Share

Penyesalan

Brakk! Erlan membanting pintu rumah Reni.

"Pak sabarlah, mungkin Ibu Pak Erlan masih bergabung. Sudahlah jangan marah-marah terus."

"Aku malas selalu dipojokkan, Ren."

"Iya aku tahu Pak. Sabar ya." Reni menenangkan Erlan.

Erlan berjalan ke arah kamar, sedangkan Reni ke dapur membuat kopi. Terdengar suara barang jatuh cukup keras dari arah kamar, disusul suara dentingan beberapa alat yang berjatuhan, membuat Reni terkejut.

"Pak ...!"

Reni memanggilnya, namun, tak ada jawaban, seketika kamar terasa hening membuat perasaan Reni mulai tidak enak.

Khawatir terjadi sesuatu pada Erlan, Reni berjalan cepat kearah kamar, tampak tubuh Erlan yang tersungkur dilantai, dengan mata tertutup.

"Ya Tuhan, Pak Erlan!"

Reni menghampirinya, langsung meraih kepalanya dan meletakkannya di atas pangkuan, Reni berusaha tenang ia tahu jika Erlan lagi banyak masalah. Meskipun hati sangat cemas.

"Pak! Ayo ke ranjang." Panggilnya pelan.

Ia hanya mengangguk.

"Kau sakit, Pak?" tanya Reni lagi

Erlan memegang ke
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status