Home / Romansa / SURVIVAL LOVE / BAB 6 KELAPA

Share

BAB 6 KELAPA

Author: Jemyadam
last update Huling Na-update: 2020-12-03 14:43:45

"Sekarang pikirkan bagaimana kita bisa meminum airnya jika seperti ini?"

Adam sudah membolak-balik buah tersebut dan sama sekali tidak tahu dari mana dia harus mulai membukanya karena yang dia tahu biasanya hanya tinggal menusuk sedotan. Sementara itu Jemy sepertinya juga belum pernah mengupas kelapa. Nampaknya mereka berdua harus berpikir keras lagi karena tidak mungkin jika mereka harus menggigiti kulit kelapa yang sudah setengah tua.

Jemy kembali berdiri untuk mengais sampah-sampah yang tersangkut di bibir pantai coba menemukan apa saja yang kira-kira bisa mereka gunakan untuk membuka kelapa. Kadang Jemy juga putus asa bagaimana mereka bisa bertahan hidup jika seperti ini, bahkan pisau kecil pun mereka tidak punya.

"Coba pakai ini." Jemy membawa sebatang kayu dengan ujung runcing yang mungkin bisa mereka gunakan untuk mengupas sabutnya.

"Tapi bagaimana?"

"Coba tancapkan dulu kayunya ke tanah. Sepertinya aku pernah melihat orang membuka kulit kelapa seperti itu."

"Seperti itu, juga perlu keahlian."

"Ya, tidak harus sempurna yang penting kita bisa mengeluarkan airnya dulu. Nanti kau bisa belajar lagi."

"Kenapa harus aku!" protes Adam.

"Karena kau laki-laki."

"Siapa yang membuat aturan seperti itu?"

Jemy diam sebentar sambil mengerucutkan bibirnya ketika melirik Adam. "Sebaiknya kita memang membuat peraturan," kata gadis itu.

"Untuk apa?"

"Karena kita sama-sama tidak tahu berapa lama lagi kita akan ada di sini."

Kembali lagi Jemy teringat pekerjaannya.

"Oh Tuhan ... pergelaran oscar tinggal dua minggu lagi." Rasanya ingin sekali Jemy  menjambak rambutnya sendiri sangking tegangnya kepala gadis itu tiap kali teringat masalah pekerjaan.

"Aku menangani beberapa artis tahun ini."

"Lebih baik pikirkan saja pakaianmu sendiri."

Adam kembali mengoreksi pakaian Jemy yang memang hanya menggunakan pakaian rajut sepaha dan masih agak setengah basah. Benar-benar sembrono membiarkan seorang wanita berpakaian minim seperti itu dan hanya berdua dengan seorang pria.

"Pakaianmu itu tidak akan kering jika kau tidak menjemurnya."

Adam memang benar, pakaian rajut yang Jemy pakai bahanya lumayan tebal.

"Apa yang kau lakukan?" heran Jemy melihat Adam mulai melepas kancing kemejanya.

"Pakai saja dulu bajuku dan jemur pakaianmu itu!"

Jemy justru berjengit aneh ketika menerima saran Adam.

"Ini jauh lebih baik dari pada kau menggunakan baju dari sampah plastik."

Adam masih mengenakan pakaian dalam tanpa lengan dan celana pendek selutut karena setelah itu dia juga melepas celananya yang juga masih setengah basah karena bahanya juga lumayan tebal kemudian menjemurnya. Jemy baru sadar jika pakaian pria jauh lebih menguntungkan dalam situasi tak terduga seperti ini.

"Ayo cepat ganti dulu pakaianmu karena aku yakin kau sudah tidak mengenakan apa-apa lagi di balik sweater basahmu itu."

Akhirnya Jemy setuju dan mengambil kemeja dari tangan Adam.

"Aku tidak akan melihat, atau kau bisa bersembunyi di semak-semak." Adam sambil sedikit tertawa ketika memberi saran yang terakhir.

