiba sakit mual dan muntah-muntah.
"Benarkah, Bu?" mata Bima berbinar karena ucapan Ibu. Raut kebahagiaan terpancar di wajah gantengannya.
"Kalau begitu, apa kita bawa ke do
Bismillah "SUAMI DARI ALAM LAIN"#Part_51#by: R.D.Lestari. "Bima!" "Lha?" "Kok pikiran kita sama, Sri?" Rena tergelak bersamaan dengan Sri. Wanita berhidung bangir itu terdiam sesaat lalu menoleh ke sahabatnya, Sri. "Apa itu makhluk sejenis Bima, ya?" ia mengernyitkan dahi. Mikir. Telunjuknya menepuk-nepuk dagu. "Ah, sudahlah, Ren. Loe terlalu banyak mikir hari ini. Beruntung loe selamat tadi. Mata loe di taruh mana sih, sampe mau ketabrak?" omel Sri.. " Loe tu yang pikirannya ke mana ! ngapain manggil-manggil gue tadi!" Rena mencebik. "Gue? ga ada tuh, Ren. Loe ni, mikir apa sih, Ren?" "Ah, ga taulah," Rena berjalan meninggalkan Sri yang masih geleng-geleng dengan sikap Rena yang amat aneh hari ini. Ia mengikuti sahabatnya itu dari belakang. Rena yan
Bismillah "SUAMI DARI ALAM LAIN"#part_52#by:R.D.Lestari. Pluk! Bima menepuk pelan pundak temannya itu, membuat lelaki berotot dengan tubuh tinggi itu terjingkat. Seketika ia menoleh dan matanya membulat melihat Bima yang kini berdiri di belakangnya. "Ko--komandan?" "Kamu ngapain di sini, James?" selidik Bima. Mata lelaki itu menatap tajam penuh keingin tahuan. "Sa--saya ...," "Ayo, kita duduk dulu," Bima merangkul James duduk di dalam kedai. Beberapa orang pembeli menatap takjub James dan Bima yang berjalan melewati mereka. Walaupun sudah lewat tengah malam tapi kedai mamang sate masih juga ramai. "Mang, minta sepuluh porsi sate, ya," ucap Bima yang diiringi anggukan dari Mamang sate. "James, kita lanjutkan obrolan kita. Kamu tau kan konsekuen
Bismillah "SUAMI DARI ALAM LAIN"#part_53#by: R.D.Lestari. Benda itu berwarna coklat dan terbungkus rapi di dalam kantong plastik transparan. Rena menyentuh dan mengangkat benda itu, memperhatikan dengan seksama. "Sate?" ia mengernyitkan dahi dan menatap bungkusan itu dengan penuh keheranan. Bayangan orang tadi? bungkusan sate? Rena mengendus aroma sate yang menguar saat ia membuka bungkusan berwarna coklat, nikmat dan amat menggoda. Perutnya mendadak keroncongan. Ia menelan saliva, seleranya muncul seketika. Satu tusukan daging berpadu kuah kacang dan taburan bawang goreng kriuk juga lontong yang diiris tipis membuat indra pengecap Rena bersorak. Lidahnya bergoyang menikmati kunyahan demi kunyahan sate yang masuk ke dalam mulutnya. Saking nikmatnya, Rena tak bisa berhenti mengunyah hingga satu porsi sate habis tanpa tersisa.
Bismillah "SUAMI DARI ALAM LAIN"#part_53#by: R.D.Lestari. Benda itu berwarna coklat dan terbungkus rapi di dalam kantong plastik transparan. Rena menyentuh dan mengangkat benda itu, memperhatikan dengan seksama. "Sate?" ia mengernyitkan dahi dan menatap bungkusan itu dengan penuh keheranan. Bayangan orang tadi? bungkusan sate? Rena mengendus aroma sate yang menguar saat ia membuka bungkusan berwarna coklat, nikmat dan amat menggoda. Perutnya mendadak keroncongan. Ia menelan saliva, seleranya muncul seketika. Satu tusukan daging berpadu kuah kacang dan taburan bawang goreng kriuk juga lontong yang diiris tipis membuat indra pengecap Rena bersorak. Lidahnya bergoyang menikmati kunyahan demi kunyahan sate yang masuk ke dalam mulutnya. Saking nikmatnya, Rena tak bisa berhenti mengunyah hingga satu porsi sate habis tanpa tersisa.
