Share

Sisi Lain Rehan

Author: MR_7980
last update Last Updated: 2023-06-14 13:01:19

“Kenapa? Takut?” tanya Rehan seraya terus mengikis jarak diantara mereka.

“Please Kak, seluruh tubuhku masih sakit Kak,” tangisnya.

Bukannya memukul seperti yang Leona bayangkan, tiba tiba saja, Rehan memeluk tubuh Leona. Dia juga membelai rambut Leona.

“Sekarang kamu minum obat ini, besok, kamu sudah harus sembuh, karena jika tidak, maka aku akan membuat lebih banyak lagi cambukan di tubuhmu,” titah Rehan.

Leona bernafas lega karena Rehan tidak kembali memukulnya. Dia juga bingung dengan sifat Rehan sekarang ini. Kenapa dia menjadi baik? Apa dia punya dua kepribadian, pikirnya.

Tak ingin dipukuli lagi, Leona segera memakan sarapan yang dibawa Bibi tadi, kemudian meminum obat yang diberikan oleh Rehan.

Rehan tersenyum puas saat Leona telah meminum obatnya. Entah obat apa itu, hanya dia yang tahu.

Sorenya, tubuh Leona sudah lebih baik, rasa sakit di tubuhnya berangsur menghilang. Bekas lukanya juga tak terasa perih jika dipegang. Leona sudah bisa mandi sore ini. Sepertinya obat yang diberikan oleh Rehan benar benar manjur.

Melihat majikannya sudah terlihat segar, Bibi tersenyum bahagia. “Sudah enakan Non?” tanyanya.

“Alhamdulillah Bi, berkat obat yang Kak Rehan kasih tadi,” jawab Leona.

“Syukurlah, Bibi ikut senang. Ini makan malamnya Bibi taruh disini ya Non,” ujarnya.

“Terima kasih ya Bi. Ohh iya, dimana Kak Rehan?” tanya Leona.

“Tuan tadi pergi Non, sepertinya keluar kota. Soalnya tadi bawa koper segala,” jawab Bibi.

“Apa Non tidak diberitahu?” tanyanya.

Leona hanya menggeleng, meski sedih karena suaminya pergi tanpa pamit, tapi ada rasa lega juga di hatinya. Setidaknya dengan kepergian suaminya, dia tidak akan dipukuli lagi bukan, begitu pikirnya.

Esoknya, karena tubuhnya sudah membaik. Leona membantu Bibi menyiram tanaman. Dia bosan jika hanya berdiam diri di kamar.

Di sebuah hotel ternama

“Bagaimana sayang, apa kamu sudah menyiksanya?” tanya seorang wanita seksi yang kini duduk di pangkuan Rehan.

“Sudah sayang, sesuai keinginanmu,” jawab Rehan seraya mengusap punggung kekasihnya.

“Sayang, kapan kamu akan menceraikannya?” tanya Keysa yang saat ini menjadi kekasih Rehan.

“Sabar sayang, semua ada waktunya,” jawab Rehan yang tangannya mulai kesana kemari.

“Sayang, tidak bisakah kita menikah saja. Aku rela menjadi istri kedua asalkan tetap bersamamu,” pinta Keysa.

“Aku masih belum puas menyiksanya sayang. Aku harus membuat dia menangis darah karena memintaku menikahinya. Barulah setelah itu aku akan menceraikannya dan kita menikah,” sahut Rehan.

“Berapa lama lagi sayang?” tanya Keysa seraya memainkan jarinya didada sang kekasih.

“Tidak lama, tunggu sebentar lagi,” jawab Rehan kemudian menangkap tangan sang kekasih.

“Karena kamu sudah mulai nakal, kamu harus dihukum,” lanjutnya.

Mereka pun melakukan olah raga malam. Hingga 2 jam lamanya, mereka beradu peluh. Namun Rehan tidak ada tanda tanda untuk mengakhirinya.

Entah kenapa, ada rasa hambar yang Rehan rasakan ketika bersama Keysa sekarang. Hingga terlintas wajah menggemaskan Leona saat memakai lingeri kemaren malam, membuat dia akhirnya bisa menuntaskan permainannya.

“Ada apa denganku? Kenapa aku jadi membayangkan wajahnya saat bersama Keysa? Pasti ada yang tidak beres di pikiranku. Besok, aku akan memeriksakannya ke Dokter,” batinnya.

Pasangan itu pun tidur dalam satu selimut karena kelelahan. Esoknya, saat Keysa bangun, dia sudah tidak melihat kekasihnya. Entah sejak kapan Rehan pergi meninggalkannya.

