SUKSESNYA ISTRI YANG DIREMEHKAN

SUKSESNYA ISTRI YANG DIREMEHKAN

Oleh:  Trinagi  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
18 Peringkat
43Bab
2.1KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Selalu saja diremehkan oleh suami, mertua dan ipar membuat Risma terpukul. Namun, tidak mau berlama-lama meratapi nasib, Risma bangkit dan mulai mengejar mimpinya yang sempat terkubur akibat menikah dengan Raka. Kesuksesan Risma membuat Raka ingin kembali merajut kembali hubungan yang sudah sempat terputus, dengan alasan kasihan anak yang kehilangan sosok ayah kandung. Akankah Risma menerima kembali suaminya yang telah berselingkuh? Disaat sudah sukses mertua dan ipar menjadi baik kepada Risma. Maukah Risma memaafkan mertua dan ipar yang toxic itu?

Lihat lebih banyak
SUKSESNYA ISTRI YANG DIREMEHKAN Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Zuroidaa
Harus sukses karena aku yakin kamu wanita hebat Risma.
2024-03-04 08:33:58
0
user avatar
SyasaRanni
Maafin aja risma, tapi jangan diterima lagi.. Malah kasihan sama anak punya keluarga toxic begitu, mending cari yg lebih waras dikit atau yaaaa sendiri juga gk serugi itu kok.. Btw, semangat kak
2024-02-20 17:17:35
1
user avatar
Saraswati_5
ceritanya bagus dan buat penasaran, semangat terus up-nya
2024-01-27 11:41:37
2
user avatar
Rosa Rasyidin
semangat thoor
2024-01-26 13:50:54
2
user avatar
Els Arrow
Seruuu banget.. Ayo up yang banyak, nungguin terus nih thor.
2024-01-26 09:14:47
2
user avatar
Young Lady
keren dan recommended
2024-01-26 07:27:28
1
user avatar
DLaksana
ceritanya menarik ..lanjut thor
2024-01-26 04:27:20
0
user avatar
Rich Mama
Keren banget ceritanya. lanjut thor...
2024-01-26 00:04:57
0
user avatar
Sari N
suka banget deh kalau temanya wanita kuat ...
2024-01-25 23:47:15
0
user avatar
Syavinkauthor
Suaminya bikin geregetan banget yaa. Gemes deh.. Semangat buat Author ............
2024-01-25 21:09:00
0
user avatar
Rosemala
keren kakak, semangat lanjut
2024-01-25 19:53:57
0
user avatar
Tifa Nurfa
cerita yang sangat bagus. aku suka, semangat selalu kak author.
2024-01-25 19:01:02
0
user avatar
Rianoir
Risma benar-benar wanita kuat. kerena ceritanya
2024-01-25 17:39:03
0
user avatar
Cha
Benar deh, banyak banget yang kayak si Risma di luar sana sedang berjuang, dan bertahan. Semoga selalu diberi kesadaran untuk hubungan keluarga yang toxic kayak begini. Sudah suami mudah dihasut, mertuanya juga nyebelin. Ya Tuhan! Aku emosi, Kak. Semangat ya, Kak!
