Share

Telepon Ibu

Penulis: Naffa Aisha
last update Terakhir Diperbarui: 2022-08-24 18:40:47

Suamiku 90cm

Part 6 : Telepon Ibu

"Iya, Bu, iya. Udah gituan dan dia biasa saja. Aman terkendali dan tidak ada masalah," jawabku akhirnya karena malas harus berbelit-belit dengan ibu. Aku mengenal betul wataknya, sebelum dia mendapatkan jawaban kebenaran, dia tidak akan berhenti mengorek informasi.

"Alhamdulillah, syukurlah kalau begitu. Berarti ibu tidak salah memilihkan dia sebagai jodohmu. Pria lain belum tentu bisa menerima ini. Seperti anaknya teman ibu, ketahuan udah tidak original pas malam pengantin, besok paginya langsung diceraikan." ucap ibu antusias sekali.

"Iya, Bu, iya."

"Nah, karena Syafril bisa menerimamu apa adanya maka kamu juga harus begitu ya, Zil. Terima dia apa adanya juga, Ibu selalu berdoa supaya kehidupan rumah tangga kalian langgeng dan adem. Dan semoga kamu cepat hamil dan memberi ibu cucu. Jangan galak-galak sama Syafril, dia pria yang baik maka perlakukanlah dia secara baik. Jadilah istri yang sholeha untuk dia." Ibu terus nyerocos.

"Iya bu, iya," jawabku lagi karena telinga sudah mulai panas terkena tempelan ponsel.

"Eh, Zil .... "

"Bu, udah dulu ya. Zilla di panggil bos, Assalammualaikum." Sebelum ibu nyerocos lebih panjang maka segera kuakhiri saja obrolan ini.

"Oh ya udah, waalaikumsalam." Suara ibu terdengar agak kecewa.

"Maaf, bu. Bukannya gak mau lama-lama dengarin omongan ibu, tapi aku takut kedengaran teman-teman kantor. Bisa jadi bahan olokan putrimu ini." Aku merasa sedikit bersalah juga.

***

Setelah makan siang di kantin kantor bersama dua temanku, Ellis dan Mona. Aku kembali ke meja kerja dan ketika melihat ponsel, ada pesan w******p dari mas Syafril.

[Assalammualaikum.wr.wb. Dik Zilla, pulang kantor jam berapa? Mau mas jemput atau suruh supir aja yang jemput adik?]

"Emmm, bisa heboh kantor mas, kalau kamu jemput aku ke sini." aku meringis memegangi jidat yang berkerut.

[Waalaikumsalam.wr.wb. Gak usah deh, Mas, aku udah pesan ojek online. Pulang kantor jam 16.00]

Langsung kukirim pesan itu dan memasukkan kembali ponsel ke dalam tas.

Sepulang dari kantor, tidak lupa aku mampir ke Apotik untuk membeli Pil Kb sebagai alat kontrasepsi yang aman menurutku.

"Ehm, tapi harus buat jadwal 'gladak-gluduk' nih. Seminggu sekali atau sebulan sekali yah?" Aku berpikir sepanjang jalan menuju pulang.

Sampai-sampai, aku tidak sadar kalau tukang ojek online sudah berhenti di depan rumah mas Syafril.

"Udah sampai, Mbak," ucapnya membuyarkan lamunanku.

"Oh iya, terimakasih." Aku turun dari motor dan membayar ongkos.

Ketika memasuki halaman rumah, kulihat mas Syafril sudah berdiri menantiku di depan pintu dengan senyum jeleknya.

"Ya elah, pakai di tunggu depan pintu segala. Kayak emak-emak pulang kerja disambut anaknya saja." Aku mengomel dalam hati melihat tingkah noraknya.

"Lagi ngapain mas, berdiri depan pintu gini?" Aku agak sewot menatapnya.

"Ucapkan salam dulu, Dik!"

"Ah, udah deh. Zilla capek." Aku masuk rumah dengan tampang cemberut.

Dengan wajah kecewa, dia mengekor dibelakangku.

Dengan letih kuhempaskan tubuh di sofa mungil depan tv. Membuka blezer dan menyimpan tas di meja.

"Oh, my god. Pizza!" Mataku langsung berbinar ketika melihat sekotak pizza terletak di atas meja.

Cacing-cacing di dalam perut langsung berteriak minta di sumpal pizza, langsung saja ku lahap beberapa potong.

"Wih, ada juice alvukat juga." Aku menyeringai senang.

Setelah kenyang, aku meluruskan kaki di atas meja dan akhirnya tertidur.

Dan ketika tersadar, hari sudah malam.

"Yeah, cepat banget hari berganti malam. Aku harus segera membuat perjanjian jadwal 'gladak-gluduk' dengan pria kecil itu. Bisa habis aku, kalau di garabnya setiap malam." Aku keluar dari kamar dan menghampirinya di teras rumah yang sedang menghirup kopi sambil mendengarkan lagu jadul WaliBand.

