Share

Part 3

last update Last Updated: 2021-09-30 08:52:41

Selesai transfer, aku langsung pergi ke restoran, dan tentu saja akan meminta bagian sarapan ke staf dapur. Baru saja sampai, aku dikejutkan dengan sebuah mobil mahal keluaran terbaru.

 

Mataku sungguh takjub melihat kegagahannya, ingin rasanya bisa memiliki yang sama seperti ini. Hanya saja kondisi keuanganku selalu tidak cukup, kecuali istriku seorang anak konglomerat, atau wanita karir. Sudah pasti mobil seperti ini bisa langsung kebeli.

 

"Ferdi, kamu dari mana saja?" tanya Majid. Loh, kenapa dia ada di sini? Ini kan tugasku untuk mengurus restoran. Sementara dia akan jadwalnya dari jam dua.

 

"Kamu ngapain di sini?" tanyaku heran sambil mengambil seragam di loker.

 

"Yah kerjalah, siapa suruh kamu baru datang!" Majid terdengar emosi.

 

"Aku baru setor!" 

 

"Setor? Kamu gak baca pesanku?" Majid terlihat sangat kesal, padahal aku tidak melakukan apapun. Lagipula tadi aku gak ngecek aplikasi pesan dan data khusus ke aplikasinya aku matiin.

 

"Enggak, tadi aku gak sempat baca." jawabku berbohong.

 

"Kamu lihat mobil mahal di depan?" tanyanya sambil mendesah kasar. Aku hanya mengangguk.

 

"Dia orangnya Bos dan minta uang restoran langsung diberikan padanya selama seminggu ke depan," jelasnya memberitahu.

 

"Berarti kemarin gak berlaku, dong?" tanyaku mencoba tenang. Bagaimana kalau Bos nanti marah dan memecatku? Ini semua gara-gara Maura juga Aira.

 

Andai saja mereka tidak membuat suasana hatiku memburuk, mungkin aku kasih berselera untuk membuka aplikasi pesan.

 

"Kata siapa? Justru Bos katanya mau setoran dari kemarin dikasihkan pada orang itu!" ucap Majid kesal sambil mengacak rambutnya frustasi.

 

"Ya, maaf. Aku kan gak tahu."

 

Seorang staf biasa tiba-tiba masuk ke tempat loker. "Untuk apa kamu di sini? Bukannya kerja?" tanyaku ketus, biar orangnya Bos itu tahu kalau aku pengelola yang tegas pada karyawan. Siapa tahu nanti aku jadi orang kepercayaan Bos.

 

"I-iya, Pak. Tapi Pak Yuda meminta anda ke depan," ucapnya pelan. Siapa Yuda? Berani-beraninya dia memberiku perintah. Di sini akulah yang mengelola semuanya.

 

"Apa? Beraninya kamu menyuruh saya?" Aku menatapnya tajam. "Sana bersihkan kamar mandi!" titahku geram.

 

"Maaf, Pak. Tapi Pak Yuda me—"

 

"Cukup, hentikan. Aku sudah menyuruhmu untuk membersihkan toilet, tapi kau malah menyebut nama Yuda. Jadi hukuman apa yang harus aku berikan padamu?" tanganku kini sudah berada di pinggang.

 

"Emangnya siapa Yuda itu? Untuk apa aku bertemu dengan? Tidak penting. Pasti hanya staf biasa atau pembeli yang miskin dan gembel." Aku mendengus kesal.

 

Staf itu pun semakin ketakutan. "Sana, bilang sama yang bernama Yuda itu kalau aku tidak berniat untuk menemuinya dan jangan memintaku untuk melakukan sesuatu yang tidak kusukai." ucapku lagi.

 

"Oh, jadi kamu mau dipecat?" ucap seseorang dari arah belakang. Seketika aku langsung putar badan dan terlihat seorang laki-laki tampan dengan tubuh yang sempura, seperti hasil pahatan.

 

"Si-siapa?" Aku kini mulai bicara terbata-bata, sementara Majid yang datang bersama laki-laki itu menatapku dengan sorot mata yang tajam. 

 

Penampilan dia memang lebih menarik dariku, tapi kan bukan berarti kalau aku harus mengalah begitu saja. Namun, semakin aku banyak bicara, Majib semakin menatapku dengan amarah. Seperti sedang memberitahu sesuatu.

 

Ia pun maju ke sampingku dan membisikkan sesuatu di telinga. "Dia adalah suruhan Bos, Ferdi. Namanya Pak Yuda." bisiknya.

 

Setelah mendengar namanya, tubuhku bagaikan baru terkena sambar geledek. Bagaimana tidak, tadi aku sudah salah faham terhadap staf itu, dan bermaksud sombong.

 

Aku menatapnya sebentar, tapi kembali menunduk. Sementara Yuda masih menatapku dengan tajam. "Bawa dia ke depan, Majid!" titahnya pada temanku.