Bismillah "SUAMI DARI ALAM LAIN"#part_54# by: R.D.Lestari. Hingga orang-orang yang berada di tempat melihat Indri aneh. Tubuh mungil dan ramping tapi selera makan melebihi kuli, rakus. Bima melirik istrinya lembut saat Indri memancarkan mata merah dan ingin mendekati orang yang mengatai nya dalam hati. Panas membara menjalari hati dan tubuhnya. "Kamu jangan marah, Sayang. Kita berada di duniamu, di mana manusia akan selalu menjelekkan. Berbeda dengan duniaku yang masa bodoh. Itulah mengapa kita punya kemampuan untuk mendengar walau dalam hati, dengan begitu kita malu jika ketauan lagi ngomongin orang," Bima mengelus punggung tangan Indri sayang. Indri menggeram. Apa salahnya jika ia makan banyak? toh ini bukan cuma untuk dirinya, tapi untuk anak dalam kandungan nya. "Sayang, kamu jangan marah-marah, nanti kamu bisa mencelakakan orang," Bima berbisi
Bismillah "SUAMI DARI ALAM LAIN"#Part_55#by: R.D.Lestari. Tubuh Rena menegang dan tak dapat bergerak saat ia merasakan sentuhan-sentuhan lembut di tengkuk dan lehernya, seperti ciuman-ciuman manja dari bibir mungil seseorang. Rena memejamkan mata seolah menikmati sentuhan demi sentuhan sosok tak kasat mata itu, percuma. Rena memberontak pun, sosok itu dengan gampang membuat Rena kalah. Rena merasakan pinggangnya di lingkari tangan kekar yang memeluknya erat. Hembusan hangat beraroma mint di telinga yang ia nikmati hingga indra penciumannya, amat menenangkan. Rena nyaman, tapi tak dapat di pungkiri ia amat ketakutan. Jin jenis apa yang kini menggerayangi tubuhnya. "Aku bukan Jin, Rena. Aku bukan hantu, aku sama sepertimu hanya berbeda dunia saja," suara lirih nan serak mengaung di telinga Rena. Membuat Rena seketika membuka mata.
Bismillah "SUAMI DARI ALAM LAIN"#part_56#by: R.D.Lestari. "Uwentira? maksudnya?" Rena melongo mendengar ucapan Indri, begitu juga Sri. "Aku mencium bau orang Uwentira di sekitarmu. Kau pun habis bersentuhan dengannya. Apa kamu sering bertemu dengan pemuda yang aneh? baunya amat lekat di tubuhmu,"cecaran Indri membuat Rena salah tingkah. "Hmmh, jangan-jangan makhluk yang sering mengganggu loe beberapa hari ini?" celetuk Sri. "Mungkin, dan ia kemarin sempat nemui gue. Wajahnya amat jelas. Loe tau siapa, Sri?" Rena melempar pandangan nya pada Sri. Sri menggeleng pelan. "Cowok tampan brewokan yang nolong gue tempo hari, Sri," Rena menghela napas dalam. "Lho? dia makhluk Uwentira?" "Ya, dan dia rupanya dendam ke gue. Gara-gara omongan kita di kedai mie itu," mata Rena berkaca-kaca. Ia amat sedih dan ga
Bismillah "SUAMI DARI ALAM LAIN"#Part_57#by: R.D.Lestari Mendung menggelayut,langit menjadi hitam, kilat menyambar ke segala arah hingga menumbangkan beberapa pohon di sekitar hutan Uwentira. Rena mempererat pegangannya pada tubuh pemuda yang masih memgendarai motornya secepat kilat itu. Tangisnya mulai menitik di sudut mata, ia amat ketakutan. Ia merasakan debaran jantung pemuda yang sedari tadi hanya terdiam tanpa berucap sedikitpun. Duk! Rena merasakan hentakan yang cukup kuat tapi ia tetap menutup matanya. Ia tak ingin sedikitpun membuka kelopak matanya, karena saat ia membuka mata, ia melihat bagaimana kilat menyambar pepohonan dan langsung merobohkannya dalam sekejap. Kering. Ia merasa hujan sudah berhenti. Tak terdengar lagi suara kilat dan petir. Tak dirasa lagi rintik hujan dikulit lembu