Share

Bab 40. Tukang Tambal Ban

"Kamu haru cari kerja, Raka. Kita tidak mungkin begini terus, makan dari uang pesangon kamu itu. Lama-lama bisa habis!" Ibu sudah mulai marah-marah tatkala melihat aku tiduran saja dikamar.

"Iya, Bu!" jawabku seraya memeluk bantal guling.

"Kamu kenapa jadi pemalas sekarang. Ada apa denganmu, Raka? Gak kasian lihat Ibu?" Dimata ibu aku ini sekarang menjadi pemalas. Padahal aku ini lagi frustasi karena sudah kemana-mana aku melamar pekerjaan ditolak semua. Ternyata hidup ini kejam dan tidak semudah di novel-novel online yang jika dipecat atasan langsung mendapat pekerjaan yang lebih bonafit.

"Bukan pemalas, Bu. Tapi untuk saat ini tidak ada lowongan pekerjaan, apalagi usia Raka sudah menginjak kepala tiga. Semakin sulit mencari pekerjaan. Kecuali buka usaha sendiri!"

Aku beranjak dari tempat tidur dan duduk disebelah ibu yang sedang minum teh manis diruang tamu.

"Halah ... usaha apa sekarang dengan modal sepuluh juta?" sinis ibu. Beliau terlalu menyepelekan aku, karena dari tamat kulia
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status