SAAT DOA SI MISKIN DIIJABAHBAB 9"Tunggu Al, ibu bungkusin dulu makanan sisa aqiqahan tadi.""Gak usah bu, aku gak mau dianggap menjilat ludah sendiri," tolak Aliyah."Ibu bukan memberimu, tapi anakmu, dan ini dari ibu bukan kakakmu, jadi tak boleh ditolak, biar nanti kakakmu ibu yang atasi."Mau tidak mau Aliyah menuruti kemauan ibunya, karena baginya ibunya adalah malaikat tak bersayapnya.Aliyah kini sudah membawa kotak perhiasan pemberian ibunya dan juga rantang tiga susun dengan isi makanan yang tadi ditukar isinya oleh Rita, saat Aliyah hendak pulang ke rumahnya, tiba tiba Rita masuk ke dalam rumah dan melewatinya, tapi sedikit pun Aliyah tidak mempedulikannya, saat Aliyah sudah berada di pintu depan, kakaknya tiba-tiba nyeletuk."Lihat deh, Mik, enak ya, udah bawa pulang perhiasan ibu, di tambah lagi bawa pulang makanan mewah. Yaiyalah secara mana mampu suaminya membelikan itu semua, mental pengemis mah tetep aja pengemis, gak usah sok punya harga diri.""Iya kak, kalau aku m
SAAT DOA SI MISKIN DI IJABAHBAB 10"Makasih untuk semua pengorbananmu, Mas janji, tenaga dan sebisa mungkin membahagiakanmu. Kamu melakukannya agar Mas sehat selalu, dan kelak tua kita hanya tinggal menikmati hasilnya saja," ucap Amar sembari mengecup pucuk kepala istri."Makasih juga atas tanggung jawab dan kerja kerasnya, aku bahagia cinta," Aliyah sembari memeluk suaminya tersebut.******Pagi ini Aliyah berniat untuk ke toko emas, dia berencana untuk menjual salah satu perhiasan yang diberikan padanya, juga perhiasan milik kedua saudaranya. karena sudah dua hari kedua saudaranya tersebut tidak juga menebus perhiasan miliknya.Aliyah yang ditemani sang suami dan kedua anaknya, mereka pun menuju pasar dengan motor milik Amar. Akan tetapi, kedua anak Aliyah dan Amar tetap sangat antusias sekali.Bahagia itu sederhana, tidak perlu mewah, asal dipenuhi dengan rasa syukur, maka bahagia akan selalu tertanam di hati.Begitu juga dengan Keluarga kecil Aliyah, Aliyah dan Amar selalu mengaj
SAAT DOA SI MISKIN DI IJABAH BAB 11 "Bahagia tidaknya Aliyah, itu biar Aliyah yang rasakan pak, Aliyah yang menjalani dan Aliyah yang menikmati, Aliyah ini juga sudah menjadi seorang istri dan orangtua. Jika menurut bapak, ibu wajib patuh pada bapak karena bapak suaminya, begitu juga denganku, aku juga wajib patuh pada mas Amar karena dia suamiku!" ucapan telak dari Aliyah membuat pak Darto terdiam. "Maaf pak, Aliyah mau pulang, Rani dan Yuli sendirian di rumah, Aliyah pamit dulu, assalamualaikum," ucap Aliyah sembari menyalami tangan pak Darto sedang pak Darto hanya menatapnya tanpa bisa berkata kata. **** Hampir dua minggu sudah hari berlalu, dan ini adalah hari terakhir pesanan jualan Amar kepada para pelanggannya di lokasi syuting, karena hari ini adalah hari terakhir mereka melakukan pekerjaan mereka di desa itu. Seperti biasa juga, Aliyah membantu Amar mempersiapkan dagangannya, sedangkan kedua buah hatinya sedang tidur siang. Saat akan menata dagangannya di gerobak, tiba
SAAT DOA SI MISKIN DI IJABAH BAB 12 "Aaaaaaaa, bunda tolong!" Rani berteriak sembari meronta, kakinya yang menggantung berusaha menendang nendang Aldo, tapi percuma karena tentu saja tenaga Aldo lebih kuat darinya yang hanya seorang bocah kecil "Lepaskan dia br*ngs*k!" Bugh bugh bugh,,,,, Tiba tiba datang Amar dari luar, Amar memukuli Aldo tanpa ampun hingga Aldo tersungkur dan babak belur. Rani yang sudah terlepas dari cengkraman Aldo pun mendekati Aliyah, mereka saling berpelukan. "Rani, kamu gak papa nak?" tanya Aliyah pada Rani yang kini sudah memeluknya. "Rani gak papa bun, untung Ayah datang ya bun." Aliyah mengangguk, sedangkan Yuli sedari tadi hanya menyaksikan kejadian itu dari belakang pintu dapur rumah Aliyah. "Bren*s*k, berani kau sakiti anakku, dari awal aku mencoba bersabar meskipun kalian sudah menghina keluargaku, tapi jika sampai kau sakiti mereka jangan tanya namaku, akan ku habisi kau!" hardik Amar pada Aldo setelah di rasa puas menghajar nya. Sedangkan A
