Home / Romansa / SWEET MY LOVE (INDONESIA) / 5 - Rencana Gila Miko

Share

5 - Rencana Gila Miko

Author: Jezlyn
last update Last Updated: 2021-03-24 22:33:35

Merasa sudah malam dan perempuan manja itu tidak juga keluar kamar membuat Regan sedikit khawatir. Pasalnya bertemu terakhir saat sore hari pas perempuan itu terjatuh. Regan pun langsung menelepon salah satu asisten rumah tangga yang di rumah untuk ke apartemen agar membersihkan apartemennya serta untuk memasak makan malam nanti.

“Bi, tolong kamu ketuk kamar Ziva.”

“Baik, Den.”

Bi Minah akhirnya menurut perintah sang majikan. Dia mengetuk pintu kamar Ziva yang tertutup rapat.

Tok. Tok. Tok.

“Non, Non Ziva. Buka pintunya Non, makan malam.”

“Ziva nggak makan,” sahutnya lirih.

Sudah mendapat respon membuat Bi Minah kembali ke arah meja makan untuk melaporkan.

“Katanya nggak mau makan.”

Regan langsung berdecak kesal. “Ya sudah, makasih Bi. Sekarang Bibi bisa kembali ke rumah Bunda.”

“Baik, Den. Permisi.”

Saat sudah tidak ada siapapun membuat Regan bertekad ke arah kamar Ziva. Regan mengetuk dengan tidak sabaran karena mendengar penolakan dari perempuan kecil itu.

“Ziva! Bukan pintunya, makan!”

“Aku nggak makan.”

“Buka pintunya atau aku dobrak nanti.”

Sengaja Regan mengancam seperti itu agar Ziva takut. Dan ancaman dirinya berhasil dengan Ziva yang sudah membuka pintu kamar saat ini.

Terdapat keanehan di wajah Ziva yang tampak pucat. Regan yang merasa khawatir langsung mengenyahkan perasaan itu.

“Makan!”

Ziva menggeleng dengan lemah.

“Ck! Mau disuapi, hah? Aku lupa kalau kamu emang masih suka disuapin. Celine pernah mengatakan ini sama aku.”

Ziva yang diam saja membuat Regan semakin khawatir. Apalagi jika dipancing ledekan seperti ini pasti perempuan kecil ini akan kesal dan mengumpatinya.

“Kepalaku pusing,” cicitnya.

“Kamu sakit?”

Tangan kekar Regan pun langsung mengecek suhu tubuh Ziva di keningnya. Sedikit hangat dan itu membuat Regan khawatir. Apa efek jatuh bisa demam?

“Ya sudah minum obat. Tapi makan dulu.”

Ziva menggeleng lemas.

“Dasar manja! Tunggu di sini.”

Regan langsung berjalan menuju ke meja makan. Ia mengambil nasi dan lauk pauk lengkap untuk perempuan kecil manja itu.

Melihat Ziva yang masih berdiri membuat Regan segera menuntunnya ke dalam kamar. Regan menyuruh Ziva duduk di pinggir ranjang dengan ia yang mencoba menyuapi perempuan manja ini.

Seumur-umur ini Regan pertama kali menyuapi seorang perempuan. Saat pacaran dengan Celine saja ia tidak pernah suap-suapan seperti ini. Dan sekarang dirinya sedang menyuapi seorang gadis. Sialan! Kalau begini terasa menjadi sugar daddy.

“A,” titah Regan tegas.

Ziva menggeleng pelan. “Aku mau tidur.”

“Makan dulu terus minum obat.”

Terus disodori sendok membuat Ziva membuka mulut. Ziva menerima suap demi suap makanan dari tangan Regan hingga habis setengah. Merasa sudah kenyang pun membuat Ziva angkat tangan.

Regan lupa membawa air hingga membuatnya keluar mengambil air dan obat. “Minum.”

Ziva diam saja sambil matanya melihat obat demam di tangan Regan. Pasalnya Ziva tidak bisa minum obat tablet dalam bentuk utuh seperti itu. Ia bisa minum obat harus sirup atau puyer.

“Aku nggak bisa minum tablet,” katanya.

“Hah? Maksudnya?”

“Digerus dulu,” tambahnya.

“Shiiit!” umpat Regan mendengar permintaan bocah kecil ini yang memang banyak maunya.

Tak ingin nanti suhu tubuhnya naik membuat Regan langsung keluar kamar mengambil dua buah sendok untuk menggerus obat itu.