Tapi aku hanya berdiri bengong di belakangnya yang sedang larut dalam lirik lagu Wali.

✨ Dik, aku pinta kau akan selalu setia

Dik, aku mohon kau selalu menemani

Saat 'ku tengah terluka

Kala 'ku tengah gundah

 

✨'Ku akan menjagamu

      Di bangun dan tidurmu

      Di semua mimpi dan nyatamu

     'Ku akan menjagamu

     'Tuk hidup dan matiku

     Tak ingin, tak ingin kau rapuh

 

✨Dik, jangan engkau pergi tinggalkan aku

Dik, ingin aku cinta dan cinta selalu

Saat kau tengah terluka

Kala kau tengah gundah

✨'Ku akan menjagamu

Di bangun dan tidurmu

Di semua mimpi dan nyatamu

'Ku akan menjagamu

'Tuk hidup dan matiku

Tak ingin, tak ingin kau rapuh

✨Kau akan menjagaku

Di bangun dan tidurmu.

***

Ya elah, selera musik pria kecil ini sungguh sangat ketinggalan zaman sekali. Lagu keluaran 2008 masih saja digemari. Ckckckck, dasar norak! Aku terus mengumpatnya dalam hati.

Ketika alunan lagu Band Wali selesai, Mas Syafril baru menyadari kehadiranku di belakangnya.

"Eh, ada Dik Zilla," ujarnya sedikit kaget sembari mematikan musik dari ponsel. "Udah lama berdiri di situ, Dik? Ayo duduk!" dia jadi acuh tak acuh.

"Nggak kok, Mas, barusan saja." Aku duduk di sampingnya sambil menenteng selembar kertas dan bolpoin.

"Ada apa, Dik?" Dia agak heran menatapku.

"Emmm, begini, Mas .... " Aku jadi bingung mau memulai pembicaraan ini.

Bersambung ....

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • SUAMIKU 90 CM   I Love You

    Suamiku 90cmBab 35 : I Love YouBeberapa bulan kemudian, aku sudah masuk kantor setiap harinya. Suasana kantor mulai membaik, gosip tentang putri salju yang menikahi seorang kurcaci tak lagi terdengar. Heru si pebinor tak lagi terlihat."Heru dipecat Pak Alfin, Zil." Ucap Mona."Masa' sih? Kenapa?" tanyaku ketularan kepo dua ratu gosip si Mona dan si Ellis."Dia tertangkap tangan menggelapkan duit proyek." Ellis yang menjawab pertanyaanku.Bibirku hanya membentuk hurup 'O' mendengar cerita Ellis, "trus?""Dan akhirnya dia pulang kampung deh. Kan habis diceraikan istrinya dia gak punya apa-apa lagi." Ucap Mona."Jadi gembel deh, dia ... Haha" Ellis tertawa sambil menutupi bibir dowernya."Kasian, ya ... "ucapku agak iba juga mendengar cerita tentang nasib si Heru."Ih, orang kayak gitu gak pantas dikasiani.""Itu hukuman yang pantas untuk 'Pebinor dan Koruptor' kayak cecunguk Heru." Mona terkekeh.Aku ikut tertawa juga mendengar ocehan dua temanku ini, ada benarnya juga sih kata-kata

  • SUAMIKU 90 CM   Ulah Silvia dan Lidia

    Suamiku 90cmBab 34 : Ulah Silvia dan LidiaPaginya, ketika membuka mata kudapati mas Syafril sedang duduk di pinggir tempat tidur dan memperhatikan kami. Entah sejak dari kapan ia berada di sini."Dik, kok tidur di sini? Masih marah ya sama mas?" ucapnya pelan.Aku hanya diam dan kemudian beranjak menuju kamar mandi. Dan ketika membuka pintu kamar mandi hendak melangkah keluar, dia si pria kecil sedang berdiri di depanku.Oh, my god. Apalagi mau pria kecil ini? Aku menatapnya galak."Dik, jangan marah terus dong." Dia menarik ujung bajuku."Dik, senyum dong. Mas janji gak akan membandingkan dik Zilla dengan si .... lagi ... " ucapnya."Benaran janji? Asal mas tahu ya, Zilla paling tidak suka kalau dibandingkan dengan siapa pun. Zilla ya, Zilla. Angel ya, Angel. Kalau suka sama Angel, berarti ceraikan Zilla. Zilla, ya seperti ini adanya. Kalau gak bisa menerima, ya sudah. Akhiri saja semua ini." Ucapku."Iya, dik. Iya. Mas janji gak akan mengulanginya lagi." Mas Syafril mencium punggu

