Share

BAB 6

Penulis: Lysi galaxy
last update Terakhir Diperbarui: 2021-06-15 15:55:09

Beberapa hari telah berlalu, keadaanku juga makin membaik. aku mulai bisa menggerakkan seluruh tubuhku. meski aku harus melakukan terapi tiap hari agar aku bisa kembali berjalan seperti sedia kala.

Aku hanya menjawab satu atau dua kata saja. Eyang setia menemaniku, Papa akan datang setelah pulang kantor. kadang Papa menyempatkan datang sebelum ke kantor. dan aku juga di datangi psikiater ke kamar rawat, yang sebenarnya tak telalu penting untukku. tapi satu hal yang aku tahu, aku baik-baik saja. hanya aku lelah dengan keadaan yang pernah terjadi denganku. 

Jika aku bercerita pernah terdampar di masa lalu, aku tak yakin akan ada yang percaya. maka jalan terbaik saat ini aku 'diam' dari pada aku di cap sebagai orang 'gila'. Aku hanya ingin menyembuhkan ragaku dulu, baru kemudian pelan aku akan menyembuhkan luka batinku kemudian.

Rara pernah datang beberapa kali mengunjungiku. inginku bercerita semuanya. yang aku tahu disini bukan tempat yang tepat. sekarang yang harus aku fokuskan kesembuhanku. setidaknya aku bisa mengurus diriku dulu.

Harusnya minggu adalah hari libur untuk para pekerja, tapi lihatlah Papaku dia bahkan membawa Ipad dan beberapa berkas menunggui ku di ruang rawat ini. melihatnya seperti ini ingin rasanya berkomentar, ini rumah sakit bukan kantor. Ingin memberontak tapi yang kulakukan hanya menutup seluruh tubuhku dengan selimut sebagai ungkapan malas dengan apa yang Papa lakukan. 

ku dengar langkah kaki mendekatiku yang ku yakini adalah Papa. "Rain, butuh sesuatu? Kerjaan Papa ada yang tidak bisa di tinggalkan mungkin sebentar lagi rekan bisnis Papa akan kemari bertemu Papa. Rain tidak keberatan kan? karena Papa ingin menemanimu disini" 

Sejujurnya aku luluh dengan apa yang di ucapkan Papa, tapi sisiku yang lain memberontak mengingatkan akan apa yang di lakukan Papa selama ini. Aku bertanya pada diri sendiri, apa ini alasan Papa selama ini hingga tak bisa menemuiku. Aahh.. Papa lebih memilih bisnisnya dari pada anaknya sendiri, kenapa sekarang baru Papa hadir? Apa karena aku hampir meregang nyawa Papa baru sadar kalau punya anak? 

"I'm ok" jawabku singkat. aku tak ingin memperpanjang masalah toh ada dan tak ada Papa di ruang ini tak terlalu memberi efek untukku. Mungkin.

Tak berapa lama kemudian ruang rawatku di ketuk, aku kira perawat yang datang memberi ku obat. Tapi laki-laki tinggi yang ada di depan pintu. wow lihat wajahnya seperti Oppa yang selalu di panggil Rara pada idol cowok korea yang tampan. 

Papa mempersilahkan dia masuk, bodohnya aku terpana akan rekan bisnis Papa itu. Jika dia rekan bisnis Papa, apa dia seumuran dengan Papa tapi dilihat dari wajahnya mungkin dia tak beda jauh dari umurku.

"Gimana Raka, susah gak nyari ruangannya" itu pertanyaan yang di ucapkan Papa. 

"Enggak om, gampang kok tadi tanya suster terus di tunjukin arahnya juga" Papa hanya tersenyum dan mengangguk. 

Dari percakapan mereka yang tak formal sepertinya bukan rekan bisnis Papa, tapi entahlah. Setelah di pikir-pikir kenapa aku jadi kepo? sepertinya ada yang tak beres dengan otakku setelah kecelakaan.

"Oya, kenalkan ini putriku yang di rawat, namanya Rainy Alkira Deandra panggil saja Rain" Dia mendekat ke arahku sejurus kemudian mengangkat tangan untuk berjabat

. "Cloudyo Raka Atmaja, panggil aja Raka atau mas Raka juga boleh" dengan senyum juga mata segarisnya jantungku berdebar tak jelas. apa aku kena sakit jantung sekarang, saat dokter datang sepertinya akan aku tanyakan.

