Share

Lari!

“Ssssttt!” Dirga menempelkan telunjuk ke mulut. “Ayo pergi, tak ada waktu buat cerita!” lanjut Dirga berbisik.

Melangkah pelan-pelan, kami beringsut dari tempat persembunyian. Melangkah sedikit demi sedikit dengan sangat hati-hati agar tidak terdengar. Mata Dirga awas melihat pada warga yang berada di pekuburan. Gelagat Dirga sangat membuatku penasaran dengan apa yang telah terjadi pada laki-laki ini sebelumnya.

Setelah keberadaan kami menjauh, aku menunjuk salah satu sisi pulau yang pernah aku tempuh sewaktu kabur semalam. “Kita ke sana!”. Dirga mengangguk, setuju pada instruksiku.

Kaki dikayuh, napas memburu, berlari secepat mungkin mencari tempat persembunyian dari para warga tadi. Rinda kepayahan mengiringi pelarian kami. Membuat Dirga harus membopong tubuhnya naik ke pundak. Tubuh Dirga yang besar cukup kuat untuk membawa Rinda ke atas gendongan.

Setiba di tepian danau, aku menunjuk lagi batu besar.

“Kita sembunyi di sana!” ajakk
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status