Share

Astaga

Penulis: Naffa Aisha
last update Terakhir Diperbarui: 2022-08-24 18:36:56

Suamiku 90cm

Part 5 : Astaga

Pagi pun tiba, aku sudah berpakaian rapi. Dengan kemeja ungu yang dibalut blezer hitam yang kupadukan rok selutut warna senada. Rambut kubiarkan terurai karena masih basah sehabis mandi keramas tadi.

Aku sedikit mengomel dalam hati karena Hair drayer lupa kubawa, bisa jadi bahan ledekan kalau ke kantor dengan rambut basah kuyup begini. Sudah dilap dengan handuk dan nebeng depan kipas angin, masih juga belum kering.

"Dik, ayo sarapan!" panggil Mas Syafril seraya berdiri di depan pintu kamar.

"Iya, Mas," jawabku sambil berjalan di belakang pria kecil yang sudah rapi juga dengan dinas cokelat muda khas Pns setempat.

Pria kecil itu, suamiku adalah guru di salah satu Sekolah Dasar di Kotaku. Begitu menurut cerita Ibu ketika mempromosikan dia untuk jadi suamiku tempo hari.

Hemm, sarapan hari ini pun ludes tanpa bersisa. Apa saja yang dimasaknya selalu terasa enak di lidah, entah pakai jampi-jampi apa dia masaknya? Ah, lagi-lagi aku su'udzon.

"Astagfirullah," ucapku dalam hati sambil melirik dia.

Acara sarapan selesai, dia menenteng  tas hitam di tangan. "Mas berangkat ya, Fik. Mau bareng atau gimana nih?"

"Mas duluan aja, Zilla jam delapanan gitu ke kantornya."

"Oh, nanti minta antar supir aja ya!" Dia mengulurkan tangannya ke atas hendak menyuruhku salim kepadanya.

"Hati-hati, Mas," jawabku sembari membungkuk mencium punggung tangan Mas Syafril.

"Assalammualaikum." Dia lagi-lagi memamerkan senyum jeleknya.

"Waalaikumsalam," jawabku agak jengah.

Aku semakin e'nek melihat tampang pria kecil yang sudah berhasil menggasakku tadi malam, tapi aku sedikit bersyukur sebab dia tidak ada membahas masalah ketidak perawananku. Jadi aku bisa bernafas lega sekarang.

Jam 07.45, ojek online pesanan sudah menunggu di depan rumah.

"Biar saya yang anterin, nyonya," ujar Pak Sugeng supir mas Syafril.

"Gak usah deh, pak. Aku naik ojek aja," jawabku sembari melintas di sampingnya.

***

Sesampainya di kantor, Ellis dan Mona langsung menyambutku.

"Cie...penganten baru kok udah nongol?" cecar Ellis menatapku dari ujung rambut sampai ujung kaki.

"Emmm, bukannya jatah cuti menikah itu satu minggu?" Mona melirik dengan senyum menggodaku.

"Iya, ini cuma tiga hari udah masuk kantor, ada apa ini?" Ellis menimpali.

"Kelamaan cuti, ntar kerjaan pada numpuk." Aku duduk di kursi dan meletakkan tas di meja.

"Eh, pengantin baru udah datang." Heru juga mampir ke mejaku.

"Bos murka tuh, kamu mengajukan cuti menikah tapi gak ngundang seisi kantor," ucap Ellis.

"Maaf deh, pernikahan hanya dihadiri para kerabat saja."

"Masa'? Kemaren pas aku lewat depan rumahmu, rame gitu .... " Si Mona ratu gosip mulai mencoba menggali informasi.

"Keluarga semua itu, Mon. Gak percaya, cek aja buku tamu," ucapku menahan senyum.

"Ya elah, tapi btw suami lo orang mana sih? Kenalin kita-kita dong?" Mona merengut.

"Orang sini juga," jawabku sembari menyibukkan diri dengan laptop.

"Mana poselmu? lihat foto nikahnya saja." Ellis mengulurkan tangannya.

"Gak ada di ponsel, masih sama Fotografernya."

"Ya elah, payah kamu Zil." Ellis cemberut dan memoyongkan bibir dowernya.

"Haha .... " Aku tertawa dan menaikkan bahu.

Semuanya langsung bubar ke meja masing-masing, aku menarik nafas lega.

"Gila, bisa habis aku kalau mereka semua sampai mengetahui bentuk orang yang kunikahi tempo hari," gumamku sambil memegangi kepala.

"Oh, my god. Kok aku bisa sampai seteledor ini. Kenapa aku langsung memberikan jatah pria kecil itu tanpa pasang alat kontrasepsi terlebih dahulu?" Aku menepuk jidak kesal.

"Aku gak mau hamil dan punya anak kerdil kayak bapaknya," batinku.

