Home / Romansa / SUAMIKU KETUA GENG MOTOR / 120 || Digilir Anggota Onryx

Share

120 || Digilir Anggota Onryx

Author: Diva
last update Last Updated: 2025-03-04 20:47:45

"Lo iblis, Agatha! Gue salah apa sama lo?"

Viana memegangi kepalanya yang terasa pening. Pandangan dia sedikit memburam, tapi Viana berusaha keras untuk mempertahankan kesadarannya.

"Lo yang buat Ravin nggak mau tanggung jawab sama gue!"

Agatha menatap penuh dendam pada Viana. Itu alasan dirinya yang mengajak Viana untuk bertemu agar rencana yang dia susun dilakukan lebih mudah. Agatha sangat menginginkan kehancuran Viana, dia ingin Viana merasakan apa yang terjadi padanya saat ini. Masa depannya hancur karena dia hamil di luar nikah, dia harus menjadi Ibu muda di saat perempuan seumuran dengannya masih menikmati masa-masa SMA. Hal yang memperparah keadaannya saat ini, Ravin menolak bertanggung jawab setelah membuat dirinya hamil.

"Lo nyalahin gue?" Viana menatap tak percaya pada Agatha. "Gue nggak ada urusan sama Ravin dan lo, Agatha! Kenapa Lo jadi nyalahin gue?"

"Jelas salah lo, Viana! Kalo lo nggak pernah muncul di kehidupan Ravin, mungkin dari dulu gue udah bahagia
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • SUAMIKU KETUA GENG MOTOR   171 || Semakin Hancur

    Sudah tujuh hari sejak Viana kembali ke sekolah, dan dalam tujuh hari itu pula, kehidupan Sagara berubah menjadi semacam penjara tak terlihat. Setiap detik menjadi beban. Setiap langkah terasa berat. Setiap tatapan Viana—yang dulunya hangat dan penuh cinta—kini berubah tajam, seperti belati yang menghunus tanpa ampun.Hari ini pun sama. Di lorong lantai dua yang menghubungkan kelas IPA ke kantin, Viana berjalan bersama Kanara, Rachell, dan Seyra. Rambutnya dikuncir tinggi, langkahnya mantap seperti biasa, tapi ada aura dingin yang menyelimutinya. Matanya menajam seketika ketika sosok berseragam SMA Galaksi berblazer hitam itu muncul di hadapan mereka.Sagara.Dia berdiri mematung beberapa meter di depan, tepat di sisi meja panel distribusi listrik. Matanya menatap Viana yang kian mendekat. Tatapannya bukan tatapan penuh percaya diri seperti dulu—melainkan sorot orang yang sudah terlalu lelah disalahkan, tapi tetap berharap ada seberkas pengampunan.“Viana...” Sagara melangkah pelan, n

  • SUAMIKU KETUA GENG MOTOR   170 || Luka Sagara

    Langit siang di atas rooftop SMA Galaksi tidak biru. Awan kelabu menggantung berat, seperti meniru perasaan seseorang yang kini duduk di pojok, bersandar pada dinding beton yang dingin.Sagara menunduk. Jemarinya mencengkeram rambutnya sendiri, napasnya berat dan tidak teratur. Seragamnya kusut, dasi longgar menggantung tak berguna. Blazer-nya terbuka lebar, dan keringat dingin mengalir dari pelipis. Hanya suara desiran angin yang menyapa, membawa bisikan samar dari kelas-kelas yang jauh di bawah sana.Di dekatnya, Kenzo duduk memeluk lutut. Sedangkan Danish bersandar pada pagar pembatas, menatap langit sambil mengatupkan rahangnya erat."Gue... gue gila ya, Ken. Gue goblok banget, Dan. Lo liat sendiri tadi, kan? Viana ngomong kayak gitu di depan semua orang." Suara Sagara pecah, serak, seperti sedang menahan sesuatu yang terlalu besar di dadanya. "Dan dia bener. Semua yang dia bilang, bener.”Kenzo menoleh pelan. Matanya memerah. “Nggak, Gar. Nggak bener semua itu.”Sagara tertawa mi