2024-01-25 17:06:05
0
user avatar
Strrose
Suka bgtt dengan pengembangan karakter rima. Semangatt updatenya kakk
2024-01-25 16:06:48
0
  • 1
  • 2
43 Bab
Bab 1. Istri Yang Diremehkan
"Mas, Kalila demam. Dari tadi malam dia rewel terus," "Kenapa Kalila bisa demam? Pasti kamu kasih makan sembarangan kan? Kamu jadi ibu enggak pernah becus mengurus anak! Kerjaan kamu apa saja di rumah, sih? Heran. Entah apa bisanya betina satu ini," cerocos mas Raka panjang lebar. Begitulah suamiku. Jika anak sakit selalu saja aku yang disalahkan. Ibu mana yang mau anaknya sakit? Jika bisa, aku ingin menggantikan posisinya. Biar saja aku yang sakit dan Kalila tetap sehat dan ceria. "Mana mungkin Adek kasih Kalila makanan sembarangan? Adek masih waras, Mas jangan asal nuduh!" Tidak tahan juga selalu disalahkan akhirnya aku ungkapkan semua rasa sakit hati ini. Istri mana yang tahan setiap hari selalu dibentak, dimaki. Kadang aku berfikir, ingin pergi saja dari rumah ini. "Apa yang gak mungkin bagi perempuan gak guna seperti kamu? Bisanya jadi beban aja!" Hanya istighfar dan tarikan nafas panjang yang bisa kuberikan. Apapun alasan yang aku katakan tidak ada gunanya di mata ma
Baca selengkapnya
Bab 2. Hasutan mertua
"Makanya, anakmu dikasih makan pisang, jadi dia tidak rewel terus! Biar anteng dan kamu pun bisa mengerjakan yang lainnya!" saran ibu mertua saat mendengar Kalila hanya menangis saja dan aku tolak mentah-mentah. Bukan aku tidak mendengar nasehat orang tua. Namun, saran mertua yang ini, sangat berbahaya bagi kesehatan anakku. Pernah, anak tetangga setelah diberikan pisang oleh neneknya, anak itu beraknya bercampur darah. Dan aku tidak mau kejadian itu menimpa Kalila. "Kalila masih terlalu kecil, Bu. Dia belum boleh makan makanan selain ASI, anak umur segitu makanan yang sehat dan aman untuk tubuhnya hanya ASI. Tidak ada yang lain," jawabku. "Siapa bilang! Anak-anak Ibu, baru sehari lahir, owek owek, langsung Ibu kasih makan pisang. Buktinya mereka sehat-sehat sampai sekarang! Perempuan-perempuan sekarang kebanyakan teori. Akhirnya begini jadinya kan?" Ibu membandingkan wanita zaman dulu dengan zaman sekarang. Ya mana bisa. Wanita sekarang sudah cerdas-cerdas. Kalau pun hanya tamat
Baca selengkapnya
Bab 3. Ancaman Mas Raka
"Jam segini kamu belum masak, Risma? Apa saja kerja kamu seharian? Bagaimana mau betah suamimu dirumah?" tanya mertua saat membuka tutup saji dan melihat isinya kosong disana. Enak saja beliau kalau berbicara, tidak melihat bagaimana kondisi menantunya yang kerepotan mengurus bayi. Sementara dia itu, bukannya membantu malah bertandang ke rumah-rumah tetangga. Bergosip ria. "Belum, Bu. Kalila tidak mau ditinggal sendirian." Anakku masih bayi, entah kenapa kalau ditinggal selalu saja rewel. Minta digendong bahkan kalau dia tidur harus ada orang yang menemaninya. "Makanya anak kamu jangan terlalu dimanjai. Sedikit-sedikit gendong. Jadinya bau tangan kan?" Protes mertua. Wajarlah aku menggendong Kalila jika menangis, masak aku lihatin aja. Aneh. Tiba-tiba saja mertua membanting pintu kamar, spontan saja bayi empat bulan itu tersentak kaget sehingga dia menangis histeris. "Ibu, pelan-pelan dong tutup pintunya. Kalila kaget! Jadi menangis!" teriakku kesal. Jangankan membantu. Kehadiran
Baca selengkapnya
Bab 4. Berjumpa sepupu
