Home / Romansa / SUAMIKU KETUA GENG MOTOR / 056 || Ketegangan Di Kantin

Share

056 || Ketegangan Di Kantin

Author: Diva
last update Last Updated: 2024-11-15 12:36:07

Brak'

"Gue udah peringatin lo buat jangan nyentuh, Alin, sialan!" bentak Sagara setelah menggebrak meja kantin.

Kedatangan Sagara di kantin menghampiri Viana dengan ekspresi marah. Menimbulkan pertanyaan pada benak murid lain yang berada di kantin. Mereka berpikir keras alasan Sagara marah-marah pada Viana saat ini.

Waktu menunjukan pukul 09.15 pagi kota Swinden. Bel istirahat sudah berbunyi sejak 15 menit yang lalu. Saat ini hampir semua murid SMA Galaksi berada di kantin. Ada juga yang masih berada di kelas, dan para murid kutu buku menggunakan waktu istirahat. Untuk membaca buku di perpustakaan.

"Lo apa-apaan, sih anjing? Dateng-dateng langsung marah-marah!" Viana bangkit dari duduknya.

Menatap nyalang pada Sagara yang berada di depannya. Hal yang sangat Viana benci. Waktu makan siangnya diganggu, membuat Viana tidak terima. Makan adalah rejeki nyata yang diberikan oleh Tuhan. Viana selalu makan dengan tenang. Dia benar-benar memghargai makanan di depannya.

"Lo nindas Alin lag
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • SUAMIKU KETUA GENG MOTOR   152 || Fakta Mengejutkan

    Suara motor meraung panjang di depan SMA Galaksi. Asap knalpot mengepul, menciptakan kabut tipis yang mengambang di udara sore yang seharusnya tenang. Tapi ketenangan itu sudah lama sirna sejak puluhan motor berhenti serempak—ban mereka menggores aspal halaman sekolah. Geng Onryx telah tiba. Danish menurunkan helmnya. Napasnya memburu. “Gila, lawan kita nggak sebanding,” gumamnya pelan. Kenzo berdiri di sampingnya, rahangnya mengeras. “Raditya nggak main-main kali ini.” "Kalian tenang aja. Pasukan lain lagi otw ke sekolah kita bawa bantuan!" Sagara menenangkan kedua sahabatnya yang sedikit khawatir. Sagara memicingkan mata. Dia mengenali satu per satu dari mereka—beberapa adalah preman kota yang sudah dikeluarkan dari berbagai sekolah. Tapi matanya berhenti di satu sosok yang berbeda. Seseorang dengan hoodie gelap, postur tinggi tegap, dan wajah tertutup masker hitam. Hanya mata tajam itu yang terlihat, memandangi langsung ke arah Sagara. Tatapan yang menusuk seperti bilah baja

  • SUAMIKU KETUA GENG MOTOR   151 || Kecelakaan

    Viana menggenggam setir erat-erat, tangannya masih gemetar, wajahnya pucat, dan napasnya memburu tak beraturan. Suara mesin meraung kencang, mengguncang tubuh mobil. Di kaca spion, bayangan motor hijau itu masih membuntuti—Andi, dengan mata merah membara dan ekspresi seperti iblis haus darah. Jalanan mulai sempit, membelah antara rumah-rumah padat penduduk, tapi kejaran itu tak berhenti. Viana menggertakkan gigi, mencoba menepis rasa panik yang makin mencengkeram dadanya.“Tenang, lo bisa ... lo bisa,” gumamnya berulang kali seperti mantra, memaksa dirinya tetap waras.Suara ban menggerus aspal terdengar dari belakang, keras dan agresif. Andi membunyikan klakson motornya berulang kali, seolah ingin mencabik-cabik konsentrasi Viana. Motor itu menyusul dari sisi kanan, hanya berjarak sehelai rambut dari jendela mobil. Viana menoleh cepat. Dia melihat tatapan itu—mata penuh kebencian, penuh dendam. Andi membuka mulutnya, berteriak sesuatu, tapi yang terdengar di dalam mobil hanya raungan

  • SUAMIKU KETUA GENG MOTOR   150 || Dikejar Setan Berwujud Manusia

    “Satya, cepat kabur juga!”Langkah Viana tertahan, tubuhnya gemetar menatap Satya yang dikeroyok tujuh orang sekaligus. Tapi cowok itu tetap berdiri di depan, melindunginya.“Pergi, Vi!” suara Satya kembali menggema. Matanya menatap Viana penuh tekanan. “Lari sekarang!”Viana mengepalkan tangannya. Jantungnya berpacu seperti genderang perang. Dengan sisa tenaga, dia berbalik dan berlari menyusuri lorong sekolah yang semakin sepi.Derap langkahnya menggema di antara dinding abu-abu. Nafasnya terengah, tak beraturan. Gemeta dan panik. Dia tak berani menoleh ke belakang.Namun, dari arah lorong lain, suara teriakan itu terdengar jelas. “Vianaaa! Gue nggak bakal biarin lo pergi!”Suara Andi terdengar lantang penuh amarah dan ancaman. Langkah Viana semakin cepat. Kakinya nyaris tak menapak sempurna di lantai yang licin. Pandangannya kabur karena air mata dan ketakutan. Dia melewati ruang UKS, lorong perpustakaan, lalu memutar ke arah kantin yang sudah kosong. Di belakangnya, suara langkah