  • SUAMIKU 90 CM   Pembalasan Untuk Heru

    Suamiku 90cmBab 33 : Pembalasan Untuk HeruMalamnya, Mona dan Ellis menjemputku di rumah."Mau ke mana, Dik?" tanya mas Syafril kepadaku yang sudah berdandan rapi dan menghampiri Ellis dan Mona di ruang tamu."Mas Syafril, kita mau izin ajak Zilla pergi. Ada undangan selamatan teman kantor. Boleh kan, mas?" Mona yang menjawab pertanyaan si pria kecil."Oh, begitu. Ya sudah, hati-hati. Pulangnya jangan terlalu malam, ya!" ucap mas Syafril.Aku hanya menatapnya sekilas, masih ada sedikit kemarahanku padanya karena pertengkaran kecil tadi pagi.Kami bertiga pun berangkat menuju hotel tempat perjanjian dengan Heru. Di parkiran, seorang wanita dengan pakaian serba hitam sudah menunggu kami.Aku segera mengirim sebuah pesan Wa kepada Heru.[Aku akan mengenakan pakaian serba hitam + cadar hitam juga. Aku tidak mau ada yang mengenali diriku, tidak apa-apakan?][Oke, sayang. Tidak apa-apa. Langsung ke kamar 103 ya, aku tunggu!]Aku memperlihatkan pesan Wa kepada wanita berpakaian serba hitam

  • SUAMIKU 90 CM   Badai

    Suamiku 90cmBab 31 : BadaiDua hari ini pantatku bekas suntikan KB masih terasa sakit, apalagi kemaren malam mas Syafril habis ambil jatah. Aku terduduk lesu di depan cermin kamar sambil menyisir rambut yang basah sehabis mandi keramas tadi pagi. Taklama kemudian ponselku diatas tempata tidur berbunyi, tanda ada beberapa pesab Wa yang masuk. Segera kuraih dan membuka isi pesan itu.By. Mona[Zil, di kantor lagi heboh. Heru menyebarkan fotomu bersama mas Syafril.]Aku melompat kaget dari tempat tidur. Oh, my god. Aku belum siap dengan kenyataan ini, bagaimana? Langsung kubalas pesan Mona.[Kok bisa?] balasku.[Aku juga tidak tahu, tahu-tahu tadi pagi si Heru sudah meletakkan foto pernikahan kalian. Sontak, semua teman-teman kantor jadi heboh. Aku dan Ellis yang menjadi todongan pertanyaan mereka.][Terus kalian bilang apa?][Ya, kami dian saja. Takut salah bicara.][Oh, ya sudah. Besok aku ke kantor, makasih infonya mon.][Bukannya kamu masih cuti, Zil?][Iya, emang. Aku gak tahan den

  • SUAMIKU 90 CM   Suntik KB

    Suamiku 90cmBab 31: Suntik KBSampai malam, ART dan Baby Sister yang dipesan belum juga muncul. Aku sudah keluh kesah cemas, takut si baby Kim ngajak begadang malam ini. Oh, my god. Jadi mami itu berat, aku harus kuat."Dik Zilla tidur saja, biar mas yang jaga baby Kim," ucap mas Syafril ketika si baby bangun jam 01.00 malam dan gak mau dibobokan lagi."Okelah, Mas," jawabku lemas.Ketika merebahkan diri di ranjang, aku langsung terlelap tak sadarkan diri lagi. Dan ketika tersadar, saat mendengar tangisan si baby Kim. Aku langsung beranjak turun dari ranjang dan menuju box tempat tidur baby Kim.Oh, my god. Pantas saja si baby Kim menangis, botol susunya dimulut si papi yang tertidur duduk di samping box."Mas, mas ... Bangun! Gak sadar apa si Kim nangis dari tadi?" Aku mulai dongkol melihat kelakuan si pria kecil."Eh, iya Dik." Dia langsung terbangun dengan botol susu tersumpal dimulutnya dan sambil memegangi itu botol."Mas, pantas saja si Kim nangis. Susunya dia, papi yang minum.

  • SUAMIKU 90 CM   Memperkenalkannya

    Suamiku 90cmBab 30 : MemperkenalkannyaDari rumah sakit, kami langsung menuju ke rumah mas Syafril. Dengan rombongan 3 buah mobil. Mobil pertama berisi keluarga mas Syafril, mobil kedua ada bang Fradit beserta kak Metha juga Farah dan mobil yang ketiga ada kami. Aku duduk bersampingan dengan Ibu yang sedang memangku si baby Kim. Mas Syafril duduk di samping Pak Sugeng yang sedang mengemudi.Sesampainya di rumah, lagi-lagi si baby Kim menjadi rebutan semua orang. Terutama orangtua mas Syafril dan adik beradiknya. Mereka berebutan mengajak bicara bayi yang baru saja lahir itu. Aku hanya cekikikan dalam hati. Apalagi kak Metha, dia selalu menutup mulut untuk menyembunyikan tawanya.Sore harinya, hanya tinggal Ibu saja yang masih tinggal di rumah kami. Semuanya sudah pulang."Akhirnya bisa istirahat dengan tenang juga." Aku memejamkan mata."Kok ngomongnya gitu?" Ibu yang sedang mengganti popok si baby Kim menoleh ke arahku.Aku tersenyum kecut, "Emangnya tadi Ibu gak lihat apa, para ku

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status