Rita berbicara dengan berapi-api. Emosi yang sudah lama ia pendam pada Vivi keluar sudah. Perasaan Vivi yang ia jaga bertahun-tahun lama nya kini terpaksa ia lontarkan. Habis sudah kesabarannya menghadapi anak dari almarhumah adiknya itu. Meskipun Rita tidak menampik jika dahulu memang Rita sempat berbuat jahat pada Aliyah dan Amar juga kedua anaknya. Akan tetapi, setidaknya Rita sudah benar-benar sadar juga kedua anak Rita ia didik dengan benar dan kini kedua anaknya menjadi anak yang penurut. Lalu, apa kurangnya kasih sayang yang Aliyah dan Amar berikan pada Vivi? Tidak! Tidak ada kurangnya mereka memberikan itu semua. Rita sebenarnya juga sadar jika semua ini terjadi juga karena adanya hasutan dari Aldo. Tapi, apakah sebagai seorang yang sudah beranjak dewasa Vivi tidak bisa berpikir jernih? Orang yang sudah memberinya air susu justru ia balas dengan memberinya air tuba. Sungguh ironis memang. "Vivi harus bagaimana agar mendapatkan maaf dari kalian semua. Vivi iri setiap kali
Teng teng teng ….Mie ayam miiii ..." Suara Amar si tukang mie ayam terdengar lantang.Hal tersebut dilakukan agar para pelanggannya tahu jika dirinya tengah lewat. Setiap pukul satu siang, Amar selalu menjajakan dagangannya keliling. Baik itu di kampungnya sendiri maupun di kampung tetangga. Amar akan pulang jika dagangannya habis, atau misalkan belum habis maksimal pukul sepuluh malam, maka Amar akan memutuskan untuk pulang dan menyedekahkan sisa dagangannya.Amar memiliki dua orang anak perempuan dari seorang istri bernama Aliyah. Sedangkan, kedua anaknya bernama Rani dan Yuli.Sedangkan, Aliyah istrinya, adalah seorang wanita solehah, Aliyah seorang istri yang penurut dan tidak banyak menuntut, oleh sebab Nitu biarpun saat ini keuangan mereka sedang tidak baik. Tidak mengurangi rasa sayang dan hormat Aliyah pada Amar suaminya. Aliyah senantiasa setia membantu suaminya untuk membuat dan menyiapkan dagangan suaminya ketika malam.Sebelum memutuskan untuk menjalani usaha mie ayam ta
"Hanya kata kalian? Kalau menurut kalian uang segitu kecil, lantas kenapa kalian meminjam padaku dan suamiku! Dasar memang kalian tak tau diri. Aku menolong kalian karena kita ini saudara, tapi inikah balasan kalian padaku terlebih lagi suamiku, jika memang mnurut kalian uang segitu tidak berarti, AKU MINTA UANG ITU DIKEMBALIKAN SEKARANG JUGA! karena si miskin ini sangat membutuhkannya"Ya, ya gak bisa gitu dong, kemarin 'kan bilangnya kalau sudah ada uangnya baru di kembalikan." jawab Rita sembari menggaruk kepalanya yang tidak gatal."Kenapa gak bisa? Bukannya kata kalian uang segitu gak ada artinya tapi, bagiku si miskin ini, uang segitu sangat berarti, jadi cepat kembalikan sekarang juga uangnya!" tegas Aliyah pada Kedua saudaranya."Kakak ini apa-apaan sih, uang segitu aja diminta, namanya juga kita saudara, jadi wajib tolong menolonglah."Aliyah membulatkan matanya kala mendengar penuturan adiknya Mika yang tidak tahu malu itu."Apa katamu? Wajib tolong menolong sesama saudara?