“Dimana dia? Selalu saja begini, sudah seperti wanita malam saja diriku ini. Ditinggalkan setelah dipakai,” gumamnya.

Keysa lalu masuk ke dalam kamar mandi. Dia membasahi tubuhnya dengan air. Sepertinya, dia harus membuat Rehan secepatnya menceraikan wanita itu dan menikahinya seperti rencana awal mereka.

Keysa lalu mengusap perutnya, jika dia tidak bisa membuat Rehan menghamilinya, dia akan menyuruh orang lain untuk menghamilinya, tercipta senyuman licik di bibir wanita seksi itu.

Di Mansion Rehan

Leona yang merasa tubuhnya sudah sehat ingin berjalan jalan. Dia bosan berada di rumah terus selama dua hari ini.

“Bi, mau nggak menemaniku makan di restoran? Tiba tiba, aku ingin makan sushi,” tanyanya.

“Boleh Non,” jawab Bibi.

Leona kali ini menggunakan dress pendek selutut tanpa lengan, dengan hiasan pita di dadanya. Dia juga memoleskan sedikit riasan membuat dia terlihat lebih cantik dan segar.

Hari ini, Rehan ada operasi dadakan, maka dari itu, pagi pagi sekali, dia sudah meninggalkan hotel. Selesai operasi, kepala rumah sakit mengajaknya makan siang di sebuah restoran Jepang. Entah kebetulan atau memang jodoh. Dia melihat sang istri tengah berjalan memasuki restoran ditemani oleh ART nya.

“Darimana dia? Kenapa pergi tidak bilang padaku? Dan lihat pakaiannya seperti wanita penggoda saja,” gerutu Rehan dalam hati.

Padahal, Leona hanya berpakaian biasa saja. Rehan saja yang terlalu berlebihan.

Mata dan pikirannya tidak lagi fokus pada ucapan kepala rumah sakit soal project baru mereka. Pandangannya hanya satu pada apa yang dilakukan oleh istrinya disana.

Leona tidak sadar, jika saat ini suaminya tengah menatapnya penuh amarah. Sepertinya, malam ini, dia akan mendapat hukuman dari sang suami.

Rehan tidak mungkin menghampiri istrinya, karena Bosnya masih belum selesai bicara. Dia hanya bisa memandanginya saja.

Leona duduk agak berjauhan dengan Rehan, membuat dia tak tahu jika sang suami juga ada disana.

“Bibi mau pesan apa? Biar aku traktir,” ujar Leona.

“Samakan aja dengan punya Non. Bibi tidak mengerti makanan beginian,” ujarnya.

Leona mengangguk. Dia lalu memesan sushi, ramen dan juga misou soup. Belum juga makanannya datang, Leona disapa oleh seorang pria.

“Hai cantik,” sapanya.

“Kak Andrew!” seru Leona.

Mereka pun berpelukan bersama.

“Duduk Kak,” ujar Leona.

“Terima kasih,” sahutnya.

“Bi, kenalin, ini Kak Andrew, dia adalah sepupu Leona yang baru saja pulang dari Luar Negeri,” terang Leona.

Andrew tersenyum sekilas pada Bibi. Kemudian kembali menatap wajah cantik Leona.

“Bagaimana kabarmu?” tanyanya.

“Seperti yang Kakak lihat, tidak ada yang berubah dalam diriku,” jawab Leona.

“Tidak, bagiku kamu terlihat lebih cantik sekarang,” puji Andrew yang membuat wajah Leona bersemu merah.

“Kak Andrew bisa aja,” ujar Leona malu malu.

Makanan mereka pun datang, karena Andrew belum memesan, akhirnya, Leona memberikan sushinya pada Andrew, sementara dia akan makan misou soup saja.

“Ayo dimakan Kak, Bi,” ajaknya.

Mereka pun makan bersama, di tengah tengah makan, Andrew teringat, kalau Leon paling suka makan sushi.

“Leona, bukannya sushi adalah makanan kesukaanmu?” tanya Andrew.

“Iya Kak, kenapa memangnya?” Leona balik bertanya.

“Kenapa malah kamu berikan padaku?” tanyanya.

“Tidak apa, Kak Andrew kan juga suka sushi,” jawab Leona.

“Wah, ternyata kamu masih ingat juga kesukaanku. Nah biar adil, kita makan berdua aja. Ayo, aku suapin,” ujar Andrew.

Leona pun membuka mulutnya sambil tersenyum. Mereka tidak tahu jika ada sepasang mata yang ingin membunuh keduanya.