"Rain" jawabku singkat bahkan aku mendengar suaraku bergetar. aakhhh apa aku jadi gila karena bertemu cowok yang seperti oppa ini? padahal aku sering meledek Rara dengan type cowoknya tapi sekarang aku kena karma sepertinya.

"Apa kita bisa membahas bisnis kita sekarang?" tiba-tiba Papa mengakhiri acara jabat tangan kita. 'bisnis' jadi dia rekan bisnis Papa? semuda itu sudah jadi rekan bisnis Papa. okay, sepertinya Papa menjadikan kamar ini ruang rapat sementara bukan ide yang buruk. aku bisa mencuri pandang pada Cloudyo Raka Atmaja. Namanya saja sudah satu paket dengan namaku. aku hujan dia mendung. 

Apakah mendung menunggu hujan? 

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • SUNNY    DUA PULUH ENAM

    Monday morning,Aku bersiap ke kampus, Papa menawariku untuk berangkat bersama. Tapi ku tolak karena tahu Papa ada meeting pagi ini, tadi om bagas menelepon saat kami sarapan. Client dari luar negeri sudah datang, jadi Papa datang menyambut dan di lanjutkan dengan kerja sama.Aku tak punya bodyguard untuk menjaga dua puluh empat jam lagi. Jadilah aku pergi di antar sopir yang bekerja cukup lama di keluargaku, namanya mang Ujang."Udah siap, non?" Tanya mang Ujang padaku. "Sudah, mang" jawabku dengan senyuman. Aku berjalan masuk ke dalam mobil, terdengar klakson mobil begitu familiar di telingaku."Mas Raka..." gumamku. Sepagi ini mas Raka sudah datang ke rumahku. Pikirku mungkin ada janji dengan Papa, karena pagi tadi buru buru jadi lupa memberi tahu mas Raka kalau Papa sudah ke kantor."Bentar mang, Rain kasih tahu mas Raka dulu kalau Papa sudah berangkat ke kantor" aku mendapatkan anggukan dari mang Ujang.Gegasku lari menuju m

  • SUNNY    BAB : DUA PULUH LIMA

    Aku mengganti bajuku dengan cepat, tak sampai sepuluh menit aku sudah turun ke ruang tamu. Aku hanya memakai dress bunga selutut berlengan pendek dan polesan make up tipis juga liptint. "Ha hai.. mas Raka. maaf nunggu lama" tiba tiba aku grogi berhadapan dengan mas Raka. "Hai Rain, kamu sibuk gak? aku mau ajak jalan, boleh?" aku memandang mas Raka, kemudian sebuah pertanyaan muncul di kepalaku. "Mas Raka ngajak malam mingguan eh maksudnya jalan. Emang pacar mas Raka bolehin ?" entah pertanyaan bodoh atau polos yang aku tanyakan. "Pacar? aku gak punya pacar Rain, dan wait kenapa kamu mikir kalau aku sudah punya pacar?" panggilan 'mas' yang dulu disematkan untuk diri mas Raka saat berbicara padaku kini hilang. "Bukannya mbak Risa sama mas Raka pacaran?" aku tak salahkan jika melihat bagaimana interaksi antara Risa dan mas Raka di mall waktu itu. "Jangan bilang kamu mikir aku pacaran sama Risa karena kita pernah ketemu di

  • SUNNY    BAB : DUA PULUH EMPAT

    "Siapa itu tadi Rain? Mantan Kamu?" Pertanyaan yang terucap oleh Reno setelah insiden bertemu mas Raka dan Risa. Aku masih menarik tangan Reno menjauh dari area bioskop. "Rain, kita mau kemana sih ini? bentar lagi filmnya mulai loh? Telat entar kita" aku berhenti berjalan. "Dia bukan mantanku, dan aku udah gak mood buat nonton. Sekarang aku lapar, dari pada aku makan orang mending kita cari makan. entar aku ganti deh uang tiket tadi" aku masih manyun sama Reno. Aku tahu Reno tak tahu apa apa tapi aku tak bisa merubah mood ku dengan bersikap baik baik saja setelah bertemu mas Raka dan Risa. "Ya udah ayo cari makan. Mau makan apa? Buruan takut ni aku entar kamu makan juga jadiin aku sashimi" dan tawa kami berdua pun pecah. Reno memang bisa merubah suasana meski dengan kata kata receh gak jelas sekalipun. * * * * * Kami memustuskan makan di restoran Jepang gegara Reno sashimi. "Kayaknya aku pernah lihat deh cowok tadi, tapi dimana