Setelah menjadi puyer baru Regan suapkan kepada Ziva. Regan benar-benar merasa menjadi seorang daddy saat ini.

“Ya sudah tidur sana, kalau besok masih sakit tidak usah berangkat ke kampus.”

Ziva tak menghiraukan ocehan Regan yang selalu bernada ketus itu. Apalagi tidak ada lembut-lembutnya sama sekali jika berbicara kepadanya. Ziva lebih memilih memejamkan mata untuk menghindari tatapan elang Regan.

Di saat akan beranjak dari pinggiran ranjang, terdengar getaran ponsel Ziva yang memang diletakkan di atas nakas. Ekor mata Regan menangkap id caller yang memanggil.

‘My Love,’ batin Regan dengan senyum kecutnya.

Merasa tidak ada urusan lagi membuat Regan segera keluar kamar Ziva. Entah kenapa id kontak itu sangat mengganggu pikirannya malam ini.

“Sial!” umpat Regan kesal.

***

Pagi ini seperti biasa. Ziva sudah bersiap-siap untuk berangkat ke kampusnya. Tubuhnya yang masih terasa nyeri pun ia abaikan. Apalagi semalam setelah minum obat ia langsung tertidur begitu pulas.

Banyak sekali missed call dan chat pesan dari Miko yang membuatnya merasa bersalah. Semalam Miko benar-benar merasa khawatir akan kondisinya. Kekasih yang baik itu seperti Miko yang selalu khawatir akan kondisinya tidak seperti iblis neraka alias Regantara Abimana.

Tepat membuka pintu kamar, Ziva berpapasan dengan Regan yang seperti habis olahraga dengan melihat pakaian yang dikenakannya itu.

Melihat penampilan Regan membuat Ziva meneguk salivanya sendiri. Tangan berotot dan dadanya yang lebar membuat terlihat begitu maco juga sangat jantan.

“Sudah sembuh?”

“Aku nggak sakit. Semalam cuma anget aja nggak demam.”

“Oh … yasudah. Sopir udah stand by di lobby.”

“Hmm.”

Ziva langsung melangkah melewati Regan yang masih berdiri dengan keringat di sekujur tubuhnya. Ia melihat perempuan kecil itu yang sudah hilang dibalik pintu apartemen.

Tangan Regan langsung mengambil ponsel dan mengetikkan pesan kepada orang suruhannya itu. Regan memerintahkan orang untuk mengawasi pergerakan Ziva juga Miko di kampus.

Ziva yang sudah di jalan menuju kampus hanya diam membisu kala seluruh tubuhnya masih terasa nyeri juga sakit. Bahkan perutnya kini terasa sangat lapar karena belum sarapan.

Merasa sudah tak memiliki uang membuat Ziva bingung. Ia ingin meminta kepada papanya namun kasihan karena sang papa sudah banyak beban hidup selama ini. Ziva pun memutuskan akan bekerja paruh waktu.

Saat sampai di kampus, Ziva tidak langsung menuju kelas. Ia langsung berjalan ke arah tempat Miko duduk bersama teman-temannya.

“Mikooo,” panggil Ziva lirih.

“Hai honey,” sahut Miko tersenyum lebar. Miko pun melambaikan tangan agar Ziva segera mendekat ke arahnya.

“Gila gila gila kalian berdua. Salut sama lo pokoknya berani panggil sayang ke istri orang,” ujar Rio. Teman kelas Miko dan tongkrongannya.

“Ck! Pria tua itu saja yang merebut Ziva dari gue. Lagian Ziva kan emang tercipta untuk Miko seorang.”

Ziva tersenyum dan tersipu malu saat Miko mengatakan itu di depan para teman-temannya.

“Lagian Ziva juga akan cerai kok nanti. Iyakan Honey?”

Ziva mengangguk sambil tersenyum.

“Kok bisa lo nggak cinta sama Regan tapi nikah sih?” kini giliran Idhar teman Miko juga yang bertanya.

“Ceritanya panjang,” sahut Miko cepat. “Pokoknya gue tinggal nunggu perceraian Ziva aja, sih. Ya mungkin sebulan lagi bisa kan, ya? Entar aku bantu cari pengacara buat kamu, ya,” lanjut Miko sambil mengecup pipi Ziva.

Ziva yang memang sudah sangat mencintai Miko hanya mengangguk setuju. Ziva juga tak malu menunjukkan kemesraan didepan publik bersama Miko. Soal ancaman Regan tak ia pedulikan.

