Share

16 A. Telanjur Sakit

“P-pak, tolong jangan buat masalah ini makin—”

Ocehan Ibu yang disambil dengan cucuran air mata itu pun langsung dibantah oleh Pak Hanan, “Diam Anda!”

Aku ikut tersentak mendengar bentakkan bosnya Mas Rian tersebut. Malah aku yang merasa sangat malu dan tak sanggup untuk memperhatikan raut muka Ibu. Masalah ini terasa makin pelik pastinya bagi Mas Rian sekeluarga.

“Laki-laki penjudi seperti ini terus Anda bela? Sebagai seorang ibu, otak Anda ditaruh di mana?” Pak Hanan menunjuk-nunjuk pelipisnya dengan muka menyeringai.

Kulihat sekilas, Ibu tak bisa berbuat apa-apa lagi. Dia menangis sesegukkan sambil menutupi wajahnya dengan lengan kanan. Ada rasa puas di hatiku melihat orang yang tadi sibuk mencaci maki diriku, kini terpuruk hancur.

“Rian, kamu saya pecat!” Pak Hanan menuding muka Mas Rian.

Suamiku pun kini ikut menangis. Air matanya sebak membasahi wajah yang pucat pasi serta luka-luka itu. Apakah a
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status