SAAT DOA SI MISKIN DI IJABAH BAB 13 "Kau menghina bapakmu! Dasar durhaka!" hardik pak Darto. "Lalu sebutan apa yang pantas untuk orang tua yang zalim sama anaknya, asal bapak tau, itu rumahku, wilayah pribadiku, mau aku baru mandi kek mau aku tidak berjilbab kek lalu apa masalahnya sama kalian! Yang jadi masalah, untuk apa Aldo datang ke rumahku siang siang. Sedangkan dia tau jika pada waktu siang mas Amar tidak ada di rumah, dan lagi apa kamu tau Mika? Suamimu itu yang merayuku, katanya banyak kok kakak dan adik ipar yang bermain gila. Suamimu mengajakku berselingkuh, pria seperti itukah yang mau kamu bela?" ucap Aliyah sinis. "Dengan aku yang kakak iparnya saja dia berani mengajak bermain gila, tidak menutup kemungkinan di luaran sana dia sudah bermain gila dengan banyak wanita rendahan," "Jangan hina suamiku, dia tidak seperti itu, kau saja yang kegatelan. Niatmu menggoda suamiku karena duitnya banyak sedangkan suamimu kere, iya kan!" ejek Mika. "Cih, kelakuan kalian sungguh
SAAT DOA SI MISKIN DI IJABAH BAB 14 "uhuk uhuk uhuk." Amar tersedak mendengar penuturan Aliyah, bergegas Aliyah memberikan minum pada suaminya. "Pelan pelan dong mas makannya," "Mas kaget dek, ngomong-ngomong kamu yang benar dek, jangan suudzon nanti fitnah," ucap Amar setelah batuknya hilang. "Ishh mas nih, mana mungkin aku fitnah orang, aku sendiri kok tadi yang lihat mereka, aku juga sempet ngobrol sama merek. Malah si perempuan itu namanya Siska, dia mengaku kalau dia sama kak Raka mau menikah. Padahal kak Raka pamitnya ke kak Rita kerja rupanya malah main serong, kamu awas aja kalau kayak dia mas," ancam Aliyah pada Amar. "Hahahahaha, kamu ini ada ada saja, ya gak mungkinlah aku begitu, lagian siapa yang mau sama mas dek. Cuma seorang tukang mie ayam, bisa beristrikan kamu yang cantik aja mas udah bersyukur. Udah ah, lanjut makan aja, ntar keburu dingin gak enak lagi makanannya." "Tapi mas, menurut mas apa perlu aku beritahu kak Rita?" "Tapi menurutmu apa kakakmu akan perc
"Hahahahahahahhaa, ya ampun fitnah apalagi ini, hahahahha, aduh, kakak ini bikin perutku jadi sakit." Aliyah sengaja tertawa mengejek kakaknya."Kok kamu malah tertawa? Sekarang mana uang yang mas Raka kasih tadi, kembalikan, itu bukan hak kamu.""Kak Rita, kak Rita, makanya punya otak dipake biar gak malu maluin, mana ada aku malak kak Raka, lagian untuk apa aku malak dia, aku tidak merasa kekurangan uang hingga harus memeras orang, asal kakak tahu, aku mergokin kak Raka lagi jalan sama selingkuhannya. Bahkan, mereka berniat menikah, tadinya aku kasihan sama kakak tapi setelah melihat kakak begini aku jadi miris, miris sama otak kakak yang gak pernah di pake untuk berfikir jernih," ucap Aliyah sinis."Lagian kalau memang aku berniat memeras suamimu dan jika suamimu benar tidak selingkuh untuk apa dia harus bersusah payah mengeluarkan sejumlah uang tutup mulut, berarti perbuatannya itu kan membenarkan jika dia berselingkuh di belakangmu, buka mata dan otakmu agar tidak seenaknya bicar
ini Aliyah sudah duduk, dia menatap ke arah Amar, kemudian tangannya memegang kepala Amar."Ini semua, berkat kerja keras dan doa kita, dan ingat jika kita sudah sukses nanti jangan pernah lupakan asal usul kita. Jangan pernah kita dongakkan kepala kita ke atas sehingga kita lupa dengan yang di bawah, dan yang paling penting sebanyak atau sedikit apapun rezeki yang kita terima selalu tanamkan rasa syukur di hati kita," ucap Aliyah menatap kedua mata suaminya.Cup. Sekilas Aliyah pun mengecup bibir Amar, lalu setelahnya Aliyah pun berpaling, menyembunyikan muka bersemu merahnya dari suaminya."Kok cuma sebentar, lagi dong, yang lama sedikit," ucap Amar berusaha menggoda istrinya itu. Ucapan Amar sukses menambah warna merah di pipi Aliyah hingga kentara sekali, karena memang kulit Aliyah berwarna putih."Ih, mas apaan sih, malu tau kalau di dengar anak anak," ucap Aliyah yang kini sudah menutup muka dengan telapak tangannya."Kan anak anak ada di atas, sedangkan pintu ruko udah di tut