Begitu meeting selesai, Rehan langsung mendatangi istrinya.

“Sayang, siapa dia? Kenapa kamu tidak bilang padaku kalau mau makan disini?” ucap Rehan penuh penekanan.

Tubuh Leona mendadak limbung. Wajahnya pucat pasi. Dia tidak menyangka akan bertemu dengan suaminya disini.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (8)
goodnovel comment avatar
Saraswati_5
rehan udah mulai ada rasa sama leona. semoga nanti leona nggak dapet hukuman
goodnovel comment avatar
Renita gunawan
rehan sepertinya udah mulai jatuh cinta kepada leona.hanya saja gengsi mengakuinya
goodnovel comment avatar
Liya liyana
Kaya nya lama lama rehan jadi jatuh cinta sama liona
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • SUAMI PSIKOPAT LULUH KARENA KEHAMILANKU   Selamat Jalan Raina, Welcome baby Raisa

    "Ayra … Nevan … apa yang kalian lakukan?" teriak Raina penuh amarah.Kedua orang itu pun langsung menjauh. Mereka sama sama menunduk karena takut dimarahi oleh sang mama."Maafkan kami Ma. Tolong jangan salah paham. Nevan cuma pamit aja tadi. Dan itu, ciuman perpisahan," jujur Ayra.Nevan merutuki kebodohannya yang tak bisa menahannya tadi. Harusnya dia tidak melakukan itu."Maaf Ma. Nevan yang salah. Bukan Ayra. Kami tidak ada hubungan apa-apa kok," aku Nevan.Raina pun menyuruh kedua remaja itu duduk. Dia pun menjelaskan kemungkinan yang terjadi kalau mereka berhubungan. Dan dia tidak ingin, apa yang dia alami dengan Rehan dan Revan, terulang kembali pada Ayra dan juga Nevan."Sekarang kalian paham kan maksud Mama?" tanya Raina pada dua remaja di hadapannya ini.Keduanya pun mengangguk secara bersamaan. Mereka pun kembali ke kamar masing-masing. Di kamar, Raina mendengus kesal pada sang suami. Lelaki tampan itu tersenyum sambil melambaikan tangannya. Dia menyuruh sang istri duduk di

  • SUAMI PSIKOPAT LULUH KARENA KEHAMILANKU   Ciuman Perpisahan

    "Lah, kok malah pingsan," gumam Revan.Lelaki itu tidak terlihat panik saat sang istri jatuh pingsan. Dia dengan santainya menggendong tubuh istrinya kemudian menidurkannya di ranjang.Beberapa jam kemudian, Raina sadar. Dia melihat putra sulungnya ada di sampingnya sambil tersenyum manis."Ngapain kamu senyum-senyum?" Kesal Raina."Hehehe, akhirnya, adik Varo udah jadi. Ternyata, tak sia-sia aku kemarin meminta Papa membuat Mama hamil," celetuk remaja tampan itu.Raina pun bangkit dan menjewer telinga sang putra. "Jadi, semua ulah kamu dan Papa ya. Gara-gara kalian, Mama hamil lagi. Kalian pasti yang menukar obat yang biasa Mama minum," omelnya."Aduh Ma, ampun, sakit Ma. Bukan Varo yang melakukan itu. Varo cuma menyuruh Papa supaya Mama bisa hamil," aku remaja itu."Sama saja, kalian telah bersekongkol rupanya," kesal Raina.Wanita itu pun melepaskan tangannya. Dia juga tak tega menyakiti putranya. Mungkin, memang sudah takdirnya harus memiliki anak lagi. Namun, dia masih harus meng

  • SUAMI PSIKOPAT LULUH KARENA KEHAMILANKU   Hamil Lagi

    "Astaga Nevan? Kenapa kamu bisa ada di kamar Papa? Kenapa tidak ketuk pintu dulu saat masuk?" amuk Revan.Bocah kecil itu langsung menundukkan kepalanya. Dia tidak pernah dibentak oleh Mamanya. Maka dari itu, dia takut saat mendengar suara Revan yang meninggi.Raina yang mengerti pikologis Revan langsung menyenggol lengan suaminya.Raina pun menarik selimut sampai menutupi tubuhnya. "Sayang, maaf, Mama belum sempat bicara sama Papa. Sekarang, kamu tunggu Papa dan Mama di luar. Setelah ini, kami akan mengantarkanmu mendaftar sekolah," ujar Raina penuh kelembutan.Bocah kecil itu pun mengangguk, lalu keluar masih dengan kepala menunduk. Raina menghela nafas panjang."Pa, jangan terlalu keras sama Nevan. Dia itu belum pernah dibentak sama Nayumi. Wanita itu mungkin terlalu menyayanginya hingga tak pernah memarahinya. Kita didik dia secara perlahan. Nayumi tidak memiliki suami, tentu dia bisa dengan bebas masuk kamar mamanya," nasehat Raina."Ahh iya, aku lupa. Nanti aku akan meminta maaf