“Entar malam nonton aku futsal, ya?” ujar Miko kepada Ziva. “Soalnya kalau ditonton kamu mendadak jadi semangat,” lanjutnya yang langsung mendapat sorakan Rio juga Idhar.

“Dasaaar kadal,” seru Rio mendengar Miko menggombali Ziva.

“Pasti. Kalau gitu aku ke kelas dulu, ya. Sebentar lagi mulai.”

“Bye Honey.”

Miko melambaikan tangan kepada Ziva. Miko kembali bersama teman-teman nongkrongnya itu membahas perempuan kampus yang gampang sekali dibawa oleh Om-Om.

“Eh, Ngab, lo udah bobolin si Ziva belum, sih?’ tanya Rio.

“Belum lha anjir. Dia itu masih perawan.”

“Tapikan dia udah nikah sekarang. Pastikan mereka ena-ena anjir.” Rio pun mengeluarkan pendapatnya.

“Enggak! Mereka nikah di atas kertas doang. Ziva udah cinta banget sama gue.”

“Bobolin Ngab cepetan,” dukung Idhar.

“Penginnya gitu, tapi nanti deh nunggu momen yang tepat. Saben mau bobolin tuh anak pasti nolak terus. Bilangnya entar aja kalau udah nikah. Yaudah gue ikuti aja, tapi gue yakin sebentar lagi bakalan gue bobol itu gawang,” ujar Miko yakin.

“Mau kita bantu nggak?” Idhar pun menepuk bahu Miko sambil menatap licik. “Obat lah Ngab.”

“Bener banget anjir, tapi gue pengin Ziva yang minta duluan.”

“Nah itu dia, kalau diobat pasti entar dia yang gelisah dan terangsang sendiri.”

Miko tampak berpikir keras mendapat usulan ide Idhar yang memang otaknya begitu cabul. Ponselnya saja banyak sekali video bokep. Bisa dikatakan dia raja bokep.

“Skuy lah.” Miko setuju dengan usulan ide gila Idhar. Ia kini berpikir mengajak Ziva ke tempat yang enak untuk menggarap kekasihnya itu agar aman dari siapa pun.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • SWEET MY LOVE (INDONESIA)   100 - Happily Ever After [TAMAT]

    Setelah lima hari kerja, kini Regan mengajak Ziva dan keluarganya untuk berkunjung ke makam Celine. Regan ingin melakukan ziarah ke makam perempuan yang dulu sempat dekat dengannya. Regan ingin memperbaiki semua agar hidup kedepannya lebih enak.Dan, kini di sinilah Regan bersama sang keluarga saat ini. Mengunjungi makan Celine sambil mendoakan untuk perempuan itu. Regan bahkan mengucapkan permintaan maaf terus karena menuruti keinginan Celine saat itu. Meski semua telat, namun pria itu tetap saja merasa bersalah.“Tidak usah disesali, sayang. Semua itu sudah pilihan Kak Celine.” Kini Ziva mengusap punggung sang suami—mencoba menenangkan dan menguatkan jika apa yang terjadi untuk pembelajaran ke depannya.Regan tersenyum tipis, ia pun menggenggam telapak tangan Ziva erat. “Celine, kini aku sudah hidup bahagia bersama adikmu. Bahkan kita berdua sudah dikaruniai anak yang sangat menggemaskan. Namanya Abbizar, dia anak yang lucu. Andai kamu

  • SWEET MY LOVE (INDONESIA)   99 - Nikah Resmi

    Regan dan Ziva kini pergi ke kantor unit agama untuk meluruskan semua data pernikahannya yang sangat berantakan. Semua itu disebabkan oleh Regan, dan pria itu kini sangat begitu gentle untuk menangani dan bertanggung jawab atas semua perbuatannya di masa lalu.Seluruh keluarga Abimana, dan kedua orangtua Ziva pun ikut mengantar anak-anak mereka yang akan meresmikan hubungan pernikahan ini ke tahap yang lebih kuat lagi.Jika selama ini mereka berdua hanya resmi menjadi suami istri yang sah di mata agama, kini mereka akan meresmikan agar sah di mata negara—terlebih Abbizar saat ini membutuhkan akta kelahiran.“Boleh nikah ulang enggak?” tanya Ziva, berbisik.Regan mengerutkan kening bingung. “Maksudnya?”“Kan, selama ini kita nikah siri, jadi biar tambah sah lagi aku pengin kita nikah ulang di sini. Kamu melakukan ijab qobul lagi di sini. Lagian kemarin nikah pakai data yang salah, dan enggak ada persiapan

