Share

Diam atau Mati

Tiba di salah satu hotel miliknya di Corpus Christi, Zen langsung mendapat sambutan dari anak buahnya. Arthur, melangkah paling depan menyambut sang tuan yang tampak babak belur. Meski samar, namun raut khawatir itu masih bisa dilihat oleh Zen.

"Berhenti menatapku seperti itu, Art! Aku tidak akan mati hanya karena luka kecil seperti ini," ujar Zen.

Pria itu terus melangkah. Bahkan saat melewati Arthur, dia sama sekali tidak berniat berhenti sekadar untuk membuat tangan kanannya itu merasa tenang.

"Berapa banyak yang Anda hadapi, Tuan?" tanya Arthur.

Tak perlu diminta, tangan kanan Zen itu lantas memutar badan mengikuti langkah kaki tuannya menuju lift untuk menuju ke ruang kerja Zen di lantai teratas hotel tersebut.

"Tujuh." Zen berhenti di depan pintu lift, menunggu pegawai yang sigap memberi akses pada Zen untuk memasuki lift. "Dalam dua serangan," lanjut Zen seraya melangkah masuk ke dalam lift begitu pintu berwarna silver itu terbuka.

Membalik

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status