Aku mulai memutar otak, mencari alat kontrasepsi yang tepat. Kumasukkan ke pencarian goegle 'macam-macam alat kontrasepsi'. Dan muncullah berbagai macam tulisan dan gambar di ponsel. Langsung kubaca satu persatu.

Kalau pakai IUD, aku risi kalau harus di masukkan benda kecil itu ke dalam rahim. KB Implan, di masukkan ke bahu. Aku tidak berani. Kalau KB suntik, bisa tempos pantatku di tusuk jarum tiap bulan. Kepala mulai puyeng memikirkannya.

"Aha, KB Pil saja. Tinggal di minum, aman deh." Aku tersenyum kecil sambil manggut-manggut sendiri.

Taklama kemudian, ponsel di tanganku bergetar dan terpampang nama 'ibunda ratu' di depan layar. Aku mengerutkan dahi dan menarik nafas panjang sebelum menggeser tombol hijau itu.

"Assalammualaikum, iya bu. Ada apa?"

"Waalaikumsalam. Gimana kabarmu, Zil?"

"Baik, Bu."

"Gimana kabar Syafril, menantu ibu?"

"Sama, baik juga. Langsung saja deh bu, gak usah basa-basi lagi. Ada apa?"

"Ih, kamu ini. Masa' seorang ibu nelpon anaknya gak boleh." Suara ibu mulai meninggi.

"Boleh, Bu." Aku menarik nafas menahan kesal.

"Eh, Zil. Ngomong-ngomong kamu udah gladak-gludukkan dengan Syafri? Gimana?"

Yeah, benarkan dugaanku. Ibu mau nanya masalah itu. Aku menggerutu dalam hati.

"Zil, kamu masih di sanakan?"

Bersambung ....

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • SUAMIKU 90 CM   I Love You

    Suamiku 90cmBab 35 : I Love YouBeberapa bulan kemudian, aku sudah masuk kantor setiap harinya. Suasana kantor mulai membaik, gosip tentang putri salju yang menikahi seorang kurcaci tak lagi terdengar. Heru si pebinor tak lagi terlihat."Heru dipecat Pak Alfin, Zil." Ucap Mona."Masa' sih? Kenapa?" tanyaku ketularan kepo dua ratu gosip si Mona dan si Ellis."Dia tertangkap tangan menggelapkan duit proyek." Ellis yang menjawab pertanyaanku.Bibirku hanya membentuk hurup 'O' mendengar cerita Ellis, "trus?""Dan akhirnya dia pulang kampung deh. Kan habis diceraikan istrinya dia gak punya apa-apa lagi." Ucap Mona."Jadi gembel deh, dia ... Haha" Ellis tertawa sambil menutupi bibir dowernya."Kasian, ya ... "ucapku agak iba juga mendengar cerita tentang nasib si Heru."Ih, orang kayak gitu gak pantas dikasiani.""Itu hukuman yang pantas untuk 'Pebinor dan Koruptor' kayak cecunguk Heru." Mona terkekeh.Aku ikut tertawa juga mendengar ocehan dua temanku ini, ada benarnya juga sih kata-kata

  • SUAMIKU 90 CM   Ulah Silvia dan Lidia

    Suamiku 90cmBab 34 : Ulah Silvia dan LidiaPaginya, ketika membuka mata kudapati mas Syafril sedang duduk di pinggir tempat tidur dan memperhatikan kami. Entah sejak dari kapan ia berada di sini."Dik, kok tidur di sini? Masih marah ya sama mas?" ucapnya pelan.Aku hanya diam dan kemudian beranjak menuju kamar mandi. Dan ketika membuka pintu kamar mandi hendak melangkah keluar, dia si pria kecil sedang berdiri di depanku.Oh, my god. Apalagi mau pria kecil ini? Aku menatapnya galak."Dik, jangan marah terus dong." Dia menarik ujung bajuku."Dik, senyum dong. Mas janji gak akan membandingkan dik Zilla dengan si .... lagi ... " ucapnya."Benaran janji? Asal mas tahu ya, Zilla paling tidak suka kalau dibandingkan dengan siapa pun. Zilla ya, Zilla. Angel ya, Angel. Kalau suka sama Angel, berarti ceraikan Zilla. Zilla, ya seperti ini adanya. Kalau gak bisa menerima, ya sudah. Akhiri saja semua ini." Ucapku."Iya, dik. Iya. Mas janji gak akan mengulanginya lagi." Mas Syafril mencium punggu