  • SWEET MY LOVE (INDONESIA)   98 - Belajar Jadi Orang Tua

    Ziva kini sudah dipindahkan kembali ke ruang rawat inapnya bersama sang bayi. Bahkan, Ziva merasa takjub melihat tembok kamar rawat inapnya terdapat beberapa balon yang menempel disertai tulisan sambutan untuk sang anak.“Ini siapa yang dekor?” tanya Ziva.“Bunda sama Mama,” jawab Regan.“Mama sudah sampai sini?”“Iya, mereka lagi pada makan di kantin rumah sakit. Katanya laper pas nungguin kamu lama di ruangan bersalin tadi.”Ziva tersenyum meringis mendengar penjelasan dari Regan. “Iya, tadi jahitan dulu. Terus aku IMD, habis itu dicek dan diperiksa ke seluruh tubuh—memastikan tidak terjadi apa-apa.”“Terus sekarang sudah sehat gitu?”“Iya sehat, tapi seluruh badanku pegal semua.”Kini Regan membantu Ziva dari kursi roda menuju ke ranjang rawat inapnya. Perawat yang mendorong box bayi itu langsung pamit pergi setelah tugasnya selesai.

  • SWEET MY LOVE (INDONESIA)   97 - Proses Melahirkan

    Pilihan untuk menginap di rumah sakit sudah sangat tepat. Hal yang ditakutkan oleh Maya bahkan kini terjadi. Menantunya—Ziva—mengalami kontraksi berulang—hingga akhirnya dia mengalami flek. Hal itu langsung dilaporkan oleh Maya agar diperiksa oleh dokter yang ternyata sudah memasuki pembukaan satu.Maya terus memijit pinggang Ziva yang merasakan pegal luar biasa. Menantunya terus menangis tersendu-sendu karena merasakan sakit sekaligus mulas yang sangat luar biasa hebat. Bahkan Ziva merasakan lima menit sekali perutnya terasa mulas yang amat begitu mulas.“Tarik napas, ya,” kata Regan, pria itu kini bahkan membolos kerja karena dari semalam istrinya sudah merasakan tidak enak—hingga membuat Ziva tidak bisa tidur dan memilih berjalan mondar-mandir seperti setrikaan.Dan, benar saja pas pagi dia mengalami flek saat ingin buang air kecil—hingga akhirnya dinyatakan sudah pembukaan satu. Namun, Ziva menolak saat dokter ingin

  • SWEET MY LOVE (INDONESIA)   96 - Kontraksi

    Saat ini di rumah Maya sedang ada tukang untuk merenovasi kamar yang tidak digunakan untuk menjadi kamar cucunya nanti. Maya sibuk bertemu arsitek untuk mendekor kamar calon cucunya itu. Tak lupa juga dia sibuk bertemu desain interior agar kamar cucunya menjadi begitu bagus, nyaman, dan sempurna.Maya pun setuju untuk menggabungkan dua ruangan menjadi satu. Semua ini tentu saja atas ide sang arsitek karena memang Maya menginginkan kamar yang luas untuk calon cucunya. Jadi, di dalam ruangan kamar itu akan ada konsep untuk area bermain bayi dan tempat duduk santai sang ibu jika sedang menyusui. Maya ingin memberikan kenyamanan sang cucu dan menantunya.“Bun, apa enggak terlalu besar kamarnya jika dua ruangan itu digabung?” tanya Ziva, tidak enak hati karena anaknya akan disambut begitu berlebihan oleh keluarga Regan.“Tidak sayang, ini sudah cocok untuk kamu dan cucuku nanti. Jadi dia bisa tidur dan bermain nanti di kamar. Soalnya bayi usia enam