 

Kini aku hanya bisa pasrah mengikutinya di belakang dengan langkah terseok-seok. Andai saja pintu ke mana saja itu nyata, mungkin aku akan pergi melarikan diri sekarang juga, dan berharap Pak Yuda melupakan semua sikap konyolku.

 

"Duduk!" titahnya padaku dan ternyata Majid tidak ikut, hanya ada aku saja di ruangan depan.

 

Dengan lesu, aku pun duduk di hadapannya.

 

"Apa pendidikan terakhir anda?" tanyanya sambil tetap berdiri, kupikir dia juga akan duduk, ternyata tidak. Sekarang Pak Yuda berdiri seperti guru di sekolah yang akan memarahi muridnya. Sangat memalukan. Terutama aku menjadi pusat tontonan semua staf.

 

Kecuali Majid, tapi untunglah pendidikanku tidak malu untuk dibicarakan.

 

"Saya S1 akuntansi, Pak." ucapku ada sedikit bangga-bangganya, pasti Pak Yuda pun sedikit tersentuh.

 

"Kamu sering bolos ketika sekolah?" tanyanya dengan suara yang keras dan membuatku mendadak menjadi bisikan semua staf. Ia mendekati telingaku. "Asal kau tahu salah satu staf ada yang gelarnya M. AK dan saya bisa dengan mudah menggantikanmu dengan dia," bisiknya yang terdengar seperti ancaman.

 

Tidak,mana mungkin di sini ada yang lebih tinggi dariku? Semua staf memang kuliah, tapi hanya sampai diploma tiga. Tidak ada lagi yang S1 selain aku dan Majid.

 

"Ingatlah, Ferdi. Di atas langit masih ada langit!" tegasnya lagi sambil menarik Majid ke dalam ruangan Bos yang selama ini hanya ditempati olehmu.

 

Untuk apa dia ke sana? Sepertinya riwayatku akan tamat kalau dia menemukan foto-foto ketika aku yang sedang bersama para staf cantik dan bukti pembayaran diskon besar-besaran untuk  sahabat wanitaku. Tidak! Jangan sampai tahu! Aku harus segera menghentikannya.

 

 

 

Nex? Yuk dibantu subscribe-nya ya, Kakak

 

💖💖💖

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (7)
goodnovel comment avatar
Isnia Tun
Tingkah dan kelakuan Ferdi benar² tidak wajar no atitud
goodnovel comment avatar
Wiwik Wardoyo
baguusss ...
goodnovel comment avatar
Rizalsyah Muhammad
Menarik ngak yaa? Apa cuma ngulang2 plot...
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • SUAMIKU TIDAK TAHU KALAU AKU ADALAH BOS DI TEMPAT KERJANYA   Season 2 Ending

    MauraHari ini semua ruangan di rumah besar ini dipenuhi bunga untuk menyambut kedatangan Mas Ferdi dengan Syahira. Mereka baru menikah tadi sore dan langsung dibawa ke sini. Meksipun rumah ini milik orang tuanya Mas Ferdi, tapi Mas Dafi punya andil besar. Bisa dibilang kepemilikannya dibagi dua.Meksipun masih muda, Mas Dafi memang ahli dalam berwirausaha sehingga sukses di usia yang begitu muda, dan punya aset banyak. Awalnya aku juga kaget, tapi Mas Dafi memintaku untuk membiasakan diri. Ya sudahlah, toh dia memang bukan lelaki biasa."Kok, diam di sini? Orang-orang sudah ada di sana untuk menyambut pengantin tahu?" Mas Dafi menepuk pelan bahuku. "Apa jangan-jangan kamu cemburu melihat mereka bersama?" tebaknya."Ngaco!" Aku bangkit dari duduk dan menatapnya tajam. "Siapa yang bilang cemburu barusan? Jangan-jangan Mas yang cemburu kalau nanti menatapnya?" godaku sambil menahan

  • SUAMIKU TIDAK TAHU KALAU AKU ADALAH BOS DI TEMPAT KERJANYA   Season 2 Part 43

    FerdiAku tahu kalau mereka dekat, hanya saja aku benar-benar tidak tahu kedekatan hubungan mereka seperti ini. Dia bahkan mampu melewati aku begitu saja yang selama ini selalu sholat dan sekasur dengannya demi untuk menghampiri Dafi.Bukan apa-apa, aku takut nanti dia juga bisa mengkhianati Dafi.Maura tiba-tiba mendekat dengan Aira ke arahku. "Tidak apa, biarkan saja mereka. Katanya ada banyak hal penting yang harus dibicarakan," ucapnya dingin."Iya, Papa, mereka itu sudah seperti bumbu dapur dan masakan, tidak akan terpisahkan. Kalau pun bisa, maka dua-duanya akan menjadi tidak berguna," jelas Aira membuatku mengerti kalau aku hanya salah faham."Oh, oke. Baiklah. Maaf kalau barusan aku sudah salah sangka," pamitku dan mengajak Aira bermain bersama.&n