  • SUAMI PSIKOPAT LULUH KARENA KEHAMILANKU   Kepergok Nevan

    "Siapkan alat pacu jantung," titah Revan pada perawatnya.Lelaki itu pun menempelkan alat itu pada dada sang putra. Dua kali kejut, tubuh Revan masih belum menunjukkan reaksi. Padahal, Revan sudah dua kali menaikkan tenaga listriknya."Sus, naikkan lagi," titahnya."Dok, ini sudah yang paling tinggi," ucap perawat itu.Revan pun mengangguk. "Kita coba sekali lagi," ujarnya.Revan akhirnya bernafas lega, saat terlihat garis halus di layar monitor jantung. Tubuhnya pun merosot ke lantai, karena tak sanggup lagi menahan bebannya. Andai dia bisa, dia ingin menggantikan putranya yang sedang terbaring lemah itu.Raina pun membantunya berdiri. Wanita itu terus mengusap punggung sang suami, supaya lelaki itu lebih kuat."Kita tunggu Nevan di sana ya," bujuk sang istri sambil menggiring suaminya ke sofa.Revan pun menurut, lelaki itu membenamkan kepalanya di bahu sang istri. Tangisnya kembali pecah, karena dia mengetahui, kemungkinan sembuh putranya sangat kecil."Sabar Kak, kita doakan saja y

  • SUAMI PSIKOPAT LULUH KARENA KEHAMILANKU   Memburuknya Keadaan Nevan

    "Hai Boy, gimana kabarmu?" tanya Revan saat dia berada di ruangan sang putra."Baik Pa," jawab bocah kecil itu dengan lesu.FlashbackBegitu mereka turun dari bandara, Revan sudah menunggunya dengan ambulan. Dan langsung dia bawa ke rumah sakit tempat Raina dirawat.Dahi lelaki itu mengerut saat membaca laporan kesehatan yang dilampirkan oleh dokter dari rumah sakit sebelumnya."Kenapa sudah sampai separah ini Nayumi tidak memberi tahunya. Apa wanita itu sudah tidak menganggapnya lagi?" batin Revan kesal.Lelaki itu pun mencari dokter terbaik untuk Nevan. Dia bahkan mencari donor hati, seandainya Nevan memerlukannya.Flashback off"Papa sangat merindukanmu Boy," ucap Revan."Nevan juga Pa. Sekarang, Nevan bahagia, bisa di sini bersama Papa," ucap bocah itu.Tak lama, pintu terbuka, datang Raina sambil menggendong putranya didorong oleh sang mami."Sayang, kenapa kemari? Apa kamu sudah baikan?" tanya Revan khawatir.Melihat raut wajah sang papa yang berubah saat kedatangan wanita canti

  • SUAMI PSIKOPAT LULUH KARENA KEHAMILANKU   Telepon Dari Nayumi

    "Papa ….""Ayo Mami, semangat. Papa di sini menemani Mami," bisik lelaki itu.Revan terus menciumi kening istrinya sebagai penyemangat sang istri. Setelah meraup oksigen. Raina akhirnya mengejan hingga terdengarlah suara tangisan bayi yang melengking.Oweek oweek oweekRevan tersenyum bahagia saat melihat putranya lahir dalam keadaan sehat dan selamat."Mami hebat! I Love You Mami," bisiknya.Tak lama, Raina pun memejamkan matanya. Tenaganya sudah habis hingga membuat dia tak sanggup untuk membuka mata."Sus, istri saya kenapa? panik Revan saat melihat sang istri yang hanya terdiam.Dokter itu pun memeriksa keadaan Raina. Wanita itu kembali tersenyum dan berkata, "Ibu hanya kelelahan Pak. Nanti juga bangun."Revan bernafas lega. Dia sudah berpikir yang tidak tidak tadi. Sungguh, dia tak sanggup jika harus kehilangan orang yang dia cintai untuk kedua kalinya.Raina sudah dipindahkan ke ruang perawatan. Revan terus menggenggam tangan sang istri. Sesekali dia menciumnya."Mi, ayo bangun!

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status