Bersembunyi di semak-semak kedengarannya memang menggelikan tapi terpaksa benar-benar Jemy lakukan karena tidak mungkin dia mau melepas pakaian di depan calon kakak iparnya  yang mata keranjang itu. Jemy segera mengganti pakaiannya dengan cepat, dan masih tidak menyangka dirinya bakal benar-benar meminjam pakaian dari seorang pria. Untung kemeja Adam cukup besar, panjangnya kurang lebih sama dengan sweater yang  tadi Jemy pakai. Jika tahu bakal begini pasti Jemy akan lebih memilih pergi dengan pakaian berlapis-lapis. Tapi sayangnya wanita memang sering mengabaikan dan suka semaunya sendiri dalam berpakaian.

Saat Jemy kembali menghampiri Adam, pria itu sudah berhasil mengupas sebagian kulit kelapanya.

"Mungkin itu sudah bisa kita buka."

Adam hanya mendongak untuk melihat Jemy yang sudah memakai kemejanya dan sedang berdiri tepat menghalangi matahari. Adam hanya melihat tidak mau berkomentar karena tahu wanita itu bisa jadi sangat sensitif dan pemarah jika dia mengatakan tubuhnya sedikit transparan dan tidak memakai bra.

"Kemarikan!" Jemy meminta buah kelapa tersebut kemudian membenturkan bagian yang sudah terbuka itu ke atas karang.

Jemy memukulkannya beberapa kali sampai batoknya retak dan akhirnya airnya keluar.

"Lihat !" bangga gadis itu.

"Bagaiman kau akan meminumnya?"

"Ah, minum saja seperti ini  siapa yang perduli." Jemy langsung meminum air kelapa tersebut dari batoknya kemudian gantian memberikannya ke pada Adam agar ikut minum.

"Ternyata tidak enak. "

"Sepertinya lain kali kita harus memilih yang lebih muda." Jemy setuju dan mereka sempat menertawakan kebodohan mereka itu.

"Kita tetap harus segera mendapatkan air tawar," kata Jemy kemudian. "Dan membuat peraturan seperti yang kukatakan tadi."

"Peraturan macam apa maksudmu?"

"Kita harus bekerja sama Adam, kau tidak bisa terus bersantai seolah sedang berlibur." Jemy bicara sambil menatap Adam Haris, di pemuda kaya yang sepertinya menag tidak pernah hidup susah. "Kita benar-benar bisa mati jika kau tidak segera serius memikirkannya. Percayalah padaku jika untuk bertahan hidup di situasi seperti ini otakmu jauh lebih berguna dari pada ototmu." Jemy juga sengaja melirik otot lengan pria di depannya yang semakin kecoklatan setelah terpanggang sejak kemarin, sayangnya dia juga tidak terlihat buruk.

Adam memiliki kulit tropis dengan rona sedikit kemerahan karena darah campuran uzbekistan dari ibunya. Secara keseluruhan dia adalah pria berpostur tinggi tegap dengan tubuh sangat terawat dan tampan. Sudah pasti jika pria-pria macam Adam ini pasti sangat memperhatikan bentuk tubuh. Bahkan Jemy yakin Adam pasti memiliki personal trainer khusus untuk mengatur jadwalnya berolahraga dan membentuk otot yang sempurna macam itu.

"Kau harus segera sadar jika sekarang kita tidak sedang berada di LA, tidak ada orang yang bisa kau suruh-suruh, tidak ada  kasur nyaman, dan tidak ada pesta."

"Kau pikir aku hidup sepayah itu!" protes Adam menanggapi penilaian Jemy.

"Kau hanya bersantai dan terus menyuruhku dari kemarin!" jujur saja Jemy kesal dengan sifat bosy pria yang malah sedang mengajaknya berdebat.

"Untuk apa pria sepertimu tinggal di LA jika bukan untuk bersenang-senang dengan pesta dan mengoleksi wanita."

"Aku membuat film," jawab Adam terdengar asal

"Kau membuat film?" nampaknya Jemy juga tidak terlalu percaya.