Sedangkan Mika dan Rita yang ditunjuk dan ditagih hutang seperti itu seketika berwarna merah mukanya menahan malu. Karena Rita sudah terlanjur berkoar koar pada tetangga jika acara aqiqahan ini adalah uang yang diberi oleh suaminya.Aliyah berjalan dengan langkah panjangnya, tangan kirinya memegang Rani anak sulungnya, sedangkan tangan kanannya memegang Yuli anak bungsunya. Aliyah berjalan sembari menggerutu. Dia masih tak habis pikir dengan kedua saudaranya itu, baginya urusan rumah tangganya adalah urusan dia dengan suaminya sendiri. Meskipun sekarang miskin toh selama ini dia dan suaminya tidak pernah menyusahkan orang, susah dan senang Aliyah dan Amar rasakan sendiri.Setibanya Aliyah di rumah ternyata suaminya Amar juga sudah ada di rumah, hal itu membuat Aliyah keheranan karena ini masih sore, baru sekitar jam lima sore. Sedangkan suaminya baru saja berangkat tadi setengah dua siang tadi.Tergesa-gesa Aliyah menghampiri suaminya, karena dirinya khawatir terjadi sesuatu pada suam
Setelah kepergian Bi Marni, Aliyah masuk kembali ke dalam rumahnya dan menunggu kepulangan suaminya dari masjid."Ada apa ya Bapak manggil aku sama Mas Amar kesana?" gumam Aliyah.Tidak lama kemudian, Amar pulang dari masjid, dan Aliyah pun menyampaikan perihal dipanggil Bapak untuk datang ke rumah orang tuanya.Setelah bersiap-siap, Aliyah dan Amar bergegas menuju rumah pak Darto. Tidak lupa juga mereka mengajak kedua anaknya. Mereka ke rumah Pak Darto dengan menggunakan motor satu satunya milik mereka. Meskipun sudah butut tapi, mesinnya masih bagus karena Amar rajin merawatnya.Setelah sampai di pelataran rumah Pak Darto, Amar memarkirkan motornya di sebelah mobil mobil milik saudara istrinya dan juga orang tuanya. Sungguh pemandangan yang kontras, satu motor butut berjejer dengan tiga mobil mewah."Assalamualaikum," ucap Amar, Aliyah dan kedua anaknya serempak. Di sana sudah ada Pak Darto, Bu Sri, Mika dan Aldo, juga Rita yang tanpa suaminya. Karena suaminya katanya sedang ada p
"Dengar Aliyah, sekali kamu melangkah keluar dari rumah ini, aku tidak akan menganggapmu anakku lagi, dan akan kucoret namamu dari daftar ahli warisku nanti!" ancam Pak Darto pada Aliyah. Akan tetapi, Aliyah tidak mendengarkannya, Aliyah dan Amar saling menggenggam tangan satu sama lain. Kemudian mereka pergi tanpa menghiraukan makian Pak Darto, tak lupa juga mereka mengajak kedua anaknya pergi dari tempat terkutuk itu.Sesampainya di rumah, Aliyah dan Amar masuk ke dalam kamar mereka, sedangkan kedua anaknya menonton televisi.Begitu pintu kamar sudah ditutup, Aliyah langsung menghambur ke pelukan suaminya, dia menangis sesenggukan di dada bidang suaminya. Amar dengan sabar mengelus punggung istrinya itu, dia berusaha menenangkan istrinya. Sebenarnya dia pun sama, rasanya ingin marah sejadi-jadinya tapi, dia sadar yang dia hadapi adalah orang tua dari istrinya. Jadi, dia lebih memilih menahan emosinya."Sudahlah, Dek, kamu gak usah dengarkan ucapan Bapak, mungkin saja dia lagi banya
SAAT DOA SI MISKIN DI IJABAHBAB 6Rupanya Rita tidak amanah, setelah kepergian Bu Sri dia bukannya langsung mengantarkan makanan itu, melainkan memasukkan kembali makanan itu pada tempatnya semula, dan lebih parahnya lagi, dia hanya memberikan bumbu rendang saja dengan beberapa lengkuas, kuah soto ayam saja dengan hanya berisikan taburan daun seledri dan kuah ayam kecap yang hanya berisikan sereh."Rasakan ini, enak saja mau makan enak, ini semua aku beli pakai uangku, dipikir gratis, kalau mau makan enak ya beli. I ini memang pantas untuk orang miskin seperti kalian!" umpat Rita pada rantang itu, Setelah mengganti makanan di dalam rantang. Rita pun bergegas untuk menuju ke rumah Aliyah, baru menjejakkan kakinya keluar dapur, Rita bertemu dengan Mika."Mau kemana, Kak?" tanya Mika keheranan melihat Kakaknya menenteng rantang."Ini mau ku antar ke rumah Aliyah.""Ngapain Kakak ngasih mereka makanan? Mana pantes mereka makan makanan mewah begitu," protes Mika pada Kakaknya."Sssssttt
SAAT DOA SI MISKIN DI IJABAH BAB 7 "Iya iya maaf, aku cuma takut aja di pukul lagi sama Kak Aliyah." "Udah, nanti Kakak minta bantuan Bapak, Bapak kan sekarang berada di pihak kita, pasti Bapak mau bantu." Mika hanya menganggukkan kepalanya mendengarkan rencana Rita. ******* Di lain sisi, di rumah Aliyah, Rani anaknya memanggil Bundanya karena sudah tak sabar ingin mencicipi makanan yang diberikan Budenya tadi. "Bunda! Bunda dimana?" "Ya, Sayang, Bunda di belakang, sini, Nak!" seru Aliyah dari belakang rumahnya. "Bunda, ini tadi di kasih makanan sama Bude Rita, ayo kita makan Bun, aku udah lapar." "Bude Rita? Kapan dia kesini?" ucap Aliyah mengernyitkan dahi karena tak biasanya Kakaknya itu berkunjung ke rumahnya. "Barusan, Nda," jawab polos Rani. "Terus mana Bude Ritanya?" "Udah pulang Nda, Bude Ratih kesini cuma mau antar ini aja,bNda, yuk kita makan, aku sudah lapar karena mencium bau harum makanan di dalam rantang." Aliyah tergelak mendengar celotehan anak sulungnya i