  • SUAMIKU TIDAK TAHU KALAU AKU ADALAH BOS DI TEMPAT KERJANYA   Season 2 part 42

    Dafi***Ada rasa aneh ketika melihat Aira memeluk Ferdi, padahal dia adalah ayahnya sendiri. Hanya saja ada yang sakit di hatiku ini karena kedekatan mereka. Apalah jika mengingat dulu Ferdi memperlakukan mereka dengan sangat buruk, rasanya hatiku seperti disayat-sayat."Lihat, sekarang anak tirimu sudah kembali kepada ayahnya." Tante Rena mulai menjadi kompor untukku dan Aira."Wajarlah, dia ayah kandungnya." Aku bicara santai dan menampilkan senyuman yang begitu indah.Meskipun hatiku sakit, tapi aku tidak ingin kelemahanku diketahui oleh orang lain. Toh, memang wajar mereka dekat, namanya juga ayah dan anak. Justru di sini akulah yang orang luar."Aku bangga padamu, Mas," ucap Maura setengah berbisik.Tadinya

  • SUAMIKU TIDAK TAHU KALAU AKU ADALAH BOS DI TEMPAT KERJANYA   Season 2 Part 41

    PoV FerdiAtas bantuan Furqon dan jalan hidup yang telah Allah takdirkan untukku, kini aku sudah kembali ke jalan yang insyaAllah diridhoi Allah.Meksipun aku sudah diajak Mama dan Papa untuk kembali ke rumah besar, entah kenapa aku enggan untuk pergi. Rasanya lebih baik tinggal di dalam kesederhanaan daripada kemewahan yang tidak bisa membuatku tersenyum.Andai saja Muara masih menjadi istriku, tentu saja aku akan pulang dengan senang hati, dan bisa bermain dengan Aira. Namun, sekarang ia sudah menjadi istri orang lain. Lebih tepatnya kakak sepupu."Jangan lupa besok datang ke rumah," ucap Mama penuh penekanan setelah kami lama terdiam dalam bisu. Perbuatan yang kulakukan di masa lalu membuatku sadar kalau perempuan seperti Maura sangatlah langka."Ada apa? Pertemuan keluarga itu hanya buang-buang wa

  • SUAMIKU TIDAK TAHU KALAU AKU ADALAH BOS DI TEMPAT KERJANYA   Bab 40 Tamat season 1

    Di bawah ancaman Furqon, Ferdi selau pergi ke masjid setiap datang waktu sholat. Bahkan kini, dia sendiri yang menunggu Furqon agar datang ke rumahnya untuk datang bersama-sama ke masjid.Dari sebrang rumahnya, ada Bu Friska dan Pak Hasan yang sedang mengamati Ferdi. "Lihatlah! Sekarang anakku lebih hebat dari kita, dia sudah rindu untuk pergi ke rumah Allah." ucap Bu Friska sambil menitikan air mata.Ia sungguh tidak percaya kalau putranya yang sombong itu berangsur berubah. Kini, Ferdi bahkan tidak pernah lagi menelponnya hanya untuk meminta uang. Tidak, beberapa waktu lalu, Ferdi menelpon hanya untuk menanyakan kabar orang tuanya saja.Setelahnya, ia langsung mematikan sambungan telpon."Bukan anakmu, tapi anak kita!" seru Pak Hasan tak terima.Bu Friska menatap suaminya itu lekat, sampai akhirnya beberapa

  • SUAMIKU TIDAK TAHU KALAU AKU ADALAH BOS DI TEMPAT KERJANYA   Bab 39

    Ferdi tidak bisa melakukan kehidupan yang normal semenjak jauh dari orang tuanya, apalagi setelah pernikahan Maura dan sepupunya waktu itu, hidupnya terus saja dihantui oleh kehidupan yang belum pernah terjadi.Ia takut orang tuanya benar-benar tidak peduli, ia juga takut kalau kehidupan selanjutnya akan semakin sulit. Hari demi hari dipenuhi rasa ketakutan yang tidak ada habisnya.Untung saja selama di sini, ia bisa berteman dengan seorang pemuda kampung. Umurnya memang berada di bawah Ferdi, tapi cara berpikirnya sudah jauh di depan. Setiap hari, mereka selalu mengobrol di rumahnya Ferdi.Bagi Ferdi, setiap Malam temannya yang bernama Furqon itu wajib datang, tentu saja agar rasa ketakutannya sirna ketika tidak sengaja mendengar bunyi aneh dari dapur.Untungnya Furqon sama sekali tidak menolak, dia menemani Ferdi setiap malam.&nb

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status