Share

Tingkah Ibu

Bab 8 Tingkah Ibu

Mas Akbar kembali masuk ke dalam rumah setelah berteriak, mungkin untuk mengambil jaket miliknya.

Dia kembali dengan tergesa, namun aku tidak peduli dan lebih memilih untuk mengemudikan kendaraan itu seorang diri dan membelah jalanan malam. Tangis air mata mewarnai perjalananku kali ini.

Di mobil ini untuk pertama kalinya aku menangisi hidupku.

Banyak yang kutangisi, banyak yang kusesali, dan lebih banyak lagi yang kuratapi. Betapa rasa sakit itu bersemayam di dalam dadaku.

Di pinggir jalan yang sepi, kupukul kemudi berkali-kali. Setir yang tidak berdosa jadi melampiaskan kekesalanku kali ini.

Tega kamu, Mas! Kamu bersenang-senang dengan bahagianya, sementara aku merasakan kesedihan berlarut-larut akibat ulah ibumu.

Tok tok tok.

Reflek aku mendongak ketika mendengar ketukan dari kaca mobil.

Apa jangan-jangan itu pencuri, mengingat aku berhenti di tempat yang sepi?

Aku tidak tahu.

"Dina, buka pintunya, Sayang. Kita harus bicara!"

Aku melirik ke samping, Mas
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status