  • SWEET MY LOVE (INDONESIA)   95 - Lelaki Terbaik

    Malam ini Ziva tengah merendam kakinya yang bengkak dengan air hangat yang dicampur garam. Entah ini mitos atau fakta yang pasti ia hanya mengikuti saran dari sang mama.“Gimana? Sudah kempes?” tanya Regan, memastikan jika kaki sang istri akan kempes dalam waktu seketika.“Belum.”Regan mengangguk-angguk dengan tangan yang sibuk memegang ponsel. Pria itu tengah mencari tahu semua keluhan yang dialami wanita hamil di internet. Regan membaca-baca soal keluhan itu hingga menemukan kasus yang serupa—yang dialami sang istri.“Kata internet itu hal yang wajar sayang. Di sini dijelaskan karena adanya peningkatan cairan dan darah yang diproduksi.”Ziva hanya tersenyum lembut mendengar semua penuturan dari sang suami. Pasalnya hal itu sudah dijelaskan secara mendetail oleh dokter kandungannya. Dan, Ziva pun sudah mendapatkan solusi dari dokter kandungan agar posisi tidur lebih tinggi kaki dibanding kepala. Namun, na

  • SWEET MY LOVE (INDONESIA)   94 - Tujuh Bulanan (Mitoni)

    Hari ini adalah hari yang begitu spesial untuk Ziva. Hari yang sudah sangat dia tunggu-tunggu sejak tiga bulan yang lalu. Ya, karena hari ini adalah jadwal kepulangan suaminya dari dinas luar kota. Ziva bahkan merasa deg-degan sendiri saat mendengar telepon bunda Maya dengan Regan yang mengatakan sudah sampai bandara dan sedang dalam perjalanan ke rumah.Entah kenapa ia merasa seperti anak ABG yang baru merasakan jatuh cinta. Hatinya deg-degan, bahkan kedua telapak tangannya dingin, perasaannya sangat gugup.“Kamu kenapa gugup begitu?” tanya Maya, tersenyum penuh arti.“Deg-degan, Bun,” jawab Ziva jujur.“Gugup mau ketemu misua, hm?” ledek Maya, terkekeh.Ziva langsung mesam-mesem sendiri mendengar ledekan sang bunda. Terlebih ibu mertuanya itu sangatlah paham bahasa anak-anak muda zaman sekarang. Awalnya Ziva terkejut, namun saat melihat interaksi ibu mertuanya dengan para teman-temannya di mall yang mengobrol d

  • SWEET MY LOVE (INDONESIA)   93 - Saling Diuji Kesetiaannya

    Ziva pikir jika ucapan suaminya waktu itu hanya bercanda semata atau ajang balas dendam karena ulahnya. Namun, ternyata dia benaran ingin bekerja selama tiga bulan ke luar kota.Ada kesedihan yang mendalam di lubuk hatinya saat ini. Terlebih ia saat ini sedang membantu mengemasi beberapa pakaian kerja sang suami untuk dibawa ke kota Malang besok pagi.Melihat suaminya selesai telepon dengan sekertarisnya membuat Ziva tersenyum getir. Regan langsung duduk di pinggiran ranjang sambil sibuk mengotak-atik ponselnya saat ini. Ziva yang melihat itu langsung menghampiri dan segera memeluknya erat.“Aku pasti akan kangen banget sama kamu,” ucapnya lirih.Regan pun langsung menjatuhkan ponselnya di atas ranjang. Ia segera membalas pelukan sang istri. Mengusap punggungnya dengan sangat lembut. “Aku juga pasti akan lebih kangen.”“Jangan selingkuh! Jangan lupain aku! Awas aja kalau ketahuan main sama perempuan lain. Aku enggak ma

  • SWEET MY LOVE (INDONESIA)   92 - Ngidam Ala Sultan

    Hampir satu mingguan ini sifat Ziva sangatlah manja kepada Regan. Terlebih perempuan itu merengek terus menerus agar keinginannya untuk makan nasi padang akan segera dikabulkan. Namun, pikiran Ziva salah. Pria itu justru tidak mewujudkannya dengan dalih itu hanya mitos saja jika anaknya kelak akan ileran.Masih dengan wajah yang cemberut, Ziva masih memunggungi posisi Regan yang duduk di sampingnya.“Sudahlah Regan turutin saja keinginan istrimu,” dukung Maya.Ziva mengangguk-angguk menyetujui ucapan ibu mertuanya. Lain hal dengan pria itu yang justru menggeleng kuat.“Warung nasi padang banyak, Bun. Ngapain jauh-jauh ke kota Padangnya. Di Jakarta juga banyak.”“Tuh, kan, Bun! Anak Bunda ini kurang peka.” Ziva kembali merajuk dan terus mencari bala dukungan dari Maya yang selalu memihaknya. “Biarin aja nanti anaknya ileran. Kalau pergi kemana-mana anaknya ngiler sampai panjang lima meter. Dia juga nanti yan

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status