  • SUNNY    BAB : DUA PULUH TIGA

    Mobil melaju dengan kecepatan sedang. Air mata yaang aku tahan sejak tadi tak bisa ku bendung. Awalnya aku hanya terisak tapi rasa sakit kehilangan itu pelan menjalar ke relung hatiku. Reno membawa tubuhku ke dalam pelukannya. Tangisan ini terdengar pilu mewakili perasaanku yang pilu. "Rain... nangis aja sepuasnya. Nanti ketika kita sampai, kamu gak boleh nunjukin sisi lemahmu yang ini. Karena Rainy yang aku tahu adalah gadis yang kuat" Tangisku semakin keras, kulepaskan rasa pilu yang menusuk dada. Aku menyesal tak mengucapkan kata terakhir atau pun pelukan terakhir. "Gimana ini Ren? aku belum sempat minta maaf, ngabisin waktu lebih lama bahkan aku gak sempat kasih pelukan hangat tuk terakhir kali sambil bilang betapa aku sayang banget sama Eyang. Selama ini aku yang bandel gak pernah nurut. Aku nyesel banget kenapa aku gak bisa jadi cucu yang baik" Reno semakin menenggelamkanku dalam pelukan di dadanya dengan satu tangannya dia mengelus punggungku.

  • SUNNY    BAB : DUA PULUH DUA

    Reno menepati janjinya itu. Yang mana dia akan menemui ku di sini meski dia repot sebagai mahasiswa lagi. Ternyata Reno cuti kuliah dan bukan sepertiku yang cuma menyandang gelar calon mahasiswa. Aku masih tak pernah menghubungi mas Raka, begitu pun Papa yang tak pernah memberi tahukan di mana keberadaanku. Ini bulan ketiga setelah aku di tinggal pulang oleh Reno. Seperti pagi ini dia sudah nyengir kuda saat mengunjungi ku. "Kenapa pagi pagi udah senyum gak jelas aja? Kangen akut ya sama aku?" Tanya ku sambil tersenyum yang ikut tertular dari Reno. "Ih... geer bener kamu. mana ada aku kangen ama kamu. Yang ada tu kamu yang kangen tingkat dewa sama aku" Reno membalas sambil memberikanku paper bag. "Apa ni?" Tanyaku penasaran. "Makanan dari Mami, takutnya kamu makin kurus di sini sendirian tanpa aku. Makanya sengaja aku minta Mami buatin makanan buat kamu" Aku langsung membuka isi paper bag, aroma harum masakan Tante Susan langsung m

  • SUNNY    BAB : Dua puluh satu

    Saat awal aku harus memeriksakan diri ke Dokter, Aku masih duduk di kelas IX. Diagnosa mengalami BPD yang aku tak paham itu apa. Semakin di perparah dengan aku yang pernah mengalami penculikan. Hingga aku menjadi PTSD.Papa dan Eyang yang tidak terlalu peduli padaku, memicu gangguan yang aku alami di usia yang belia. Belum sembuh aku dari gangguan 'Borderline', Trauma penculikan membuatku semakin parah.Hayalanku bertemu Mama, menciptakan pertemanan dengan Rara adalah 'side effect' yang aku tunjukkan. Karena takut semakin parah, Eyang membawaku ke psikiater mengobati dengan cara menghipnotis agar aku bisa melupakan semua kejadian yang pernah aku alami untuk mengurangi tindak 'aneh'ku yang lain.Yang sayangnya meski Eyang mencoba menghapus ingatanku yang menyebabkan aku trauma, semua sia sia. Membuat ingatanku tumpang tindih, aku semakin tidak bisa membedakan mana yang khayalan, ilusi, atau nyata. Dokter pernah menyarankan keluargaku untuk membawaku berobat secar

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status