Share

15 B. Aku Mohon

“M-maaf,” gagap Bapak gelagapan sambil tertunduk lesu.

Bapak dan Ibu sekarang kompak menunduk sambil menaruh kedua tangan mereka di depan. Keduanya tak berkutik sama sekali. Jangankan melawan, sekadar mendelik saja, kelihatannya mereka gentar.

Mas Rian yang telah berganti pakaian menjadi piyama lengan pendek warna biru milik rumah sakit itu kelihatan pucat sekali. Kulihat, di pelipis kanannya juga ada luka lecet yang berwarna cokelat, mungkin karena dibubuhi betadine. Ekspresi suamiku sangat memelas, seperti minta untuk dimaafkan.

“Jadi, aku mau tanya ke kamu, Rian. Tolong jawab jujur. Kalau tidak, anak buahku, Elia, tak akan segan membocorkan kepalamu!” Pak Hanan menuding wajah suamiku dengan telunjuknya.

Suamiku makin tersudut. Lelaki itu kian ketakutan dengan kedua mata yang dia pejamkan rapat. Ibu bapaknya kelihatan tidak terima dan sekarang malah saling pandang.

“Duit tiga puluh juta itu, sebenarnya buat ap
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status