  • SUAMIKU KETUA GENG MOTOR   149 || Pelarian Viana

    "Lo ngancam kita?" Denzel tertawa remeh menatap Satya yang berdiri menjulang di depannya. Dia melirik kedua sahabatnya, memberi kode yang diangguki langsung oleh mereka. Ketiganya mendekat pada Satya. Mengepung sosok lelaki yang kini mengepalkan kedua tangannya penuh emosi. Satya menatap satu per satu wajah mereka. Dia tahu, kalah jumlah. Tapi dia juga tahu, menyerah bukan pilihan. Satu orang melompat lebih dulu—si gagang besi. Satya bergeser ke kanan, menghindar. Besi itu menghantam dinding dengan suara dentuman keras. Debu beterbangan di sekitarnya. Satya tak tinggal diam, dia membalas serangan sang lawan dengan menendang perutnya cukup kuat. Cowok itu mundur, terbatuk. Sambil memegangi perutnya yang terasa nyeri. Sedangkan kan Danzel dan satu cowok lainnya bergerak mendekat bersamaan. Satu tangan mencengkeram seragam Satya, menariknya ke belakang. Yang lain mengayunkan pisau—berusaha menusuk dari samping. Satya berbalik cepat. Sikutnya menghantam rahang si penarik se

  • SUAMIKU KETUA GENG MOTOR   148 || Gudang Belakang Sekolah

    “Bu, teman kami masih di bawah! Dia ke toilet!” Rachell berseru sambil menunjuk ke arah lorong.Guru itu menggeleng cepat. “Enggak bisa, ini darurat. Sekolah diserang. Kami akan cari sisanya, sekarang kalian harus ikut!”“Bentar, Kak Viana masih di sana!” Alin nyaris menangis.“Satya sedang menyisir area itu. Kami sudah kirim beberapa OSIS ke arah belakang gedung. Cepat ke rooftop. Itu tempat paling aman sekarang!”Ledakan kecil terdengar dari arah lapangan parkir. Disusul suara kaca pecah. Alarm mobil meraung tak karuan.Seyra mencengkeram pergelangan tangan Alin dan Rachell. "Gue nggak suka ini. Kita ikut dulu. Viana pasti ditemuin Satya."Rachell menoleh sekali lagi ke arah lorong toilet yang sepi. Tidak ada siapa-siapa di sana. Hanya suara langkah kaki, teriakan, dan kegaduhan yang semakin dekat dari segala penjuru.Mereka bertiga dibawa naik ke lantai tiga. Koridor itu sesak oleh murid dan guru. Semua menuju tempat yang sama yaitu rooftop.Di belakang, suara motor semakin dekat.

  • SUAMIKU KETUA GENG MOTOR   147 || Panik

    “Yay! Akhirnya ujian selesai!”Alin berseru sambil menggoyang-goyangkan kedua tangannya ke atas. Mata gadis kelas sepuluh itu berbinar penuh lega.Rachell tertawa kecil, menyandarkan tubuh di bangku taman kecil dekat kantin SMA Galaksi. “Rasanya kayak lepas dari jerat.”“Setidaknya seminggu ke depan bisa tidur tenang tanpa mimpi buruk soal ujian,” sahut Seyra, membenarkan ikat rambutnya yang sedikit berantakan.Viana duduk di sisi bangku, hoodie putihnya masih melekat erat di tubuh. Ia menyandarkan kepala ke sandaran bangku, wajahnya terlihat tenang untuk pertama kalinya dalam beberapa hari. “Syukur banget kita bisa ngelewatin ini semua bareng.”Alin mengangguk cepat. “Makasih, Kak Viana, Kak Rachell, dan Kak Seyra. Udah nemenin aku selama minggu-minggu ini.”Viana tersenyum kecil. “Lo juga hebat, Lin. Bisa tahanin semuanya.”Obrolan mereka ringan. Tak ada beban. Tak ada tekanan. Hanya sisa-sisa lelah dari ujian yang perlahan menguap jadi rasa lega.“Gue ke toilet dulu ya,” ujar Viana

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status