"Ya sudah. Kalau Mas mau mencari istri lain. Silahkan. Adek tidak bisa melarangnya!" ujarku seraya melangkah masuk kamar, meninggalkan mereka bertiga yang masih melongo diruang makan. Jadi perempuan itu dituntut menjadi makhluk yang sempurna. Wanita dituntut harus bisa memasak, mencuci, mengurus anak dan suami. Harus pandai merawat diri. Harus mengurus mertua dan juga harus pandai mengatur keuangan dalam rumah tangganya. Jika tidak suami akan mencari istri kedua, ketiga dan seterusnya. Haruskah begitu? Istri saja yang dituntut sempurna sementara lelaki tidak perlu! Tidak adil bukan? "Nanti kamu menyesal! Kamu pikir, enak menjadi janda? Ibu yakin seribu persen tidak ada pria yang mau menikahimu! Jangankan menikahi, mendekat aja, ogah!" hina ibu mertua dengan tatapan sinis. "Risma malah bahagia bisa lepas dari mas Rama, Bu. Apa yang bisa dibanggakan lelaki pelit seperti dia? Bukan kebahagiaan yang saya dapat selama menikah dengannya tetapi penderitaan yang tidak kunjung usai." hinak
Baca selengkapnya
Bab 5. Sekantor Dengan Mantan
"Gimana, Tih penampilanku?" tanyaku pada Ratih. Jujur aku sangat deg-degan karena hari ini merupakan hari pertama aku bekerja diperusahaan keluarga Hadiningrat."Kamu sangat cantik memakai baju itu, Ris. Aku gak bohong!" jawab Ratih jujur. "Duh ... nervous. Sudah lama tidak pernah berinteraksi dengan orang banyak." Ternyata aku katrok juga ya. Dari tadi mondar mandir saja didepan cermin demi memastikan penampilan."Tenang. Jalani saja! Semua akan baik-baik saja!" Ratih terus memberikan semangat untukku."Aku mundur saja, Tih." ujarku minder."Kok mundur sih? Emang mau balikan sama suamimu?" tanya Ratih dan aku menjawab dengan menggeleng."Buktikan pada dia kamu bisa hidup tanpa dia. Emang kamu mau diremehkan terus?" Ucapan Ratih membuat aku bersemangat untuk menjadi wanita sukses. Aku tidak mau diremehkan lagi.Setelah berpamitan pada bik Arum dan Kalila, aku langsung mengikuti langkah kaki Ratih menuju ke perusahaan tempat dimana aku akan bekerja.Barisan mobil mewah para karyawan
Baca selengkapnya
Bab 6. Pertengkaran Tidak Bisa Dihindari
"Keluar dari ruangan Saya sekarang!" Aku berdiri dan menunjuk dengan telunjuk kiri kearah pintu dengan amarah yang meledak-ledak. Enak saja dia mengatakan aku wanita kesepian yang sedang butuh belaiannya. Dasar lelaki tidak tahu malu."Risma, ayolah. Mas juga rindu sama kamu. Lupakan pertengkaran kita kemarin. Lupakan juga pengusiran itu. Mari kita perbaiki kembali rumah tangga kita yang sudah hampir hancur ini." Mas Raka bangkit dan berusaha memeluk tubuh ini, segera aku dorong kuat sehingga membuat dia hampir saja terjerembat jatuh."Rindu kau bilang, hah. Lalu pelacur yang kau gandeng tadi pagi itu siapa? Apa dia gak bisa melayani kamu lagi? Sedang datang bulan atau jangan-jangan dia sudah kena penyakit kelamin?" ejekku sinis."Rita itu hanya sekretaris Mas. Jadi wajarlah kemana-kemana kami selalu bersama!" bela mas Raka, dia berusaha meraih tangan ini tetapi aku menepisnya."Wow, wajar kamu bilang? Bergandengan tangan dengan lawan jenis itu wajar? Apakah seorang sekretaris wajar m
Baca selengkapnya
Bab 7. Hari Yang Melelahkan
"Jadi Ibu cemburu Aku berdekatan dengan Mas Raka?" tanya wanita bernama Rita saat bertemu di area parkir perusahaan. Saat ini aku sedang menunggu Ratih. Sudah sepuluh menit lebih anak itu belum turun juga. Tiba-tiba saja dihampiri sama mak Lampir yang konon katanya aku cemburu karena dia lebih cantik dariku. Kalau dia merasa cantik tidak akan mau mengambil suami orang. Seharusnya dia mendapat pria mapan dan masih lajang tentunya. Bukan mas Raka yamg pelitnya melebihi pak Raden di serial si Unyil."Cemburu? Apa yang aku cemburui dari kamu? Cantik pun enggak, pinter apalagi," sinisku membuat wajahnya memerah menahan emosi."Halah jangan bohong, Bu. Aku bisa melihat dari cara Ibu menatap mas Raka. Ibu masih begitu mencintainya 'kan?" tebakan Rita sangat jauh berbeda dengan isi hatiku yang sebenarnya terhadap mas Raka. Biarkan saja dia berandai-andai. Nanti kan capek sendiri."Kamu mau sama bekas aku? Ambil saja! Aku gak suka barang rongsokan seperti Raka!" ujarku seraya mengedarkan pand