  • SUAMIKU 90 CM   Pembalasan Untuk Heru

    Suamiku 90cmBab 33 : Pembalasan Untuk HeruMalamnya, Mona dan Ellis menjemputku di rumah."Mau ke mana, Dik?" tanya mas Syafril kepadaku yang sudah berdandan rapi dan menghampiri Ellis dan Mona di ruang tamu."Mas Syafril, kita mau izin ajak Zilla pergi. Ada undangan selamatan teman kantor. Boleh kan, mas?" Mona yang menjawab pertanyaan si pria kecil."Oh, begitu. Ya sudah, hati-hati. Pulangnya jangan terlalu malam, ya!" ucap mas Syafril.Aku hanya menatapnya sekilas, masih ada sedikit kemarahanku padanya karena pertengkaran kecil tadi pagi.Kami bertiga pun berangkat menuju hotel tempat perjanjian dengan Heru. Di parkiran, seorang wanita dengan pakaian serba hitam sudah menunggu kami.Aku segera mengirim sebuah pesan Wa kepada Heru.[Aku akan mengenakan pakaian serba hitam + cadar hitam juga. Aku tidak mau ada yang mengenali diriku, tidak apa-apakan?][Oke, sayang. Tidak apa-apa. Langsung ke kamar 103 ya, aku tunggu!]Aku memperlihatkan pesan Wa kepada wanita berpakaian serba hitam

  • SUAMIKU 90 CM   Badai

    Suamiku 90cmBab 31 : BadaiDua hari ini pantatku bekas suntikan KB masih terasa sakit, apalagi kemaren malam mas Syafril habis ambil jatah. Aku terduduk lesu di depan cermin kamar sambil menyisir rambut yang basah sehabis mandi keramas tadi pagi. Taklama kemudian ponselku diatas tempata tidur berbunyi, tanda ada beberapa pesab Wa yang masuk. Segera kuraih dan membuka isi pesan itu.By. Mona[Zil, di kantor lagi heboh. Heru menyebarkan fotomu bersama mas Syafril.]Aku melompat kaget dari tempat tidur. Oh, my god. Aku belum siap dengan kenyataan ini, bagaimana? Langsung kubalas pesan Mona.[Kok bisa?] balasku.[Aku juga tidak tahu, tahu-tahu tadi pagi si Heru sudah meletakkan foto pernikahan kalian. Sontak, semua teman-teman kantor jadi heboh. Aku dan Ellis yang menjadi todongan pertanyaan mereka.][Terus kalian bilang apa?][Ya, kami dian saja. Takut salah bicara.][Oh, ya sudah. Besok aku ke kantor, makasih infonya mon.][Bukannya kamu masih cuti, Zil?][Iya, emang. Aku gak tahan den

  • SUAMIKU 90 CM   Suntik KB

    Suamiku 90cmBab 31: Suntik KBSampai malam, ART dan Baby Sister yang dipesan belum juga muncul. Aku sudah keluh kesah cemas, takut si baby Kim ngajak begadang malam ini. Oh, my god. Jadi mami itu berat, aku harus kuat."Dik Zilla tidur saja, biar mas yang jaga baby Kim," ucap mas Syafril ketika si baby bangun jam 01.00 malam dan gak mau dibobokan lagi."Okelah, Mas," jawabku lemas.Ketika merebahkan diri di ranjang, aku langsung terlelap tak sadarkan diri lagi. Dan ketika tersadar, saat mendengar tangisan si baby Kim. Aku langsung beranjak turun dari ranjang dan menuju box tempat tidur baby Kim.Oh, my god. Pantas saja si baby Kim menangis, botol susunya dimulut si papi yang tertidur duduk di samping box."Mas, mas ... Bangun! Gak sadar apa si Kim nangis dari tadi?" Aku mulai dongkol melihat kelakuan si pria kecil."Eh, iya Dik." Dia langsung terbangun dengan botol susu tersumpal dimulutnya dan sambil memegangi itu botol."Mas, pantas saja si Kim nangis. Susunya dia, papi yang minum.

  • SUAMIKU 90 CM   Memperkenalkannya

    Suamiku 90cmBab 30 : MemperkenalkannyaDari rumah sakit, kami langsung menuju ke rumah mas Syafril. Dengan rombongan 3 buah mobil. Mobil pertama berisi keluarga mas Syafril, mobil kedua ada bang Fradit beserta kak Metha juga Farah dan mobil yang ketiga ada kami. Aku duduk bersampingan dengan Ibu yang sedang memangku si baby Kim. Mas Syafril duduk di samping Pak Sugeng yang sedang mengemudi.Sesampainya di rumah, lagi-lagi si baby Kim menjadi rebutan semua orang. Terutama orangtua mas Syafril dan adik beradiknya. Mereka berebutan mengajak bicara bayi yang baru saja lahir itu. Aku hanya cekikikan dalam hati. Apalagi kak Metha, dia selalu menutup mulut untuk menyembunyikan tawanya.Sore harinya, hanya tinggal Ibu saja yang masih tinggal di rumah kami. Semuanya sudah pulang."Akhirnya bisa istirahat dengan tenang juga." Aku memejamkan mata."Kok ngomongnya gitu?" Ibu yang sedang mengganti popok si baby Kim menoleh ke arahku.Aku tersenyum kecut, "Emangnya tadi Ibu gak lihat apa, para ku

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status