"Ya, memangnya apa yang salah. Aku boleh melakukan apa pun yang kumau."

"Kau benar. Kau punya banyak uang dan bisa melakukan apapun sesukamu."

Seolah membuat film bisa di lakukan oleh siapa saja yang punya uang dan iseng untuk menyalurkan hobi.

"Aku serius tentang membuat film," ulang Adam dan baru saat itu Jemy benar-benar memperhatikannya.

"Memangnya untuk apa kau ada di LA? " Adam balik bertanya.

Sebenarnya Jemy ingin mengatakan jika dia ingin mengejar mimpinya sendiri. Tapi kenapa dia malah balik lagi memikirkan Adam. Menurutnya agak mustahil putra salah satu konglomerat terkaya di asia tenggara itu ternyata malah  mau membuat film.

"Kau boleh tidak percaya tapi aku sudah mengerjakan projek film ini selama dua tahun, dan aku sendiri yang menjadi sutradara dan directornya!" bangga pria itu sambil mengangkat alis.

"Ya, anggap saja aku percaya," santai Jemy.

"Aku serius dan tidak main-main."

"Aku juga serius jika semua mimpimu itu juga akan tetap menjadi mimpi jika kita masih berada di pulau ini!" tegas Jemy. "Sebab itu sangat penting kita harus bertahan hidup sebelum kita ditemukan, karena di sini kekayaan orang tuamu tidak akan berguna!"

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Mga Comments (4)
goodnovel comment avatar
Lady Caroline
jemy benar adam, kekakayaanmu tidak berguna di pulau terpencil seperti itu. Kau tidak bisa melakukan apa² dengan uangmu itu
goodnovel comment avatar
Pertumpun Gurusings
kayaknya judul ini sudah saya beli tapi mau baca bab 15 keatas ditutup bagaimana ya
goodnovel comment avatar
Nur Cahyani
lanjutttttt
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • SURVIVAL LOVEĀ Ā Ā BAB 62 LOVE

    Jemy harus segera menyelesaikan semua email penting yang harus ia kirim pada partner bisnisnya, tapi dia terpaksa menyudahi semua pekerjaannya. Ketiga jagoan kecilnya tidak mau berhenti bertikai di atas sofa, melompat ke sana kemari saling melempar bantal dan menembakkan senjata mainan.Membesarkan tiga anak laki-laki super aktif memang pekerjaan yang luar biasa."Bisakah kalian berhenti dulu anak-anak, ini sudah waktunya makan siang."Tapi tak satupun yang menghiraukannya. Mereka bertiga masih melompat bersembunyi dan menembak layaknya tentara dalam medan pertempuran."Oh, ayolah anak-anak ini serius, kalian harus berhenti bermain dulu untuk makan!"

  • SURVIVAL LOVEĀ Ā Ā BAB 61 ANEH

    Jemy agak merinding, menarik selimut dan beringsut lebih dekat untuk memeluk Adam. Tapi kenapa tempat yang ia raba kosong, dia tidak ada di sana.Jemy langsung terkesiap dan terbangun. Kondisi kamar masih gelap sebelum kemudian ia segera menyalakan lampu.Adam memang tidak ada di kamar padahal ini masih larut tengah malam."Adam.... " panggil Jemy pelan, ia pikir Adam mungkin cuma ke toilet tapi ternyata tidak ada siapa-siapa. Jemy membuka pintu toilet dan kosong.Rasanya tidak mungkin Adam keluar tengah malam begini dan meninggalkannya seorang diri."Adam... " Jemy coba memangil lagi sambil berjalan keluar dari kamarnya.Baru ia sa

