Share

Bab 22. Kalila Rindu Papa

"Papa, jangan pergi!" Kalila menarik tangan pak Aslan ketika lelaki berhidung mancung hendak keluar rumah.

"Gak boleh gitu, Nak. Pak Aslan harus pulang." ujarku menenangkan Kalila.

"Papa, Ma! Bukan pak Aslan!" Teriak anakku histeris. Belum selesai aku berbicara dia sudah duluan memotong pembicaraanku. Mungkin efek dari kecapaian sehingga membuat dia menjadi tantrum.

"Besok Papa kemari lagi ya, Nak. Papa harus ke kantor dulu. Cari duit biar kita bisa jalan-jalan lagi kayak tadi!" Janji pria dua puluh sembilan tahun itu seraya mengelus pucuk kepala anakku. Gara-gara Kalila menabrak pak Aslan jadinya semakin ribet dan susah untuk menjauhkan lelaki itu dari hidupku.

"Janji ya? Gak boleh bohong." Kalila menautkan jari kelingkingnya ke jari kelingking pak Aslan. Beliau tersenyum melihat kecerdasan anakku. Usianya masih dua tahun empat bulan tapi cara berbicara bagaikan anak usia lima tahun.

"Iya. Papa janji!" Pak Aslan terpaksa menyebut dirinya sebagai papa karena Kalila menganggap lelaki b
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status