  • SUAMIKU KETUA GENG MOTOR   169 || Semakin Hancur

    Langkah Viana berhenti di depan pintu kelas 12 IPA. Jemarinya sempat mengepal saat suara riuh kelas menyambut kehadirannya. Hampir semua kepala menoleh. Bisik-bisik langsung memenuhi udara.“Itu Viana, kan?”“Gue kira dia... nggak bakal balik.”“Gila, mukanya pucat banget.”Viana pura-pura tak mendengar. Pandangannya lurus ke depan, melangkah masuk dengan kepala tegak, walau napasnya terasa berat.Langit-langit kelas 12 IPA dihiasi lampu neon putih yang memantul di permukaan meja-meja kayu yang sudah penuh coretan. Dindingnya dipenuhi majalah dinding, grafik kimia, dan jadwal piket. Namun pagi ini, kelas itu berubah menjadi ruang penuh tatapan asing—campuran keterkejutan, rasa iba, dan rasa ingin tahu yang menyakitkan.“Vi, sini duduk bareng gue,” ajak Rachell cepat, menarik tangan Viana ke kursi yang masih kosong di sebelahnya. Kanara dan Seyra juga duduk di barisan yang sama.Viana mengangguk kecil. Dia menunduk sejenak, menarik napas panjang. Dadanya sesak. Bukan karena udara kelas

  • SUAMIKU KETUA GENG MOTOR   168 || Perubahan Sikap Viana

    Viana berdiri di depan cermin, dia menatap bayangannya sendiri. Mata itu terasa kosong. Tapi hari ini, dia harus ke sekolah. Katanya, ini bagian dari pemulihan.Di meja makan, Arthur dan Alesha masih memerankan peran sebagai orang tua yang sempurna—senyum hangat, tatapan penuh kekhawatiran, dan perhatian yang nyaris terlalu rapi.“Kalau kamu merasa nggak nyaman, kamu tinggal hubungi Papa, ya. Papa akan langsung jemput,” ujar Arthur sambil menuang susu ke dalam gelas.Viana hanya mengangguk, suaranya tersangkut di tenggorokan. Di dalam mobil, jalanan berlarian di balik kaca. Tapi perasaannya justru diam. Terlalu diam. Seolah badai besar sedang menunggu waktu untuk datang.Langit pagi menggantung bening di atas bangunan megah SMA Galaksi. Gedung bergaya modern-klasik itu berdiri tegap di antara rindangnya pohon flamboyan yang sudah mulai menua daunnya. Pagi ini terasa lebih hangat, lebih hidup. Terlebih saat sebuah mobil hitam berhenti tepat di pelataran depan lobi utama.Pintu belakang

  • SUAMIKU KETUA GENG MOTOR   167 || Rencana Kedua Arthur Dan Alesha

    Cahaya senja mengendap pelan di balik tirai putih yang menggantung setengah terbuka. Langit terlihat mengguratkan jingga kusam, seolah ikut menyimpan luka yang belum sembuh. Di dalam kamar bernuansa krem lembut itu, keheningan menyatu dengan aroma lavender yang samar, menyesap ke udara, tenang tapi menggigit. Damai yang dibuat-buat.Viana duduk menyandar di atas ranjang. Bahunya tampak sedikit menurun, seperti kehilangan tenaga hanya untuk sekadar duduk tegak. Rambutnya diikat rapi ke belakang, tapi beberapa helai tetap lolos, membingkai wajahnya yang pucat. Pandangannya kosong, menatap layar televisi yang menyala tanpa suara. Tayangan tak bermakna lewat begitu saja di retina matanya.Dia masih belum pulih. Bukan dari luka luar, tapi dari ingatan yang tak kembali—dan kini perlahan sedang dibentuk ulang, seperti tanah liat basah di tangan pemahat yang manipulatif.Dia sudah kembali ke rumah sejak 3 hari yang lalu. Dalam 3 hari ini dia coba mencari sepotong ingatan dari rumah ini. Tapi

  • SUAMIKU KETUA GENG MOTOR   167 || Kembali Ke Sekolah

    Langit pagi masih kelabu ketika bel masuk berbunyi untuk pertama kalinya setelah dua minggu. SMA Galaksi kembali beroperasi pasca renovasi, dan murid-murid mulai berdatangan. Namun suasana sekolah masih belum sepenuhnya pulih. Bukan karena gedungnya, tapi karena kehilangan yang membekas di hati banyak orang.Meja kantin di pojok barat, tempat biasanya dipenuhi gelak tawa, kini sunyi. Hanya tujuh orang yang duduk di sana: Sagara, Kenzo, Danish, Alin, Seyra, Kanara, dan Rachell. Mereka semua menatap makanan di depan mereka, namun tak satu pun yang benar-benar menyentuhnya.Sagara duduk dengan siku bersandar di meja, wajahnya tertunduk. Jemarinya menelusuri pinggiran gelas plastik kosong, seperti sedang menghitung waktu yang tak berjalan. Di sampingnya, Rachell menopang dagu dengan tangan, menatap lurus ke ujung kantin. Sorot matanya kosong, seolah jiwanya tertinggal di tempat lain."Satya harusnya duduk di sini," gumam Rachell tiba-tiba, tanpa menoleh. Suaranya nyaris tenggelam dalam ri

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status