Baca selengkapnya
Bab 8. Pulang ke Rumah Ibu
"Rat, aku mau kerumah ibu sebentar. Boleh aku minta tolong antar aku kesana?" pintaku pada Ratih. Hari ini merupakan hari sabtu dan aku berencana akan menginap di rumah ibu nanti malam. Sekedar melepaskan rindu karena kami sudah lama tidak bertemu."Bisa lah. Apa yang gak bisa untuk sepupuku yang cantik ini." jawab Ratih sambil menepuk pelan pundak ini."Gak merepotkan kamu kan?" tanyaku memastikan. Aku takut Ratih ada acara yangbakan terganggu karena mengantar aku kerumah ibu."Tidak ada acara apa-apa. Paling nanti sore aku ada acara dengan pak Arkan membahas proyek," ucapnya dengan tatapan berbinar-binar."Proyek apa, Rat? Buat bayi?" candaku. Ratih jadi salah tingkah mendengar candaanku. Baru bercanda aja sudah kegeeran. Bagaimana kalau dia betulan menikah dengan pak Arkan ya? Bisa berputar bumi ini kurasa."Mau diantar gak? Tak tinggalin nanti!" ancam Rasti seraya tersenyum. Halah ... dicandain aja sudah bahagia setengah mati. Ratih ... Ratih."Aku siap-siap dulu ya?" pamitku sera
Baca selengkapnya
Bab 9. Ke Salon
"Jadi pulang hari ini, Ris?" tanya Ratih saat sudah sampai ke rumahku. Saat ini ibu sedang pergi dengan Kalila kerumah sepupu ibu yang berada sekitar sepuluh kilometer dari rumah kami. "Jadi, Rat." jawabku. Saat ini, aku bukan tidak mau tinggal di rumah ibu, tapi mengingat jarak kantor tempatku bekerja dengan rumah ibu sangat jauh.Jadi terpaksa aku harus tinggal bersama bibik Arum. Beruntung aku memiliki saudara yang sangat baik hati itu. Coba kalau seandainya di kisah sinetron ikan terbang, tidak dapat aku bayangkan deh."Kalila mana?" tanya Ratih lagi. "Dibawa ibu jalan-jalan." jawabku."Hmmm ..." sepertinya Ratih ingin mengatakan sesuatu tetapi dia segan sama ibu atau ayahku."Ris, kamu tau gak!" Ratih mengedarkan pandangannya seluruh ruangan. Setelah dia lihat tidak ada satu orangpun, dia mendekatiku dan berbisik."Kayaknya Raka bakal dipecat sama pak Aslan!" Aku terkejut mendengarkan berita yang dibawa oleh Ratih."Tapi nampaknya Pak Aslan masih menelusuri kemana uang perusah
Baca selengkapnya
Bab 10. Pelakor Tidak Tahu Malu
"Mas, singgah di toko perhiasan itu yuk? Katanya ada model terbaru dan dikota ini belum ada yang memilikinya. Adek mau!?" rayu wanita berpenampilan menor itu dengan tangan bergelayut manja dilengan lelaki yang masih berstatus suamiku itu.Ternyata kesini rupanya uang hasil korupsi mas Raka berlabuh! Hmmm ... wanita yang hebat? Baru saja berpacaran sudah minta perhiasan mewah, dan lebih hebat lagi pria itu mau saja menuruti kemauannya."Ris, kita masuk kesitu juga. Aku mau beli perhiasan!" Tidak ada angin dan tidak ada hujan, tiba-tiba saja Ratih mau membeli perhiasan. Padahal setahu aku, dia tidak suka memakai perhiasan terlalu wah seperti itu."Tumben!" Aku berbisik ditelinga wanita berkulit putih susu itu."Lihat saja apa yang aku lakukan!" ujar sepupuku emosi."Ayo!" Ratih menarik tanganku. Setelah sampai dia toko perhiasan, Ratih berdiri bersebelahan dengan wanita menor itu. Entah sengaja atau memang kebetulan saja.Saat Rita menatap Ratih dan hendak menegurnya, Ratih langsung mem
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status