  • SURVIVAL LOVEĀ Ā Ā BAB 60 SEDERHANA

    Jemy berbaring di bawah naungan gubuk mereka melihat ke langit-langit atapnya yang sudah kering dan keriput sehingga sinar matahari menembus ke lantai tempatnya berbaring."Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Adam yang baru kembali dari menombak ikan."Lihat aku menangkap ikan kesukaanmu apa kau mau." Adam menangkap ikan karena dua minggu ini Jemy seperti mulai kehilangan nafsu makan."Adam apa kau tidak mau mandi di laguna?" Jemy malah minta yang lain."Apa kau mau mandi ?" Adam ikut naik ke atas gubuk mereka untuk menaungi wanitanya yang masih berbaring dan hanya mengenakan gaun tipis agak longgar karen cuaca sedang sangat panas dan tidak terlalu berangin."Kau bau ikan," protes Jemy mendorong dada Adam ketika pria itu hendak merunduk untuk menciumnya."Aku memang ikan lumba-lumba yang suka mengelilingi pinggangmu."Adam mulai menggelitik

  • SURVIVAL LOVEĀ Ā Ā BAB 59 SEPASANG LUMBA-LUMBA

    Sepertinya cerita Adam semalam justru malah membuat Jemy mendapat mimpi buruk. Pagi-pagi dia sudah kembali menggoncang-goncang tubuh Adam yang masih tidur. "Ada apa? " tanya pria itu menggeliat malas. "Bagaimana dengan bayinya? " "Oh... "Adam malah kembali menggeliat dan memeluk pinggang Jemy untuk diajak tidur lagi. "Aku serius, Adam. Bayinya laki-laki atau perempuan dan apa dia masih hidup? " "Bayinya perempuan, " gumam Adam masih malas untuk menanggapi dan malah merapat ke pinggang istrinya. "Ayo lanjutkan ceritanya aku penasaran? " Adam tidak tahu bagaimana Jemy bisa beg

  • SURVIVAL LOVEĀ Ā Ā BAB 58 SEPI

    Setelah semua orang pergi pulau kembali sepi hanya ada mereka berdua dan para burung camar. Jemy duduk di batang kayu sambil melihat Adam yang sedang kembali menguji kemampuannya menombak ikan. Nampaknya dia menjadi payah setelah beberapa bulan cuma makan makanan yang sudah siap tersaji di piring lengkap dengan sendok dan garpu yang juga selalu mengkilat.Jemy tertawa sendiri melihat Adam dari kejauhan, pria itu terus mengumpat setiap kali gagal menombak ikan berulang-ulang. Pertama dia memaki burung camar yang lebih dulu menyambar ikan yang sudah pelan-pelan dia incar. Kedua seekor camar mengambil ikan tangkapannya ketika Adam sedikit lengah. Ke tiga Adam melempar tombak kayunya ke arah camar lain yang sedang nangkring di atas batu cadas, niatnya untuk membalas dendam tapi meleset dan justru ujung tombaknya patah. Adam cuma kembali mengumpat kesal dan menyerah menghadapi para camar. Padahal Jemy pikir mereka akan akur setelah lama tidak bertemu tapi t

  • SURVIVAL LOVEĀ Ā Ā BAB 57 KEJUTAN

    Jemy baru terbangun ketika samar-samar mendengar suara keributan di luar. Adam sudah tidak ada di sampingnya. Jemy meraih jam kecil di atas nakas yang terletak tepat tempat di sebelahnya. Nampaknya ia memang bangun kesiangan, padahal biasanya Adam suka menggangunya jika bangun lebih dulu. Jemy turun pelan-pelan dari ranjang karena curiga sepertinya ada suara langkah kaki yang naik turun tangga. Jemy kenal suara langkah kaki suaminya dan tidak seberisik itu. Ia sempat meraih gelang karet di samping kalender untuk mengikat rambut sekenanya kemudian segera berjalan keluar dengan langkah pelan-pelan. Alangkah terkejutnya Jemy karena ketika ia baru membuka pintu kamar dia melihat Erica dengan gaun cantik dan langsung kaget menyapanya."Kau sudah bangun?" Bukan pertanyaan dia cuma terlihat heran dengan wujud adik perempuannya.

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status